Komunitas
Bagikan Makanan pada Kucing Jalanan, Sahabat Kucing Jambi Terbentuk dengan Modal Nekat
Covid-19 membuat beragam instansi termasuk kampus menerapkan belajar dari rumah atau bekerja dari rumah. Hal ini berdampak pula pada
Penulis: Nurlailis | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Covid-19 membuat beragam instansi termasuk kampus menerapkan belajar dari rumah atau bekerja dari rumah. Hal ini berdampak pula pada gedung-gedung yang biasanya banyak orang jadi tidak berpenghuni.
Padahal yang membuat ramai suatu tempat bukan hanya manusia saja tapi ada juga hewan peliharaan yang dekat dengan manusia. Kucing atau yang sering disebut kocheng, misalnya.
Ya, kocheng. Tidak semua kucing memiliki nasib dipelihara oleh manusia. Hewan menggemaskan ini biasanya mencari makan dari warung, kantin, bahkan tak jarang tempat sampah.
Pandemi membuat kantin tutup dan kucing kehilangan sumber makanan. Hal inilah yang melatarbelakangi komunitas sahabat kucing terbentuk.
Komunitas sahabat kucing terbentuk pada 23 Juli 2020, diinisiasi oleh mahasiswa Universitas Jambi yaitu Rizky. Ia menceritakan pada awalnya tidak menyangka bahwa ada banyak orang yang ingin berpartisipasi untuk memberi makan kucing.
“Saya coba buat komunitas modal nekat. Saya buat pengumuman di sosial media dibantu teman tentang sahabat kucing Jambi. Ternyata banyak yang respon dan sekarang ada 62 anggota,” ceritanya.
Kegiatan pertama berlangsung pada 16 Agustus 2020 di Unja dan sekitaran Unja.
Aksi memberi makan kucing ini berlanjut pada 19 Agustus dan 22 Agustus di Pasar Angso Duo. Pasar dipilih karena dijadikan tempat untuk membuang kucing.
Pada saat pencarian terkadang kucing tidak langsung ditemukan. Perlu berkeliling dulu sebelum menemukan kucing. Kadang perlu juga memancing kucing keluar dengan menghidupkan suara kucing dari handphone.
Respon kucing beragam, ada yang garang, ada yang menghampiri bahkan ada yang cuek.
Aksi ini dilakukan seminggu dua kali, bukan hanya di Muaro Jambi namun juga di Kota Jambi.
Untuk aksi pertama di kampus Unja Mendalo dibagi beberapa kelompok untuk menyebar ke seluruh fakultas.
Rata-rata tiap fakultas ada kucing sekitar 3-4. Keadaan kucing rata-rata sangat kurus dan ada yag terluka.
“Untuk aksi di pasar memang banyak makanan. Tapi tidak semua kucing mampu mencari makan sendiri,” ungkapnya.
Aksi yang dilakukan adalah memberikan makan kucing jalanan, jadi forum sarana informasi untuk tempat yang ingin mengadopsi, serta mengobati jika ada kucing yang sakit atau terluka.