Berita Internasional
Belum Perang di Laut China Selatan, Trump dan Xi Jinping Perang Untuk Rebutan TikTok, Tiongkok Kesal
Belum Perang di Laut China Selatan, Trump dan Xi Jinping Perang Untuk Rebutan TikTok, Tiongkok Kesal
TRIBUNJAMBI.COM - Belum pecahnya perang antara China vs Amerika Serikat di Laut China Selatan, ternyata keduanya sudah saling berperang dalam memperebutkan TikTok.
Seolah tak bosan berkonflik, Amerika Serikat dan China kini perang urat karena aplikasi Tik Tok.
Donald Trump dan Xi Jinping bersitegang pekara Tik Tok.
Setelah kemarin-kemarin Presiden AS Donald Trump melarang warga AS menggunakan TikTok, berkat tawaran Microsoft Trump justru meminta TikTok harus segera dibeli oleh Microsoft.
Namun, Trump tekankan pemerintah harus mendapat bagian finansial atau jatah dari pembelian TikTok tersebut.
• Cuma Pakai Lemon, Tumit Kaki Pecah-pecah dan Kapalan Bisa Hilang dengan Cepat, Tanpa Harus ke Dokter
• Kombinasi Jus Sayuran Ini dapat Turunkan Berat Badan dan Meningkatkan Metabolisme Tubuh
• Dua Terduga Pelaku Pembakaran Lahan di Jaluko dan Sekernan Ditangkap
"(TikTok) harus jadi perusahaan AS. Harus dimiliki di sini. Kami tak ingin ada masalah keamanan di sini," tegas presiden 74 tahun itu.
Aplikasi berbagi video itu tengah digandrungi saat ini, dengan jumlah pengguna di seluruh dunia diyakini mencapai satu miliar.
Namun, aplikasi itu jadi sorotan di AS karena diduga digunakan pemerintah China sebagai alat mengumpulkan data intelijen.
Trump menyatakan, dia memberikan waktu bagi ByteDance hingga pertengahan September untuk menyelesaikan kesepakatan dengan Microsoft.
• Demi anaknya Tak Ketinggalan Pelajaran, Orang tua Ini Nekat Curi Hp, Ini Kisahnya
• Misteri Mayat Janda di Kasur Apartemen Depok, Tangannya Terikat Tali
• Viral Video Kakek Salat Idul Adha Pakai Seragam SMA, Kisahnya Ternyata Bikin Terharu
"Saya menetapkan tanggal 15 September, di mana mereka harus melepas operasionalnya di AS," tuturnya seperti dikutip AFP Senin (3/8/2020).
Presiden dari Partai Republik itu menerangkan, berapa pun harga yang nantinya disepakati kedua perusahaan, pemerintah harus mendapatkan bagian.
"Amerika Serikat harus mendapatkan persentase besar karena kami sudah membuat (kesepakatan) ini terjadi," papar suami Melania tersebut.
Dia membandingkan permintaan itu seperti seorang pemilik tanah yang meminta "uang muka" kepada calon penyewa tanahnya.
• Polres Muarojambi Tangkap Pelaku Pembakaran Lahan di Sekernan dan Jaluko
• Download Lagu MP3 Sholawat Nissa Sabyan Full Album, Ada Video Religi Terbaru 2020
• Ramalan Zodiak Besok Kamis (6/8) - Aries Perhatikan Makanan Manis yang Dikonsumsi, Leo Lebih Hidup
Praktik tersebut disebut ilegal termasuk di New York, di mana sang presiden membangun kerajaan real estate dan membuatnya menjadi taipan dunia.
"TikTok itu sukses besar karena sebagian mereguk keuntungan di negara ini. Jadi saya kira permintaan ini adil," papar Trump.