Isi Pidato Temenggung Ngadap Suku Anak Dalam Menggetarkan, Upacara Bendera di Tengah Hutan

"Bebalik itu kepada nenek moyang kito, tumpah darah kito dalam rimbo, bukan dalam kota, bukan," tegas Temenggung Ngadap.

Editor: Duanto AS
Capture RIK Production
Temenggung Ngadap dari Suku Anak Dalam berpidato saat upacara bendera di tengah hutan. Upacara digelar di tengah Hutan Adat Sungkai Lubuk, Kecamatan Muara Tabir, Kabupaten Tebo. 

"Seluruh rakyat yang di rimbo (hutan), mari kita bersatu mempertahankan hutan adat untuk kehidupan kita.

"Marilah ini kita saudara, kita mempertahankan hutan adat untuk kehidupan kita. Kareno itu anak cucu kito, kalau hutan ini habis, di mana lagi tempatnyo hidup," ujarnya.

"Bebalik itu kepada nenek moyang kito, tumpah darah kito dalam rimbo, bukan dalam kota, bukan," tegas Temenggung Ngadap.

"Jadi kito harus kito pertahankan hutan tanah kito, Hutan Adat Sungkai Lubuk Dalam ini. Hutan ini bukan punyo kito sendiri, samo-samo kita menjago Hutan Sungkai jangan sampai diserobot orang," ujarnya.

Temenggung Ngadap juga berpesan walaupun nanti dirinya sudah meninggal dunia, hutan harus tetap dijaga demi anak cucu.

Upacara di Merangin

Belasan anggota Suku Anak Dalam (SAD) yang tinggal di Desa Pelakar Jaya, Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin juga ikut mengibarkan Bendera Merah Putih.

Pengibaran Sang saka ini dipimpin langsung oleh Babinsa setempat, Letnan I Gino Raharjo, anggota Kodim 0420/Sarko.

Upacara dilakukan di tengah kebun sawit, dengan tiang bendera seadanya.

Penghormatan bendera dilakukan tepat pukul 09.45 WIB, berlangsung khidmat.

Anak anak SAD yang mengikuti upacara menggunakan seragam sekolahnya masing-masing.

Anak-anak SAD juga menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

"Berbagai cara bisa kita lakukan untuk merayakan HUT RI ke 75, Salah satunya upacara dengan warga SAD binaan di wilayah saya di kebun milik warga," kata Gino Raharjo, (17/8/2020).

Menurut dia, ada rasa bangga saat memimpin upacara di tengah warga SAD, apalagi di tengah pendemi covid-19 dan barang tentu dengan jumlah terbatas warga ikut merayakan juga.

"Ada rasa bangga dan haru,mereka sangat antusias meskipun di tengah keterbatasan yang di alami mereka,masih berkobar jiwa nasionalisme di dadanya," imbuhnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved