Reaksi Baim Wong Disorot, Blak-blakan Pemuda Asal Palestina Sebut Jakarta Surga Dibanding Gaza
Diceritakan Uday, masyarakat Gaza sesungguhnya tak bisa melihat dunia secara utuh. Sebab, jalur keluar masuk dari dan ke Gaza ditutup Israel.
Bahkan sebagian besar warga Palestina tidak bisa memilih makanannya sendiri lantaran tak punya uang.
"Orang di sana tidak bisa memilih makanan," ucap Uday.
"Makanannya apa ?" tanya Baim Wong.
"Bisa makan roti dan teh saja setiap hari. Karena mereka tidak punya uang untuk membeli makanan. Dan tidak bisa membeli daging. 1 tahun 1 kali di Idul Adha," pungkas Uday.
Kondisi serba sulit dan dipenuhi teror itu nyatanya tak membuat warga Palestina kendur akan ketaatan.
Sebab warga Palestina nyatanya banyak yang menjadi hafiz Al Quran.
Termasuk Uday yang sudah hafal Al Quran.
Ya, diceritakan Uday, anak-anak Palestina sudah diwajibkan menghafal Al Quran sejak usia 3 tahun.
Sehingga ketika usia 15 tahun, mayoritas anak-anak Palestina sudah hafal Al Quran.
"Apa semua orang bisa menghafal Al Quran ?" tanya Baim Wong.
"Iya. Karena dari kecil harus setiap hari pergi ke masjid. Dari umur 3-4 tahun pergi ke masjid setelah maghrib sampai isya. 1 jam harus hafal setengah halaman kertas (di Al Quran). Sampai umur 15-16 tahun, hafal semua," ungkap Uday.
Perjuangan Paramedis di Gaza, Palestina
Razan diketahui menjadi orang Palestina ke-119 yang dibunuh oleh pasukan Israel sejak protes mulai menyeruak agar hak Palestina untuk kembali ke rumah mereka setelah diusir dari tahun 1948 kembali.
Dengan berita kematiannya, Razan bisa menjadi salah satu contoh bahwa menjadi paramedis relawan di Gaza memang tidak mudah.
Meski mereka punya niat suci untuk menyelamatkan korban dari luka akibat serangan.