Harga Emas Antam Jumat (21/8) di Level Rp 1.031.000 per Gram, Kenapa Trend Logam Mulia Terus Naik?
Mengutip situs Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam berada di Rp 1.031.000. Harga emas Antam ini naik Rp 1.000 dari harga Kamis (20/8)
TRIBUNJAMBI.COM. JAKARTA - Harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik tipis pada hari Jumat (21/8).
Mengutip situs Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam berada di Rp 1.031.000.
Harga emas Antam ini naik Rp 1.000 dari harga Kamis (20/8) yang berada di Rp 1.030.000 per gram.
Sementara, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam naik Rp 2.000 menjadi Rp 930.000.

Berikut harga emas batangan Antam dalam pecahan lainnya per hari ini di lokasi Butik Emas Logam Mulia Pulo Gadung dan belum termasuk pajak:
Harga emas 0,5 gram: Rp 545.500
Harga emas 1 gram: Rp 1.031.000
Harga emas 5 gram: Rp 4.935.000
Harga emas 10 gram: Rp 9.805.000
Harga emas 25 gram: Rp 24.387.000
Harga emas 50 gram: Rp 48.695.000
Harga emas 100 gram: Rp 97.312.000
Harga emas 250 gram: Rp 243.015.000
Harga emas 500 gram: Rp 485.820.000
Harga emas 1.000 gram: Rp 971.600.000
• Manajer Adhisty Zara Buka Suara Terkait Video Viral Tak Senonoh Artis Zara dan Zaki Pohan Trending
• Download Lagu MP3 Sholawat Nabi dari Nissa Sabyan Full Album, Ada Video Religi Islami Habib Syech
Mengapa harga emas terus mengalami kenaikan?
Mengutip dari laman Kompas.com, Pakar ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmi Radhi menilai, emas berbeda dengan minyak bumi.
Minyak saat ini tengah mengalami penurunan permintaan yang menyebabkan harga minyak dunia terpuruk.
Adapun emas justru permintaannya meningkat.
“Permintaan emas justru meningkat saat pandemi Covid-19 sehingga menaikkan harga emas,” ujarnya dihubungi Kompas.com, Sabtu (25/7/2020)
Alternatif investasi
Menurutnya saat situasi seperti sekarang, investasi di pasar uang dan pasar modal semakin tak menarik, sehingga menurutnya emas merupakan alternatif investasi yang lebih rendah risiko dibanding investasi lain.
Ia mengatakan, untuk masyarakat yang ingin berinvestasi dengan dana besar maka sebaiknya melakukan investasi berwujud emas batangan. “Emas batangan lebih liquid and marketable (mudah dicairkan dalam bentuk uang),” tuturnya.
Adapun jika masyarakat hanya memiliki dana kecil maka untuk investasi bisa diwujudkan dalam bentuk emas perhiasan yang bisa dipakai dan dijual saat membutuhkan.
Sementara itu, peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengatakan emas saat ini dijadikan pilihan karena aset-aset untuk instrumen investasi yang lainnya tengah menghadapi ketidakpastian.
Meski demikian menurutnya kenaikan ini bersifat fluktuatif.
“Permintaan juga penawarannya juga ikut mengalami fluktuatif karena terkait perkembangan ekonomi di beberapa negara," kata dia saat dihubungi terpisah.
Menurutnya bagaimana kondisi negara-negara yang kasusnya naik turun ikut memengaruhi harga emas.
“Dampak pandemi ini kan luar biasa sehingga orang juga banyak yang membutuhkan likuiditas sehingga banyak yang melepas emas,” ucapnya.
Ke depan, menurutnya nilai emas kemungkinan tetap fluktuatif, akan tetapi menurutnya memang emas paling aman dibandingkan aset-aset yang lain.
“Ke depan tetep fluktuatif tapi secara nature, emas ini yang paling aman dibanding semua aset, cuma kenaikan relatif lebih lambat dibanding di pasar uang atau pasar modal,” ungkapnya.
Akan tetapi menurutnya emas relatif stabil dibanding pasar uang atau pasar modal yang semakin tak pasti.
Diberitakan Kompas.com (21/2/2020), menyimpan emas yang nilainya cenderung meningkat disebut dengan safe haven.
Menghindari kerugian terlalu besar Mengutip Investopedia, Jumat (21/2/2020), safe haven adalah investasi aset yang nilainya bisa bertahan bahkan terus meningkat di tengah gejolak pasar.
• Grace Natalie Bakal Jadi Menteri, Ini Latar Belakangnya? 11 Menteri Jokowi Diganti Prediksi IPW
• Baru Resmi Jadi Janda Kiwil dan Hidup Sendirian, Meggy Wulandari Mendadak Masuk Rumah Sakit, Kenapa?
Banyak investor di dunia berpikir untuk menaruh investasinya di pasar, namun menyimpan sebagian asetnya dalam bentuk logam mulia untuk menghindari kerugian terlalu besar jika terjadi penurunan pasar.
Artinya, meski untungnya terbilang kecil, emas dijadikan cadangan agar aset tak benar-benar tergerus gejolak keuangan dunia.
Kenaikan nilai emas sendiri di mata investor bukan lebih karena dianggap sebagai keuntungan, namun untuk menjaga aset mereka dari gerusan inflasi dalam jangka waktu yang lama.
Masih dari sumber yang sama, emas diartikan sebagai asuransi bagi beberapa investor.
Ketika situasi dinilai semakin memburuk, banyak investor akan menumpuk lebih banyak emas yang membuatnya harganya melonjak saat krisis.
Ini karena nilai emas tidak dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga dan kebijakan moneter dan fiskal lain dari bank sentral dan pemerintah.
Ini berbanding terbalik dengan portofolio berupa saham dan obligasi.
Bisa dikatakan, harga emas malah akan naik ketika merespons ketidakstabilan pasar.
Meski harganya terus mengalami peningkatan, siapa bilang investasi emas tanpa risiko.
Menyimpan emas dalam jumlah besar membutuhkan biaya tinggi seperti menitipkannya di brankas bank.
Keterangan:
Logam Mulia Antam menjual emas dan perak batangan dalam beberapa ukuran berat (misalnya 1 gram, 2 gram, dan 500 gram). Biasanya harga per gram emas Antam akan berbeda tergantung berat batangnya. Perbedaan ini terjadi karena ada biaya tambahan untuk pencetakan, sehingga harga per gram emas Antam batang kecil lebih mahal dari batang yang lebih besar. Harga yang ada di sini adalah harga per gram emas batang 1 kilogram yang biasa dijadikan patokan pelaku bisnis emas. (Kontan, Kompas.com)