VIRAL Warga Tapteng Temukan Batu Jatuh Dari Langit, Punya Kekuatan Magnet dan Sudah Ditawar Rp 1 M

Sebuah batu besar seberat 2,2 kilogram mendadak viral. Seorang pria pembuat mati di Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara pemiliknya.

Editor: Rahimin
KOMPAS.COM/HANDOUT
Josua Hutagalung (33) memperlihatkan batu seberat 2,2 kilogram yang menghantam rumahnya di Dusun Sitahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sabtu (1/8/2020). Batu ini sudah ada yang menawar seharga Rp 1 miliar tapi Josua belum mau melepaskannya. 

Di negara lain, tepatnya di Tanzania, seorang buruh tambang bernama Saniniu Laizer, kaya mendadak seusai menjual dua batu Tanzanite terbesar yang ditemukan di sana.

Ayah 30 anak dari 4 istri ini beruntung bisa menemukan tanzanite sebesar 15 kilogram atau rekor yang terbesar yang pernah ditemukan.

Tanzanite adalah salah satu batu paling langka di dunia dan bernilai sangat tinggi, serta hanya ditemukan di wilayah Tanzania.

Pria ini mendapatkan 2,4 juta Poundsterling atau sekitar Rp 42,2 miliar dari Kementerian Pertambangan usai menjual dua Tanzanite kasar berbobot 9,27 kilogram dan 5,103 kilogram tersebut.

Update Harga Mobil Bekas Murah Hanya Rp 20 Jutaan, Spesial di Bulan Agustus 2020

Betrand Peto Nyaris Dihajar Preman, Ruben Onsu Geram ; Gue Enggak Terima Anak Gue Diginiin

Info Lowongan Kerja Terbaru Perusahaan Swasta dan BUMN, Pencari Kerja Cek Persyaratan di Sini

Kemudian, seperti apa batu yang disebut Tanzanite itu?

Gemolog Hobart M. King, Ph.D., dalam laman geology.com mencatatkan bahwa Tanzanite merupakan nama dagang yang pertama kali digunakan oleh Tiffany and Company untuk spesimen permata berkualitas mineral zoisite dengan warna biru.

Tiffany bisa saja menjualnya dengan nama "Blue Zoisite," namun ternyata pihaknya lebih memilih nama "Tanzanite" untuk menggugah minat pelanggan dan lebih mudah dipasarkan.

Nama "Tanzanite" diberikan karena satu-satunya deposit tanzanite yang dikenal di dunia yang mempunyai kepentingan komersial yaitu di Tanzania Utara.

Nama ini merepresentasikan asal geografis yang terbatas dari permata tersebut.

Begini Pengakuan Saksi Mata Ledakan Beirut Lebanon yang Sebabkan 4000 Orang Luka-luka

Kabar Gembira! Pemerintah Akan Beri Bantuan Kariawan Bergaji di Bawah Rp 5 Juta

Petaka Lamaran Ditolak Orangtua, Seorang Dosen di NTB Tikam Kekasih hingga Meninggal Dunia

Seluruh tambangnya berada di area sekitar delapan mil persegi di Bukit Merelani, dekat pangkalan Gunung Kilimanjaro dan kota Arusha.

Walaupun hampir semua batu permata paling populer di dunia telah dikenal dan digunakan selama ratusan tahun, Tanzanite tidak ditemukan dalam jumlah komersial sampai tahun 1960-an.

Dalam waktu singkat Tanzanite sudah menjadi permata biru paling populer kedua di bawah Safir.

Ini merupakan salah satu dari sejumlah kecil permata dari berbagai warna yang sudah ditemukan dan dibawa ke popularitas konsumen yang kuat di abad lalu.

Permata biru

Peningkatan popularitas yang cepat ini dicapai, terutama lewat promosi Tiffany dan karena warna biru indah Tanzanite.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved