Berita Nasional

Gatot Nurmantyo Blak-blakan 'Perselisihan' dengan Ryamizard Ryacudu, Sebut Pernah Menentang Perintah

Gatot Nurmantyo Blak-blakan 'Perselisihan' dengan Ryamizard Ryacudu, Sebut Pernah Menentang Perintah

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kolase/Tribun Jambi
Gatot Nurmantyo dan Ryamizard Ryacudu 

TRIBUNJAMBI.COM - Sempat viral desas-desus yang menyebutkan bahwa Gatot Nurmantyo dan Ryamizard Ryacudu bermusuhan akhirnya terjawab.

Mantan Panglima TNI Jenderal TNI Purn Gatot Nurmantyo, baru-baru ini memberikan pengakuan yang mengejutkan.

Gatot mengaku menolak tawaran jadi Menteri Pertahanan ( Menhan) yang ditawrkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Saat itu dirinya mengaku jabatan yang ditawarkan adalah Menteri Pertahanan ( Menhan)

Karena satu dan lain hal ia menolak menggantikan posisi Ryamizard Ryacudu ketika itu.

Dan menariknya Gatot juga blak-blakan mengaku pernah menolak perintah Menhan Ryamizard Ryacudu.

tribunnews
Menhan Ryamizard Ryacudu (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Pengakuan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo itu kali pertama dilontarkan dalam tayangan eTalk Show di TvOne, Kamis (20/8/2020).

Lantas, seperti apa rekam jejak mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan pengakuannya berikut ceritanya ?

Nama Gatot Nurmantyo jelas tidak asing lagi di telinga khalayak.

Sebelum menjadi Panglima TNI dengan masa jabatan 8 Juli 2015 – 8 Desember 2017, Gatot Nurmantyo pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ke-30.

Berikut rekam jejak Gatot Nurmantyo sebagaimana dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel 'Sosok Gatot Nurmantyo, Eks Panglima TNI Kini jadi Deklarator KAMI, Sempat Masuk Bursa Pilpres 2019'

1. Karier di TNI

Gatot Nurmantyo adalah lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1982 dan berpengalaman di kecabangan infanteri baret hijau Kostrad.

Karier pria kelahiran Tegal 13 Maret 1960 di dunia militer terbilang cukup cemerlang.

Sebelum ditarik ke Jakarta, Gatot Nurmantyo pernah berdinas di Papua menjadi Komandan Kodim 1707/Merauke kemudian Komandan Kodim 1701/Jayapura.

Setelah pindah ke Jakarta, karier Gatot Nurmantyo semakin menanjak.

Ia pernah menjadi Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (Kodiklat), Panglima Komando Daerah Militer V/Brawijaya, dan Gubernur Akademi Militer.

Kemudian pada 2013, ia diangkat menjadi Panglima Komando Cabang Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) ke-35.

Setahun menjabat Pangkostrad, Gatot Nurmantyo menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) pada 2014–2015.

2. Calon tunggal Panglima TNI

Puncaknya, Gatot Nurmantyo dipilih oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon tunggal Panglima TNI.

Nama Gatot diusulkan Jokowi ke DPR pada 9 Juni 2015.

Setelah lolos dalam uji kepatutan dan kelayakan di DPR, Gatot dilantik menjadi Panglima TNI menggantikan Moeldoko yang pensiun pada 1 Agustus 2015.

Gatot Nurmantyo resmi pensiun pada 31 Maret 2018.

Sebelum pensiun, posisinya digantikan oleh Marsekal Hadi Tjahjanto yang saat itu menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Udara.

Ia tercatat menjadi prajurit TNI selama 36 tahun sejak 1982.

3. Ikut latihan Kopassus

Ada kisah menarik saat Gatot Nurmantyo dilantik KSAD pada 25 Juli 2014.

Sebagai jenderal bintang empat di TNI Angkatan Darat, Gatot Nurmantyo sebenarnya berhak mendapatkan brevet kehormatan dari Kopassus.

Namun, dia menolak. Dikutip dari Tribun Kaltim, Gatot Nurmantyo hanya mau meraih baret merah Kopassus dengan usaha sendiri, yakni ikut latihan resmi.

Ya, Gatot Nurmantyo tak pernah lupa pada keinginan ibunya yang menginginkan dirinya menjadi anggota Kopassus.

Gatot memang pernah mendaftar untuk menjadi anggota Kopassus, tapi gagal.

Tak lama setelah dirinya dilantik, Gatot Nurmantyo terjun mengikuti latihan pendidikan komando bersama prajurit lainnya.

Tak ada keistimewaan. Ia minta diperlakukan sama seperti siswa lainnya.

Jalan terjal itu dilalui Gatot saat usianya sudah menginjak 55 tahun.

Ingat Hadi Pranoto yang Viral Karena Obat Covid-19 dengan Anji? Kabarnya Memprihatinkan Saat Ini

Pasien Covid-19 di Jambi Bertambah Lagi 8 Orang, Hari Ini 147 Orang Dirawat

Bansos Covid-19 dari Kemensos akan Dilanjutkan, Pemkab Sarolangun Bakal Rapat Dulu

"Pesan ibu itu menjadi mimpi saya. Saya harus menempuh latihan ini (Kopassus)," kata Gatot Nurmantyo.

"Yang paling berat adalah ketika saya nyebrangi Cilacap ke Nusakambangan, itu malam hari. Berenang, bawa senjata, bawa ransel, pakai sepatu, pakaian lengkap."

"Setelah selesai latihan, saat itu juga masih pakaian loreng kotor saya pergi ke makam ibu saya, saya lapor bahwa saya sudah melaksanakan tugasnya," kenang Gatot.

4. Masuk bursa capres-cawapres di Pilpres 2019

Setelah tak lagi menjadi perwira TNI aktif, nama Gatot santer disebut dalam berbagai lembaga survei calon presiden atau wakil presiden pada Pilpres 2019.

Dikutip dari Kompas.com, hasil survei nasional Poltracking Indonesia sempat menyebut Gatot dinilai oleh publik sebagai figur yang paling tepat mendampingi Joko Widodo pada Pilpres 2019.

Selain itu, nama Gatot Nurmantyo juga masuk daftar cawapres mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Namun, saat itu Gatot Nurmantyo secara tak langsung menyiratkan dirinya akan berkiprah di dunia politik.

Puncaknya, Gatot Nurmantyo memastikan dirinya tidak memihak kubu manapun dalam Pilpres 2019.

Gatot juga mengklarifikasi, dia tidak menyatakan dukungan terhadap pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Hal itu dikatakan Gatot saat dikonfirmasi terkait fotonya yang tertera di spanduk dan baliho milik tim pemenangan Prabowo-Sandi di Solo, Jawa Tengah.

"Yang jelas, untuk saat ini saya netral dan baik dengan semua, karena ditanya baik memilih pemimpin kita," ujar Gatot kepada Kompas.com, Minggu (13/1/2019).

Tolak Jabatan Menhan dari Jokowi

Baru baru ini Gatot Nurmantyo kembali jadi sorotan setelah pengakuannya pernah menolak tawaran Jokowi menjadi menteri.

Saat itu dirinya mengaku jabatan yang ditawarkan adalah Menteri Pertahanan ( Menhan).

Karena satu dan lain hal ia menolak menggantikan posisi Ryamizard Ryacudu ketika itu.

Dilansir TribunWow.com, hal itu Gatot sampaikan saat diundang dalam tayangan eTalk Show di TvOne, Kamis (20/8/2020).

Dalam kesempatan itu Gatot juga membantah dirinya memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.

Mantan Pangkostrad itu menegaskan dirinya bersikap netral saat pilpres.

Awalnya hal itu disinggung presenter Wahyu Muryadi.

"Pada last minute kayaknya Anda menentukan sikap politiknya untuk berpihak kepada paslon capres nomor 02 (Prabowo-Sandiaga), betul ya?" tanya Wahyu Muradi.

Ia membantah kehadirannya dalam acara pasangan calon tersebut berarti dukungan.

"Saya datang ke sana kampanye enggak? Saya bicara kebangsaan itu," tegas Gatot Nurmantyo.

"Sampeyan 'kan milih 02 to? Diumumkan itu," tanya Wahyu lagi.

"Kok bisa tahu? Di dalam bilik kok," jawab Gatot mengelak.

Wahyu lalu melontarkan sindiran sikap narasumbernya ini seolah menunjukkan keinginan menduduki jabatan menteri.

"Kayaknya masih pengen jadi menteri. Pengen jadi menteri enggak?" ungkit mantan Juru Bicara Kepresidenan Abdurrahman Wahid itu.

Gatot tidak menampik dirinya memang pernah ditawari jabatan menteri untuk menggantikan Ryamizard Ryacudu.

"Saya pernah ditawari, zamannya Pak Jokowi, menjadi Menteri Pertahanan menggantikan Pak Ryamizard," ungkap mantan Pangkostrad ini.

Meskipun mengapresiasi tawaran itu, Gatot menegaskan ia menolak.

"Saya nolak. Saya bilang, 'Tidak ada satu pun Panglima TNI bermimpi menjadi menteri pertahanan, tetapi sisa waktu saya di Panglima TNI saya akan menularkan tentang moral dan etika'," paparnya.

Ia mengungkapkan alasannya menolak jabatan tersebut.

Ia menjelaskan sebelumnya merasa selalu terkesan bertentangan dengan menteri pertahanan yang saat itu menjabat.

Gatot beralasan ada perintah yang sempat ia tentang dari menteri pertahanan ketika itu.

"Selama ini di media seolah saya bermusuhan dengan menteri pertahanan karena saya diajak latihan di Laut China Selatan dengan tentara China, saya tidak mau," paparnya.

"Itu saya membela pemerintah, karena pemerintah mengatakan di Laut China Selatan harus kondusif. Kalau latihan 'kan enggak kondusif. Makanya kayak marah gitu, padahal enggak ada apa-apanya," jelas Gatot.

Oleh karena itu, ia merasa harus menolak tawaran Jokowi karena tidak ingin terkesan menginginkan jabatan.

"Kalau saya terima, seolah-olah kalau kamu ingin jabatan sogok atasanmu supaya atasanmu digantikan," ungkap Gatot.

Lihat videonya mulai dari awal:

Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Gatot Nurmantyo Bantah Bermusuhan dengan Ryamizard Ryacudu, Akui Pernah Tentang Perintah Menhan

Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul 'Permusuhan' Gatot Nurmantyo & Ryamizard Ryacudu Terjawab, Gatot Akui Pernah Tentang Perintah Menhan, https://pekanbaru.tribunnews.com/2020/08/26/permusuhan-gatot-nurmantyo-ryamizard-ryacudu-terjawab-gatot-akui-pernah-tentang-perintah-menhan?page=all


NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved