Mistis dan Sakral, Ini Deretan Tradisi Pada Malam Satu Suro, Tepat Pada Pergantian Tahun Baru Islam
Peringatan Malam 1 Suro atau malam Tahun Baru Hijriah akan dilakukan pada Rabu 19 Agustus 2020
TRIBUNJAMBI.COM - Peringatan Malam 1 Suro atau malam Tahun Baru Hijriah akan dilakukan pada Rabu 19 Agustus 2020.
• Walau Sudah Diberi Bintang Tanda Jasa, Fadli Zon Tetap Akan Kritik Presiden Jokowi
• Hati-hati Komentar Jahat Tentang Lee Min Ho, Agensi Ambil Tindakan Frontal Ini
• Presiden Jokowi Kukuhkan Paskibraka Nasional, Tahun Ini Cuma 8 Orang Jumlahnya
Peringatan ini menandai pergantian tahun Hijriah.
Pada malam 1 Suro, biasanya digelar sejumlah tradisi dan gelaran budaya untuk merayakan malam yang dianggap sakral itu.
Di Surakarta misalnya, ada tradisi Kirab Kebo Bule.
Beberapa ekor kebo bule (kerbau berwarna putih) diarak keliling kota.
• Fahri Hamzan, Fadli Zon, & Putra Asli Jambi Teddy Lhaksmana Dapat Tanda Jasa, Ini Daftar Lengkapnya
• Tak Banyak yang Tahu, Begini Kisah Penting Dibalik Pembuatan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
• Cek Ramalan Zodiak Esok Hari, Leo Cukup Ambisius
Bagi warga Surakarta, mereka percaya bahwa kerbau-kerbau itu turunan Kebo Bule Kiai Slamet yang dianggap keramat.
Perayaan-perayaan yang sama juga banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia, seperti Yogyakarta dengan tradisi Mubeng Benteng.
Ada tradiri "Tapa Bisu Lampah Mubeng Beteng".
Tradisi ini digunakan sebagai sarana untuk merenung dan introspeksi atas berbagai hal yang telah terjadi selama setahun ini.
Seperti apa awal mula perayaan Malam 1 Suro atau malam Tahun Baru Hijriah?
• Karir Moncer Tiga Jendral TNI di Jambi, Buah Digembleng Khusus oleh Kopassus, Ini Profilnya
• Terungkap! Ini Ulah KS dan EJ yang Buat Ahok Naik Darah, Ternyata Sudah Sejak 2019
• Ahmad Dhani Pertemukan Anak Tiri ke Sandiaga Uno, Netizen Soroti Penampilan Anak Mulan Jameela
• Sinopsis Film Shark Night, Ketika Liburan Mendapat Serangan Hiu
Menilik sejarahnya, dikutip dari Harian Kompas, 4 Maret 1971, penetapan 1 Suro sebagai tahun baru Jawa dilakukan sejak zaman Sultan Agung Hanyokrokusumo.
Raja yang memimpin Mataram pada 1613-1645 itu mendapat gelar Wali Radja Mataram dari para ulama karena berjasa dalam menyebarkan ajaran Islam tanpa menghapus tradisi Jawa.
Kirab Kebo Bule di Solo, Kamis (15/10/2015) di Satu Suro.
Lihat Foto
Pada 1633 M atau tepat pada tahun Jawa 1555, Sultan Agung mengadakan pesta atau selametan secara besar-besaran.
Dalam pesta itu juga, Sultan Agung menyatakan bahwa Tahun Jawa atau Tahun Baru Saka berlaku di kerajaan bumi Mataram.