Amerika Serikat Dikabarkan Tolak Vaksin Corona yang Ditawarkan Rusia, Ini Alasannya!

Amerika Serikat ( AS) dikabarkan menolak tawaran Rusia untuk mengakses atau mengembangkan vaksin virus korona.

Editor: Heri Prihartono
ist
Ilustrasi peneliti melakukan pengembangan vaksin virus corona, covid-19, di laboratorium. 

Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn, menganggap bahwa vaksin Rusia berbahaya.

Itu karena jika vaksin dari Rusia menyebabkan masalah, masyarakat akan banyak yang meragukan vaksin lain yang aman dan telah benar-benar teruji.

"Saya akan senang jika kami memiliki vaksin awal yang bagus, tetapi berdasarkan semua yang kami ketahui, (vaksin dari Rusia) ini belum cukup diuji," kata Spahn.

Ramalan 12 Zodiak soal Cinta Dikupas Abis 16 Agustus 2020: Gemini Ada Konflik, Intip 11 Lainnya

Bahkan, perusahaan farmasi dan perawatan kesehatan di Rusia telah bersatu untuk meminta Kementerian Kesehatan Rusia untuk menunda pendaftaran vaksin sampai uji klinis fase ketiga selesai.

Namun beberapa negara, termasuk Filipina dan Venezuela, telah setuju untuk bermitra dengan Rusia untuk mendapatkan akses ke Sputnik V.

Kantor berita pemerintah Rusia TASS mengatakan Rusia berharap dapat memproduksi Sputnik V secara massal pada akhir Agustus atau awal September.

"Jika vaksin kami terbukti menjadi salah satu yang paling efektif, akan muncul pertanyaan mengapa AS tidak mengeksplorasi opsi ini lebih dalam, mengapa politik menghalangi akses ke vaksin," kata seorang pejabat senior Rusia kepada CNN.

Diproduksi Gelombang Pertama

Rusia telah memproduksi gelombang pertama vaksin virus corona yang mereka klaim telah temukan.

Hal itu dilaporkan oleh kantor berita Interfax mengutip pernyataan Kementerian Kesehatan Rusia, Sabtu (15/8/2020).

Padahal sebelumnya, Rusia menyatakan vaksin yang mereka beri nama Sputnik V tersebut sedianya akan mulai diproduksi pada akhir Agustus sebagaimana dilansir dari Reuters.

Vaksin tersebut diberi nama Suptnik V sebagai penghormatan terhadap satelit pertama di dunia yang diluncurkan oleh Uni Soviet.

Sejumlah ilmuwan khawatir atas keputusan Rusia yang dengan cepat menyetujui vaksin tersebut.

Pasalnya, Rusia menyetujui vaksin tersebut sebelum dilakukan uji klinis fase ketiga sebagaimana dilansir dari Reuters.

tribunnews
Seorang peneliti bekerja di dalam laboratorium di Institut Penelitian Gamaleya selama proses pengetesan dan produksi vaksin virus corona di Moskwa, Rusia, pada 6 Agustus 2020. Rusia mengklaim menjadi negara pertama yang menciptakan vaksin virus corona, dan diberi nama Sputnik V.(THE RUSSIAN DIRECT INVESTMENT FUND/Handout via REUTERS)

Uji klinis fase ketiga, yang melibatkan ribuan sukarelawan, dianggap sebagai penilaian penting bagi kandidat vaksin untuk mendapatkan persetujuan regulasi.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved