Intel Kopassus Menyamar Menjadi tukang Durian Selama Setahun, Banyak Cerita Saat Lakukan Penyamaran
Anggota Kopassus ini mencari informasi di lapangan, kemudian mengirimkannya ke markas.
TRIBUNJAMBI.COM - Pada 2003, Kopassus mengirimkan intelijen tempur Sandhi Yudha ke wilayah Aceh.
Sersan Badri (nama samaran) merupakan intelijen andal pasukan elite TNI AD.
Namun, tugas yang dilakukan Sersan Badri bukan hal mudah. Intelijen Kopassus ini ibarat masuk kandang harimau, dengan risiko setiap saat bisa saja dimangsa.
Sebelum melakukan penyamaran, telah dibuat rencana rapi untuk masuk ke lingkaran utama Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
• Kenali Ciri Ciri Udang yang Masih Segar, Awas Jangan Tertipu Harga Murah
• Download Lagu MP3 Sholawat Nabi dari Nissa Sabyan Full Album, Video Religi Terbaru 2020 Habib Syech
• Jaksa Agung Pastikan Seluruh Tahanan Aman, Termasuk Djoko Tjandra dan Jaksa Pinangki
Peru diketahui, intelijen terbagi dua jenis, intelijen sipil dan militer. Masing-masing memiliki tugas dan peranan berbeda.
Hanya beberapa negara di dunia yang memiliki pasukan intelijen tempur super rahasia, di antaranya Kopassus.
Keberadaa anggota intelijen Kopassus sulit diungkap.
Bagi pasukan ini, kerahasiaan merupakan napas utama.
Berkat informasi intelijen tempur Kopassus, banyak operasi berhasil dengan gemilang.
Satu di antaranya penyelesaian pertikaian bersenjata di Aceh beberapa tahun lalu.
Kisah-kisah menarik pasukan elite TNI memang tak sedikit yang luput dari perhatian publik.
Satu di antaranya kisah Sersan Badri (bukan nama sebenarnya), anggota satuan intelijen Sandhi Yudha Kopassus.
Sersan Badri ditugaskan untuk masuk ke lingkaran utama Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 2003.
Sebelum ditumpas habis, GAM sempat berulah beberapa kali di Aceh.
Basis militer mereka berada di Lhokseumawe.
