VIDEO Driver Ojol Kehilangan Motor karena Dihipnotis, Pakar Hipnoterapi Berikan Penjelasan Ilmiah
Kejadian di atas merupakan satu contoh hipnosis yang di alami dalam kehidupan sehari-hari.
Agus melanjutkan, hipnosis juga dapat diartikan sebagai proses menurunkan gelombang otak yang dapat diukur dengan menggunakan alat Elektroensefalografi (EEG)
"Orang yang dihipnosis itu, dia memang terjadi penurunan gelombang otak."
"Mulai dari, beta kemudian turun ke alpha kemudian ke teta. Jadi orang hipnosis itu antara alpa dan teta, jadi berada di situ pikirannya," bebernya.
Agus menilai, hipnosis merupakan fenomena biasa yang bisa terjadi oleh siapa saja dan kapanpun.
Termasuk, proses membukanya critical area berlangsung secara alamiah, dan itu terjadi berkali-kali dalam hidup manusia.
Untuk memudahkan, Agus memberikan contoh hipnosis dapat dialami seseorang.
"Ada seseorang nonton sinetron, pernah lihat orang nonton sinetron? Ada nggak dia ikut nangis? Gara-gara pemain utamanya menangis mati atau tersiksa?"
"Kenapa bisa menangis? itu akibat informasi yang ia peroleh dari menonton sinetron itu," ucapnya.
Kejadian di atas merupakan satu contoh hipnosis yang di alami dalam kehidupan sehari-hari.
Emosi yang ditampilkan dalam tayangan atau adegan sinetron, mampu membuka critical area orang yang menontonnya, dan menyampaikan informasi ke alam bawah sadarnya.
"Masuknya ke pikiran bawah sadar, dia tidak bisa membedakan bahwa itu fiktif," tandasnya.
Faktor terbukanya critical area
Ilustrasi pikiran bawah sadar
Ilustrasi pikiran bawah sadar (https://pixabay.com/)
Agus menjelaskan, terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan critical area atau pintu pikiran bawah sadar terbuka.
Alumnus Universitas Negeri Malang ini mengatakan, kuncinya ada di proses komunikasi, terutama komunikasi yang melibatkan emosional, baik komunikasi secara verbal maupun non verbal.