Saat Pertempuran Di Hutan Kalimantan, Pasukan Inggirs Kaget Lihat Kemampuan Kopassus

Meski dalam jumlah sedikit, Kopassus tetap mampu mengalahkan musuh yang lebih banyak dan berperalatan lebih canggih.

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
Tribun Jateng/Suharno
Para prajurit Kopassus Grup II Kandang Menjangan. 

TRIBUNJAMBI.COM - Peristiwa ini terjadi di hutan Kalimantan pada 1964, dan merupakan ujian berat bagi Kopassus.

Meski dalam jumlah sedikit, Kopassus tetap mampu mengalahkan musuh yang lebih banyak dan berperalatan lebih canggih.

Pada saat itu, Komando Pasukan Khusus yang masih bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) memberangkatkan tim kecil ke Kalimantan.

Pemilihan BPD Rasa DPRD, Kisah Calon BPD Merangin dari Pasang Baleho Hingga Traktir di Warung Kopi

Simak Cara Mendapatkan Bantuan BLT UMKM Sebesar Rp 2,4 Juta Dari Pemerintah

Mobil Bekas Rp 25 Jutaan - Toyota Kijang Rover, Corolla, BMW, Suzuki Esteem, Nissan, Daihatsu

tribunnews
Prajurit Kopassus (Instagram)

Tim itu diberangkatkan dalam rangka Operasi Dwikora, untuk konfrontasi dengan Malaysia.

Tak di sangka, dua pasukan elite itu bertemu di pedalaman rimba Kalimantan.

 

 

Akhirnya, RPKAD bertempur melawan pasukan elite Inggris.

Kopassus mempunyai sejarah panjang dalam pertempuran.

Satu di antaranya saat 'bertemu' pasukan elite Inggris SAS yang disebut-sebut terhebat di dunia.

Itu terjadi pada 1961-1966, saat meletus konfrontasi Indonesia dan Malaysia.

Kondisi itu memicu konflik bersenjata di perbatasan, baik berupa penyusupan pasukan gerilya maupun pasukan reguler.

Tindakan militer untuk menggempur Malaysia dikumandangkan Presiden Soekarno, di depan rapat raksasa di Jakarta pada 3 Mei 1964.

Presiden Soekarno mengumumkan perintah Dwi Komando Rakyat (Dwikora).

Poin pertama, pertinggi ketahanan revolusi Indonesia. Kedua, bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Serawak dan Sabah untuk menghancurkan Malaysia.

tribunnews
Ilustrasi pasukan SAS Inggris. (Intisari)

Komando tempur Dwikora dipercayakan kepada Panglima Angkatan Udara, Laksamana Madya Omar Dhani, yang menjabat sebagai Panglima Komando Siaga (KOGA).

Tugas yang dibebankan kepada KOGA adalah mempersiapkan operasi militer terhadap Malaysia.

Sebagai Panglima KOGA, Omar Dhani bertanggung jawab langsung kepada Panglima Tertinggi ABRI/KOTI, Presiden Soekarno.

Penyusupan ke perbatasan

Tapi sebelum KOGA dibentuk, aksi penyusupan yang dilancarkan sukarelawan Indonesia sudah berlangsung cukup lama.

Operasi penyusupan yang dilakukan Indonesia ke wilayah perbatasan Malaysia, sesungguhnya merupakan operasi berbahaya.

Musuh yang dihadapi merupakan pasukan reguler terlatih dan berpengalaman di berbagai medan perang.

Saat itu, militer Malaysia didukung Inggris dan negara-negara persemakmurannya, seperti Selandia baru dan Australia.

Pasukan itu tidak bisa dihadapi pasukan gerilya TNI yang menyamar dan mengunakan persenjataan terbatas.

Dalam kondisi itu, gerilyawan Indonesia yang terdiri dari sukarelawan, harus menghadapi pasukan Gurkha dan SAS Inggris yang sudah sangat berpengalaman dalam pertempuran hutan.

 

Selain itu, garis perbatasan Malaysia-Indonesia yang panjangnya sekira 1.000 Km, juga tidak mungkin diamankan hanya oleh pasukan gerilya.

Kondisi itu mungkin tidak terpikirkan Presiden Soekarno yang sedang bersemangat setelah sukses merebut Irian Barat lewat Trikora.

Tapi, bagi Panglima Angkatan Darat, Letnan Jenderal Achmad Yani, situasi medan tempur di perbatasan sangat merisaukannya.

Hal itu menjadi pikirannya, kendati Angkatan Darat sudah mengirim Batalyon II RPKAD untuk mengamankan perbatasan.

tribunnews
Kisah Operasi Kopassus di Papua, Misi Bebaskan 5 Anggota Koramil yang Seminggu Dikepung Pemberontak (IST)

Seperti dilansir dari buku Benny Moerdani: Tragedi Seorang Loyalis, Letjen Ahmad Yani segera memanggil personel andalan RPKAD yang sukses memimpin perang gerilya di Irian Barat, Mayor Benny Moerdani.

Aksi penyusupan

Tugas yang kemudian dibebankan kepada Benny Moerdani adalah segera berangkat ke Kalimantan Utara dan mengorganisasi cara menangkal aksi penyusupan pasukan Inggris.

Karena tugas Benny merupakan misi rahasia, setibanya di Kalimantan Utara tim tidak menggunakan identitas prajurit RPKAD.

Benny yang berangkat langsung dari Cijantung hanya membawa tim kecil.

Tujuan operasi penyusupan tim kecil Benny Moerdani adalah mengamati rute-rute penyerbuan yang nantinya bisa dipakai induk pasukannya.

Kawasan yang pertama kali menjadi daerah operasi Benny Moerdani dan timnya di Kalimantan Utara adalah sebuah dusun kecil yang berlokasi di seberang perbatasan Serawak-Kalimantan Barat.

Setelah sesuai dengan sasaran yang diserbu oleh RPKAD dan satuan lainnya, pasukan kecil Benny terus melaksanakan tugas secara berpindah-pindah.

Taktik penyamaran

Selama melaksanakan misi pengintaian dan penyusupan di perbatasan, meskipun pada saat itu ABRI sudah secara terang-terangan membantu gerilyawan TNKU, tim kecil itu selalu harus melaksanakan taktik penyamaran.

Sesuai kebijakan yang diambil pimpinan ABRI masa itu, Benny Moerdani memperoleh identitas baru sebagai seorang sukarelawan dan memakai seragam TNKU.

Nama yang tertulis di kartu anggota TNKU tetap Moerdani, tapi dia dijadikan warga masyarakat Kalimantan Selatan, kelahiran Muarateweh, kota kecil yang berada di tepi Sungai Mahakam.

Bersama personel TNKU yang dipimpinnya, Benny Moerdani kemudian mulai melancarkan perang gerilya terhadap pasukan Inggris.

tribunnews
Prajurit Kopassus ()

Pasukan TNKU yang berintikan prajurit RPKAD yang sudah berpengalaman tempur itu langsung menunjukkan taring, kendati musuh yang dihadapi merupakan pasukan elite SAS.

Penyergapan dan tawanan SAS

Dalam suatu serangan penyergapan di pedalaman Kalimantan Timur yang berhutan lebat, pasukan gerilya TNKU berhasil menawan satu orang musuh, menembak mati satu orang lagi, sementara dua musuh berhasil melarikan diri.

Dari total musuh yang tertangkap sebanyak empat orang, bisa dipastikan itu merupakan anggota pasukan elite SAS yang sedang menyusup.

Peristiwa tertawannya satu anggota pasukan SAS itu segera disampaikan kepada Letjen Ahmad Yani.

Karena merupakan peristiwa sangat penting, diperintahkan oleh Ahmad Yani, anggota SAS yang tertawan dan terluka cukup serius itu segera dikirim ke Jakarta guna kepentingan propaganda.

Bukti adanya pasukan SAS yang tertawan, jelas akan membuat pemerintah Inggris mengambil sikap terhadap kebijakan militernya di perbatasan Kalimantan-Malaysia.

Tapi karena kurangnya alat transportasi dan sarana kesehatan, anggota SAS yang tertawan ternyata meninggal sebelum dikirim ke Jakarta.

Mayat anggota SAS itu terpaksa dikuburkan di tengah hutan Kalimantan. Hanya dog tag dan persenjataannya yang dikirim ke Jakarta sebagai barang bukti.

Kemampuan Kopassus:

Operasi Militer Perang (OMP):
- Direct Action serangan langsung untuk menghancurkan logistik musuh
- Combat SAR, Anti Teror
- Advance Combat Intelligence (Operasi Inteligen Khusus)

Viral Balita Mabuk Dicekoki Miras Tiga Gelas, Ayah Enggan Lapor Polisi Karena Pelakunya Adalah Bos

Pake AXIS, Belajar Online Tambah Seru? #KenapaNggak

Politikus PKS Sindir Ahok Setelah Pertamina Alami Kerugian, Ungkit Pernyataan BTP Dulu

Operasi Militer Selain Perang (OMSP)
- Humanitarian Asistensi (bantuan kemanusiaan)
- AIRSO (operasi anti insurjensi, separatisme dan pemberontakan)
- Perbantuan terhadap kepolisian/pemerintah
- SAR Khusus serta Pengamanan VVIP

Baca kisah-kisah Kopassus dan pasukan elite TNI di Tribunjambi.com. (*)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved