Berita Tanjab Barat
Lurah Lubuk Kambing Angkat Bicara Soal Jalan Rabat Beton yang Diduga Dibangun di Atas Tanah Makam
M Yani saat dikonfirmasi menyebutkan bahwa secara umum pihaknya membangun atas dasar usulan dan musyawarah.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, KUALATUNGKAL - Lurah Lubuk Kambing, M Yani angkat bicara soal adanya masyarakat yang menyoalkan pembangunan jalan rabat beton yang berada di RT 02, Kelurahan Lubuk Kambing, Kecamatan Renah Mendaluh, Kabupaten Tanjabbar.
M Yani saat dikonfirmasi menyebutkan bahwa secara umum pihaknya membangun atas dasar usulan dan musyawarah.
"Kalau kita bangun ini kan hasil dari musyawarah RT dan masyarakat. Kemudian RT membawa ke kelurahan, di kelurahan diwakilkan pihak kecamatan baru bahas bangun. Termasuk soal pembanguan jalan, itu juga usulan masyarakat," katanya, Rabu (5/8/2020).
• Jadwal Lengkap MotoGP Ceko 2020, Marc Marquez Kembali Absen, Digantikan oleh Sosok Ini, Mampukah?
• BREAKING NEWS Update Covid-19 Hari Ini, Kasus Positif di Jambi Bertambah 5 Orang, Total 193 Kasus
• Dosen Unja Manfaatkan Tanaman Herbal Jadi Hand Sanitizer
Disampaikannya bahwa usulan soal jalan tersebut diusulkan oleh tokoh masyarakat RT 01, yaitu bernama Mansur KS. Usulan tersebut karena memang lokasi tersebut bisa menjadi akses yang tembus ke RT 01 dari RT 02.
"Yang pertama kali Mansur KS, itu tokoh masyarakat di RT 1. Karena jalan itu tembusnya di RT 1. Karena dana kita tidak cukup, jadi belum terealisasi. Dari tahun 2018 itu sudah masuk usulannya," terangnya.
Soal kenapa bisa terealisasi pembangunan jalan rabat beton tersebut, kata M Yani, setiap pembangunan di tahun 2019 merupakan usulan di 2018.
Namun pada saat itu belum terealisasi karena mengingat anggaran APBD. Namun, pada sekitar Juni 2020 dikabarkan adanya anggaran untuk kelurahan dari pusat.
"Segala sesuatu ada dasar, pertama musrenbang, dan kemudian anggaran. Awalnya rapat musrenbang itu penggunaan APBD. Tapi ternyata pada 2019 ada dana dari Pusat dan dirapatkan lagi pada Juli musrenbang," tuturnya.
Lebih lanjut diterangkannya bahwa pada saat usulan di Musrenbang, turut hadir pihak RT juga ada tokoh masyarakat. Termasuk kata M Yani ada ketua RT 2, RT 3, serta tokoh masyarakat.
"Yang jelas sekarang, pembangunan itu kami tetap berdasarkan musyawarah dari masyarakat. Bukan semua masyarakat, karena RT tidak pernah menghadirkan semua masyarakat," ungkapnya.