Hingga Agustus 2020 Kasus DBD di Provinsi Jambi Tembus 1.740 Kasus, 12 Orang Meninggal Dunia
Hal itu diakui pihak Dinas Kesehatan Provinsi Jambi melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Eva Susanti saat
Penulis: Zulkipli | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Sepanjang tahun 2020 dari Januari-Agustus jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2019.
Hal itu diakui pihak Dinas Kesehatan Provinsi Jambi melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Eva Susanti saat dikonfirmasi, Kamis (20/8/2020).
"Jumlah Kasus DBD sepanjang tahun 2020 dari Januari - Agustus mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2019 periode waktu yang sama jumlah kasus tahun 2019 sebanyak 1.417, dan tahun 2020 sebanyak 1.740," katanya.
• Sinopsis Film The Man With The Iron Fists 2, Thaddeus Kembali dalam Petualangan Aksi Eksplosif
• 5 Orang Pembunuh Sadis di Indonesia, Ryan Jombang-Nyonya Astini Mutilasi Korban Karena Ditagih Utang
• Fakta-Fakta Pesawat rancangan BJ Habibie N-250 Gatotkaca,Pernah Diberhentikan Karena Krisis Moneter
Dirinya juga menambahkan total kasus DBD tahun 2019 sebanyak 2.229 kasus dan tahun 2020 s/d Agustus sebanyak 1.740 kasus.
Eva menyampaikan tahun 2020 ini jumlah yang meninggal sebanyak 12 orang akibat DBD.
Untuk kabupaten/kota yang tidak mengalami peningkatan kasus DBD berdasarkan perbandingan jumlah kasus Januari-Agustus tahun 2020 dibanding periode yang sama tahun 2019 yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Bungo, dan Merangin.
Eva menjelaskan, menyikapi banyaknya kasus DBD ini dimasa pandemi Covid-19, pihak Dinkes tetap melakukan upaya penanggulangan kasus dengan melakukan penyelidikan Epidemiologi.
Mengintensifkan gerakan satu rumah satu jumantik melalui PSN 3M Plus baik di tatanan rumah tangga, institusi dan tempat-tempat fasilitas umum lainnya untuk pengendalian jentik Aedes, serta tindakan fogging fokus untuk pemutusan rantai penularan oleh nyamuk dewasa Aedes, tentunya semua tindakan tetap mematuhi protokol pencegahan penularan Covid-19.
"Karena Penyakit DBD ini merupakan penyakit berbasis lingkungan yang multifaktor maka dalam penanganannya juga harus melibatkan multisektor, semua komponen masyarakat pada tatanan rumah tangga, institusi dan tempat-tempat umum bergerak melakukan PSN 3M Plus rutin setiap minggu secara berkesinambungan (ada ataupun tidak ada kasus). Semua kita bertanggungjawab memberantas jentik nyamuk Aedes penular DBD lebih efektif dan efisien daripada memberantas nyamuk dewasanya," harapnya.