Pilu Curhatan PSK Usia 19 Tahun, Layani Pria Seumuran Ayah Sendiri, Uang Dipakai Untuk Beli Obat

Makin Pilu saat dirinya cerita harus banting tulang dengan jalan haram ini karena harus membeli obat untuk ibunya

Editor: Nani Rachmaini
Kompas.com
Ilustrasi pekerja seks komersial 

TRIBUNJAMBI.COM - Sugguh Pilu curhatan PSK 19 tahun ini saat ketahuan bekerja di apartemen di Tangerang.

Wanita yang digerebek Satpol PP itu bercerita tentang suka dan duka terjun di bisnis lendir. salah satunya harus melayani sejumlah pria yang seumuran dengan almarhum Ayahnya. 

Makin Pilu saat dirinya cerita harus banting tulang dengan jalan haram ini karena harus membeli obat untuk ibunya yang terkena penyakit gula. 

Cek selengkapnya di sini: 

Setelah lama berusaha, akhirnya Satpol PP Kota Tangerang berhasil menggerebek praktek prostitusi online di sebuah apartemen.

Dalam penggerebekan tersebut petugas Satpol berpura-pura sebagai pelanggan.

Namun, karena saking rapinya bisnis prostitusi di apartemen tersebut, pihaknya sempat berkali-kali ketahuan.

Kepergok Saling Unfollow, Anya Geraldine dan Ovi Rangkuti Benaran Putus?

Dilansir dari TribunJakarta agar tidak terendus aparat, para Pekerja Seks Komersial (PSK) yang menyewa kamar mendapat pengawalan dari pemilik unit apartemen.

Tamu-tamu yang akan memanfaatkan jasa PSK tersebut sangat diperhatikan. Transaksi bisa dibatalkan jika para pengawal melihat ada gejala kurang beres.

PSK mendapat pengawalan

Bisnis prostitusi di Apartemen Aeropolis terungkap dari kerja Satpol PP Kota Tangerang yang menyamar sebagai calon pelanggan.

Kabid Gakumda Satpol PP Kota Tangerang, Ghufron Falfeli mengaku tidak mudah menjaring para kupu-kupu malam online tersebut.

Pasalnya, para PSK yang menyewa kamar mendapat pengawalan dari pemilik unit apartemen yang disewakan dengan tarif Rp 250 ribu perhari.

Begini Nasip Oknum Polisi Yang Meminta Uang Rp 1 Juta Kepada Turis Jepang

"Mereka selektif dalam menerima tamu, setelah sepakat tarif kita diminta menunggu di lobi. Setelah itu ada beberapa pria yang turun yang memantau kita, kalau mereka anggap aman PSK itu langsung turun dan menjemput kita," ujar Ghufron yang menyamar sebagai pelanggan saat dikonfirmasi.

"Kalau mereka rasa kurang aman mereka membatalkan transaksi yang telah disepakati," sambung dia.

Pindah tower

Dalam penyamaran tersebut, tidak jarang para PSK mengecoh para tamunya dengan berpindah pindah tower.

Modus tersebut dilakukan guna mengelabui petugas dan seakan mengetahui pola kerja Satpol PP Kota Tangerang.

"Jadi awalnya kita diminta menunggu di lobi A, tidak berapa lama mereka meminta kita untuk bergeser ke tower lainnya dengan alasan keamanan. Kami menduga mereka sangat terorganisir dalam melancarkan aksinya," ungkap Ghufron.

Ia mengaku sistem pengamanan tersebut diduga sudah menjadi bagian dalam praktik prostitusi online di Kota Tangerang.

Ghufron mengatakan butuh waktu beberapa hari untuk dapat menguak dan membongkar bisnis lendir tersebut.

"Jadi beberapa hari ke belakang kita sudah melakukan observasi lapangan, dan kami telah memetakan cara kerja dari PSK tersebut," ucap Ghufron.

Karet Gelang atau Laser, Pilih Mana Hilangkan Wasir? Ini Penyebab Waris, Gejala, dan Pengobatan

Nadiem Makarim, Erick Thohir, Wishnutama, Terawan Masuk 11 Daftar Menteri Kena Reshuffle Versi IPW

Sempat gagal

Diakuinya juga beberapa kali Satpol PP sempat gagal dalam melancarkan aksinya karena terbongkar sindikat lendir di Aeropolis.

Namun pelarian mereka gagal pada dini hari tadi dan berhasil mengamankan tujuh kupu-kupu malam.

"Alhamdullilah walapun beberapa kali gagal karena ketahuan, malam ini kami berhasil menjaring tujuh orang yang diduga PSK," tegas Ghufron.

Dari penggerebekan tersebut, tujuh wanita yang diduga berprofesi sebagai PSK melalui media sosial diamankan.

Ada PSK di Bawah Umur

Kabid Gakumda Satpol PP Kota Tangerang, Ghufron Falfeli menjelaskan sebagian pekerja seks komersial (PSK) yang terlibat dalam bisnis lendir masih di bawah umur.

"Ada dua orang kami kembalikan kepada keluarganya, karena masih di bawah umur," ujar Ghufron kepada Warta Kota, Kamis (20/8/2020).

Dirinya menyebut ada tujuh PSK yang terjaring dalam operasi ini. Mereka menjajakan dirinya melalui sistem online.

"Sisanya kami serahkan kepada Dinas Sosial untuk dilakukan pembinaan," ucapnya.

Ghufron menyebut praktik prostitusi di apartemen ini sangat terorganisir. Bahkan jajarannya melakukan pengintaian cukup lama dan bahkan sempat terendus oleh para PSK itu.

"Makanya kami melakukan penyamaran dan akhirnya berhasil membongkar praktik prostitusi ini," kata Ghufron.

Curhatan PSK 

Dinda (19) tidak menyangka Dafa yang mejadi tamunya adalah salah satu pejabat Satpol PP yang menyamar.

Dafa merupakan Kabid Gakumda Satpol PP Kota Tangerang, Ghufron Falfeli.

Dinda yang tubuhnya dirajam tatto itu pun pasrah ketika tertangkap basah.

Perempuan berparas cantik ini mengaku tinggal di bilangan Jakarta Barat.

Di Kota Tangerang awalnya dirinya hanya sebatas administrator yang melakukan transaksi via aplikasi media sosial dan meneruskan pesanan kepada para penyedia layanan lendir.

Namun karena tergiur dengan rupiah yang dihasilkan pada akhirnya Dinda turut terjun langsung menerima tamu dalam bisnis birahi tersebut.

"Sesepi- epinya satu hari bisa nyelengin (menyisihkan) satu Rp 1 juta. Paling banyak Rp. 2,5 juta," ujar Dinda yang mengaku sudah dua bulan terakhir terjun sebagai pemuas birahi pria hidung belang.

Dara manis ini pun blak - blakan mengenai tarif yang dipasang. Dinda berani banderol harga tinggi mengingat dirinya masih muda dan segar.

"Tarif Rp 1,5 juta setiap kali kencan singkat biasanya pakai aplikasi MiChat," ucapnya.

"Sekali main paling lama juga 15 menit. Kalau lagi ramai bisa 5 sampe 8 tamu seharinya. Biasanya ramai di hari Jumat, Sabtu sama Minggu. Kalau hari hari biasa paling banyak 4 tamu," sambung Dinda.

Mengurangi rasa sakit dalam melayani setiap tamunya, dirinya tidak jarang mengomsumsi minuman keras. Minuman keras ini didapatkan dari beberapa toko kedai kopi di Jakarta Barat.

"Biar pakai pelumas sakit mah tetep. Kan kita begituan sama bukan orang yang kita sayang apalagi kebanyakan tamu saya seumuran almarhum papa," kata wanita yang kerap mengenakan pakaian seksi ini.

Ayah di Bondowoso Perkosa Anak Kandung, Ngaku Mau Usir Roh Jahat, Pelaku Kabur Selama Dua Tahun

Daftar 11 Menteri Bakal Kena Reshuffle Versi IPW, Prabowo Tergeser Gegara Andika Perkasa Panglima?

Kendati demikian Dinda tidak menampik pernah menikmati berhubungan intim dengan tamu yang disukainya. Sebab pelanggannya itu berparas rupawan dan sopan.

"Tapi jarang banget orang ganteng sopan baik. Biasanya mah gitu ya mau gimana lagi namanya juga tamu punya uang ya mau enggak mau kita wajib layani," ungkap Dinda.

Uang hasil kerjanya digunakan keperluan pengobatan ibunya yang menderita gula darah.

"Buat beli obat mama kena gula. Makanya saya berani terjun ke kayak gini abis dulu waktu kerja di toko jangan buat beli obat buat ongkos sama makan aja sudah kurang," tuturnya bernada manja.

Selain dibelikan obat untuk orang tua, masih menurut dara manis berdarah Medan tersebut hasil yang didapat juga digunakan untuk perawatan wajah dan kulit di klinik kecantikan.

"Kita kerja beginian ya harus tampil cantik. Mau enggak mau saya tiap minggu ke klinik kecantikan minimal biar tambah menarik," bebernya.

Ia mengaku biaya yang digunakan untuk perawatan pada klinik kecantikan tidak lah murah. Pasalnya dalam setiap mengunjungi klinik kecantikan dirinya harus merogoh kocek Rp. 3 - 5 juta.

"Sisa dari ke klinik sama buat beli obat mama saya pakai buat kebutuhan makan dan sehari - hari. Kalau ada lebihan saya ngajak mama buat sekadar jalan - jalan," papar Dinda.  (Tribun Jakarta/Warta Kota)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Prostitusi di Apartemen Digerebek: Penyamaran Satpol PP, Curhat PSK Tentang Pelanggan Seumuran Ayah

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved