Tahapan Jamasan, Pembersihan Keris pada Malam 1 Suro - Dipercaya Rawat 'Tuah' dalam Senjata Pusaka
Keris lekat dengan berbagai kultur yang mengelilinginya, salah satunya adalah adanya tata cara perawatan khusus yang dikenal sebagai proses Jamasan at
"Kalau sudah hilang dicelup ke air lagi sampai air jeruk nipisnya hilang, lalu dicelup ke dalam air warangan ini. Ini air yang dicampur arsenik," kata Nasip yang telah menjadi konservator keris sejak 1993 silam.
Air warangan yang berawarna hitam pekat dan berbau menyengat ini nantinya berguna untuk memunculkan motif pada keris. Keris memang biasanya bermotif, hasil dari tempaan besi saat pembuatannya.
Dalam proses ini, sekitar 15-20 menit saja motif bisa terlihat.
Keris jadi berwarna kehitaman, dengan motif berwarna besi.'

"Terakhir, keris diangkat lalu dicelup ke air biasa lagi dan dibersihkan dengan sabun. Setelah itu bilas pakai air dan keringkan dengan handuk," kata Nasip.
"Kemudian oles dengan minyak melati buat melapisi keris, bikin berkilau dan wangi juga," lanjutnya.
Nasip menyarankan untuk secara rutin membersihkan keris agar tidak berkarat.
Selain itu, jika merujuk pada kepercayaan sebagian besar masyarakat Jawa, keris yang merupakan benda pusaka dianggap memiliki kekuatan gaib yang seringkali disebut "isi" atau "tuah".
Dengan menyucikan keris secara rutin, selain pada Malam 1 Suro, bisa juga merawat "tuah" yang ada di dalam keris tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Melihat Tahapan Jamasan, Proses Pembersihan Keris pada Malam 1 Suro",
Penulis : Syifa Nuri Khairunnisa
Editor : Kahfi Dirga Cahya