Dengar Utang PLN Sudah Hampir Rp 700 Triliun, Mulan Jameela: "Cukup Mengagetkan dan Tidak Sehat"

Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Mulan Jameela, mempertanyakan posisi utang PT PLN (Persero) yang sudah mencapai Rp 694,7 triliun.

Editor: Nani Rachmaini
(KOMPAS.com/Haryantipuspasari)
Anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra R Wulansari alias Mulan Jameela di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/10/2019). 

TRIBUNJAMBI.COM - Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Mulan Jameela, mempertanyakan posisi utang PT PLN (Persero) yang sudah mencapai Rp 694,7 triliun. Menurutnya, utang tersebut berpotensi mengganggu kinerja perusahaan pelat merah tersebut.

Mulan mengatakan, berdasarkan data laporan keuangan kuartal I-2020, total utang yang dimiliki PLN terdiri dari utang jangka pendek sebesar Rp 157,7 triliun dan utang jangka panjang Rp 537 triliun.

“Dengan kondisi keuangan seperti ini tentu saja cukup mengagetkan dan tidak sehat,” katanya, dalam gelaran Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI, Selasa (25/8/2020).

VIDEO Viral, Anak Down Syndrome Malah Jadi Bahan Tertawaan Pengunjung Restoran Ini, Netizen Geram

Dua Bulan Jadi Buronan, Pelaku Curanmor Diringkus Polsek Kota Baru Mengaku Pernah Dipenjara

Lebih lanjut, Mulan menyebutkan, utang tersebut dilakukan PLN untuk melakukan pembiayaan terhadap program pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 35.000 Mega Watt (MW).

Dengan adanya utang tersebut, Mulan mempertanyakan komitmen PLN dalam menyediakan listrik bagi masyarakat, tanpa perlu adanya kenaikan tarif listrik.

“Dengan kondisi seperti ini apakah bisa PLN menjamin ketersediaan listrik nasional tanpa harus menaikkan listrik tarif listrik kepada masyarakat,” tuturnya.

“Apa langkah yang dilakukan PLN untuk mengatasi dan membayar utang tersebut,” tambah Mulan.

VIDEO Bu Tejo Viral, Siti Fauziah Sempat Menangis Dibully Warganet

Ruas Tol Pertama di Aceh Diresmikan Presiden Jokowi, Jalur Sigli-Banda Aceh

Merespon hal tersebut, Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini, memastikan pihaknya akan menjaga kondisi keuangan perseroan dengan baik.

“Kami sangat paham dengan itu (utang) dan memang situasi seperti ini komitmen kami adalah menjaga sustainibility keuangan PLN terjaga dengan baik,” katanya. (kompas.com)

Utang Indonesia di Angka 408,6 Miliar Dollar AS pada Kuartal II 2020

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Jelang Hari Kemerdekaan ke-75 pada 17 Agustus 2020 mendatang, Indonesia mencatat peningkatan utang luar negeri (ULN) jadi sebesar 408,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekira Rp 5.924 triliun (kurs Rp 14.500) per akhir kuartal II 2020.

Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, utang ini terdiri dari ULN sektor publik atau pemerintah dan Bank Sentral sebesar 199,3 miliar dolar AS dan ULN sektor swasta, termasuk BUMN senilai 209,3 miliar dolar AS.

"ULN Indonesia tersebut tumbuh 5 persen dibanding periode sama tahun lalu (year on year/yoy). Lebih tinggi juga dibanding pertumbuhan kuartal I 2020 sebesar 0,6 persen (yoy)," ujarnya, Jumat (14/8/2020).

Onny menjelaskan, peningkatan utang tersebut disebabkan oleh transaksi penarikan neto ULN, baik ULN pemerintah maupun swasta.

Pasutri di Kediri Pasang Tarif Rp 700 Ribu untuk Layanan Seks Bertiga Sejak 2 Tahun Lalu

Pilihan Mobil SUV Mesin Diesel - Mitsubishi Pajero, Chevrolet Captiva, Toyota Fortuner

Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berkontribusi terhadap peningkatan nilai ULN berdenominasi rupiah.

"ULN pemerintah mencatat peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Posisi ULN Pemerintah pada akhir kuartal II 2020 tercatat sebesar 196,5 miliar dolar AS atau tumbuh 2,1 persen (yoy). Sedangkan, pada kuartal sebelumnya mengalami kontraksi 3,6 persen (yoy)" kata Onny.

Peningkatan ULN pemerintah, lanjutnya, terjadi seiring penerbitan sukuk global untuk memenuhi target pembiayaan, termasuk satu seri green sukuk untuk mendukung pembiayaan perubahan iklim.

Sementara itu, Onny menambahkan, ULN swasta juga mengalami peningkatan dibandingkan kuartal sebelumnya yakni tumbuh 8,2 persen pada kuartal II (yoy).

"Pertumbuhan itu lebih tinggi dibanding dengan kuartal sebelumnya sebesar 4,7 persen (yoy). Perkembangan ini disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan, sedangkan ULN lembaga keuangan tercatat kontraksi," pungkasnya.

Tiningsih: Dia Harus Bayar Air Susu Saya, Ibu di Lombok Digugat Anak Soal Warisan

Luna Maya Ngaku Ogah Cari Pangeran Hati Cuma Karena Rupa dan Harta

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jelang Hari Kemerdekaan, Utang Indonesia Nyaris Sentuh Rp 6.000 Triliun, 
Penulis: Yanuar Riezqi Yovanda
Editor: Anita K Wardhani

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved