Jangan Sembarangan Membersihkan Telinga, Ini Cara yang Direkomendasikan Dokter THT
Salah-salah, aktivitas membersihkan kotoran di bagian telinga ini bisa menyebabkan masalah kesehatan lainnya.
TRIBUNJAMBI.COM - Membersihkan telinga pada dasarnya tak boleh sembarangan.
Bahkan penggunaan cotton bud pun tak disarankan.
Salah-salah, aktivitas membersihkan kotoran di bagian telinga ini bisa menyebabkan masalah kesehatan lainnya.
• Begini Wajah Sopir Pajero Penabrak Sejoli di Palembang, Sang Cewek Susul Pacar Selang 9 Jam
• VIDEO Kopassus dan Misteri Potongan Kaki di Hutan Papua
• Viralnya Kasus Duda Anak 3 Bawa Kabur Bocah 14 Tahun, Korban Diperkosa Pelaku Meski Baru Melahirkan

Tak ayal, kotoran itu pun malah bisa menutup telinga sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu pendengaran.
“Kalau kotorannya kering, justru bisa tambah masuk ke dalam karena penggunaan cotton bud,” kata dr. Hutami saat diwawancarai Kompas.com, Sabtu (30/5/2020).
Tak hanya itu, penggunaan cotton bud yang salah bahkan bisa menyebabkan perlukaan pada bagian dalam telinga hingga merusak fungsi pendengaran.
“Banyak pasien datang ternyata gendang telinganya bolong karena tertusuk cotton bud. Ada juga yang berdarah. Maka dari itu, kami tidak menyarankan penggunaan alat itu untuk membersihkan kotoran telinga,” jelas dia.
dr. Hutami menerangan serumen sebenarnya tidak akan menyebabkan gangguan telinga apabila jumlahnya tidak berlebihan.
Kotoran hasil produksi alami dari kelenjar minyak di liang telinga ini malah berfungsi untuk melindungi telinga, seperti berperan memerangkap debu, menghambat pertumbuhan kuman, termasuk menjaga agar air tidak masuk ke dalam telinga.
Namun, jika sudah berlebihan atau menumpuk, serumen memang perlu dibersihkan karena bisa menimbulkan ketidaknyamanan dan mengganggu pendengaran.
“Namanya telinga tertutup kan tidak ada udara yang masuk. Pasien biasanya mengaluh tidak nyaman hingga pusing,” jelas dr. Hutami.
Cara dokter THT membersihkan telinga
dr. Hutami menerangan secara anatomis, serumen sebenarnya bisa keluar sendiri bersama debu berkat dorongan mekanisme otot pipi saat seseorang mengunyah makanan.
Tapi memang tidak semua jenis serumen bisa demikian. Kotoran telinga yang bersifat padat biasanya perlu bantuan untuk dapat dikeluarkan.
Maka dari itu, dia pun menganjurkan masyarakat untuk bisa melakukan perawatan telinga secara rutin ke dokter maksimal 6 bulan sekali.