Sejarah Indonesia

Tepat Besok 17 Agustus Deklarasikan Kemerdekaan, 75 Tahun Lalu Apa yang Terjadi Dengan Soekarno?

Tepat Besok 17 Agustus Deklarasikan Kemerdekaan, 75 Tahun Lalu Apa yang Terjadi Dengan Soekarno?

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Dok. Kompas
Upacara penaikan bendera sang merah putih di halaman gedung pegangsaan timur 56 (Gedung Proklamasi). Tampak antara lain Bung Karno, Bung Hatta, Let,Kol. Latief Hendraningrat (menaikkan bendera) Ny. Fatmawati Sukarno dan Ny.S.K Trimurti. 

TRIBUNJAMBI.COM - Besok, tepat diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75. Tahukah kamu sejarah Indonesia menerima kemerdekaan itu.

Pada 75 tahun lalu, pengeboman Kota Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat membuat posisi Jepang terpojok.

Pada 14 Agustus 1945, Jepang mengirimkan surat ke kedutaannya di Swiss dan Swedia menyatakan menyerah pada Sekutu.

Kekalahan Jepang dari Sekutu ini membuat golongan muda Indonesia mendorong Soekarno dan Hatta untuk mempersiapkan kemerdekaan RI.

Upaya itu dilakukan dengan menculik kedua tokoh itu dan membawanya ke Rengasdengklok, Kawarang.

Tujuannya, mendesak agar segera memproklamasikan kemerdekaan.

"Penculikan" Soekarno-Hatta Pada 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir mendengar berita kekalahan Jepang dari sekutu dari pemberitaan sebuah radio luar negeri.

Saat itu, Syahrir membangun jaringan gerakan bawah tanah yang tak mau bekerja sama dengan Jepang.

Yang terlibat dalam gerakan ini adalah kader-kader PNI baru yang tetap meneruskan pergerakan serta kader muda yaitu mahasiswa.

Setelah mendengar berita tersebut, Syahrir menghubungi rekan seperjuangannya untuk meneruskan berita tersebut kepada golongan pemuda yang pro terhadap kemerdekaan untuk segera bertindak.

Pada 15 agustus 1945, golongan muda melakukan rapat di Ruang Laboratorium Mikrologi di Pegangsaan Timur membicarakan pelaksanaan proklamasi tanpa menunggu pihak Jepang.

Rusia Mulai Memprodukai Vaksin Covid-19 Sputnik V, Tahap Pertama 5 Juta Dosis

Terkuak Kisah Sedih di Balik Lagu Gelas-gelas Kaca Nia Daniaty, Ternyata Bercerita Soal Anak Yatim

Rayakan Kemerdekaan RI, Remaja di Kebon Jeruk Bikin Layangan Merah Putih Setinggi 8 Meter

Para pemuda ini beranggapan, Jepang hanya menjaga situasi dan kondisi Indonesia karena mereka telah menyerah kepada Sekutu.

Keputusan dari pertemuan di Pegangsaan yaitu mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan paling lambat 16 Agustus 1945.

Setelah selesai bermusyawarah, golongan muda yang diwakili oleh Darwis dan Wikana menghadap Soekarno dan Hatta dan menyampaikan isi keputusan tersebut.

Namun, keduanya menolak desakan itu. Soekarno dan Hatta mengatakan, memproklamirkan kemerdekaan tak bisa dilakukan secara gegabah.

Harus menunggu Panitia Persiapan Kemerdekan Indonesia (PPKI) yang telah terbentuk.

Mengingat tak ada titik temu, golongan pemuda mengadakan rapat lanjutan pada hari itu juga di Asrama Baperpi (Kebun Binatang Cikini).

Hasilnya, golongan pemuda sepakat untuk menjauhkan Soekarno dan Hatta agar tak mendapat pengaruh Jepang.

Pada 16 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, golongan muda yang terdiri dari Soekarni, Wikana, Aidit, Chaerul Saleh, dan lainnya melakukan misinya untuk membawa Soekarno-Hatta ke luar kota agar tak mendapat pengaruh Jepang.

Sudanco Singgih terpilih menjadi pimpinan penculikan tersebut.

Wijin Blak-blakan Penghasilan Gisella Anastasia Lebih Besar, Begini Rahasianya agar Tetap PD

Irene Janda Muda yang Dibunuh Kekasihnya Ini Ditahan Polisi, Ternyata Sudah Jadi Gelandangan

Terkuak Sumber Uang Rian DMasiv, Atta Halilintar Sampai Kaget Lihat Ini di Garasi Sang Vokalis

Akhirnya, Rengasdengklok, Karawang menjadi tujuan utama golongan muda bersama Soekarno-Hatta.

Akhirnya Soekarno dan Hatta singgah di sebuah rumah milik Djiauw Kie Siong, seorang petani keturunan Tionghoa.

Dipilihnya rumah Djiaw karena tertutup rimbunan pohon dan tak mencolok.

Selama sehari penuh Soekarno-Hatta berada di Rengasdengklok. Golongan muda kembali menyampaikan desakan yang sama, proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Setelah yakin desakan itu dipenuhi, Achmad Soebardjo kemudian menjemput Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok dan memberikan jaminan proklamasi akan dilakukan selambat-lambatnya pada 17 Agustus 1945.

Dengan adanya jaminan itu, Soekarno-Hatta kembali ke kota Jakarta.

Setelah kembali ke Jakarta, mereka melakukan perumusan teks proklamasi kemerdekaan di rumah Laksamana Maeda.

Awalnya, proklamasi kemerdekaan akan dibacakan Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945 di Lapangan IKADA (kini lapangan Monas) atau di rumah Soekarno di Jl Pegangsaan Timur 56.

Akhirnya, proklamasi kemerdekaan dilaksanakan di rumah Soekarno, karena Lapangan Ikada masih diduduki tentara Jepang.

Teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan Soekarno diketik oleh Sayuti Melik.

Kabar Terkini Obat Covid-19 Temuan Unair Surabaya, Tinggal Tunggu Izin Edar

Seru! Deretan Film Untuk Rayakan Dirgahayu RI, Ada Teman Tapi Menikah, Dilan 1990, Dll

Peringati Dirgahayu RI ke-75, Warga Diminta Hentikan Aktivitas, Pukul 10.17 WIB Berdiri Tegak

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hari Ini dalam Sejarah: Soekarno dan Hatta Dibawa ke Rengasdengklok".

Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Besok Deklarasikan Kemerdekaan, Hari ini 75 Tahun Lalu Apa yang Terjadi Dengan Soekarno?,

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved