Berita Eksklusif Tribun Jambi

Imbas Kurangnya Pabrik Kelapa Sawit Tauke Kejar Harga Tertinggi

Ia menyebut ada kalanya harga beli pada pabrik di sana jauh dibanding harga pada pabrik di kabupaten lain.

Editor: Deddy Rachmawan
ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/wsj.
Pekerja memasukkan Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit ke dalam truk di salah satu tempat penampungan di Desa Seumantok, Kecamatan Pante Ceureumen, Aceh Barat, Sabtu (7/12). Salah satu komoditi pertanian yang naik di tingkat petani adalah sawit, di Jambi harga hasil pertanian naik 1,41 persen sehingga berimbas pada NTP. 

 Provinsi Jambi masih kekurangan pabrik kelapa sawit (PKS). Imbasnya, tak sedikit tauke sawit meraup untung tinggi

 TRIBUNJAMBI.COM  - Perbedaan harga yang cukup signifikan antar pabrik kelapa sawit di Jambi sering terjadi.

Bahkan ada kalanya selisih harga mencapai Rp300 per kilogram.

Tauke sawit yang mengumpulkan sawit dari petani untuk dijual ke pabrik kelapa sawit selalu memantau perkembangannya.

Mereka sawit akan membawa tandan buah segar atau TBS ke pabrik yang membeli dengan harga tiggi, walau harus menempuh perjalanan yang lebih jauh.

Seperti yang diungkapkan BS, seorang tauke sawit di Sungai Bahar, Muarojambi.

Dia mengaku tak jarang membawa TBS dari Sungai Bahar ke Batanghari maupun ke Tanjung Jabung Barat.

Di Sungai Bahar terdapat beberapa pabrik kelapa sawit.

Ia menyebut ada kalanya harga beli pada pabrik di sana jauh dibanding harga pada pabrik di kabupaten lain.

"Kalau selisihnya tinggi, kami bawa ke luar daerah," ungkapnya.

BS menyebut ada kalanya selisih harga itu sampai Rp 300 per kilogram. Satu kali angkut mereka bisa membawa hingga 10 ton.

"Jadi kalau bawa 10 ton, dengan selisih Rp300, sudah dapat kita margin Rp3 juta. Kalau bawa ke luar daerah memang akan ada tambahan pengeluaran untuk minyak dan sopir, tapi itu tidak sampai Rp700 ribu," ungkapnya.

Namun tidak semua pabrik yang menawarkan harga tinggi bisa dia masuki. Sebab setiap yang mau memasukkan TBS ke pabrik harus punya delivery order (DO).

"Kalau kita tidak pegang DO dari pabrik, kita tidak bisa jual ke pabrik itu," ungkapnya. Untuk bisa punya DO ini, ia bilang harus memiliki kenalan 'orang dalam' pabrik.

Menurut dia, terjadinya disparitas harga yang tinggi ini tak terlepas dari makin banyaknya buah sawit produksi masyarakat.

Provinsi Jambi Masih Kekurangan Pabrik Kelapa Sawit

Saksi Baru Kasus Joko Tjandra, Antasari Azhari Diperiksa, Peran di Tahun 1999 Dibongkar KPK

Curhatan PSK, Rela Layani lelaki Hidung Belang Seumuran Ayahnya, Untuk Beli Obat Sang Ibu

Meski Ditempeleng Anggota TNI, Intel Kopassus Ini Tetap Bungkam

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved