Viral, Pengakuan Blak-blakan Mahasiswi Diajak Dosen Sebadan Tapi Tukar Pasangan, Modus Riset Swinger

Kali ini, warganet dihebohkan dengan perilaku oknum dosen (sekarang mantan dosen) yang melecehkan banyak wanita.

Editor: Nani Rachmaini
Kolase Tribun Timur/ Facebook/ Kompas.com
Dosen Swinger dan ilustrasi pelecehan seksual 

Pasalnya, si Dosen Swinger dalam 'curhatannya' membeberkan detil teknis seksual kayak menulis novel biru.

Terungkapnya perilaku Dosen Swinger bermula dari postingan pemilik akun Facebook Laeliya Almuhsin yang mengaku jadi korban.

Lalu diikuti pengakuan pemilik akun Illian Deta Arta Sari.

Berikut kisah lengkapnya berdasarkan hasil penelusuran TRIBUN-TIMUR.COM:

Pengakuan Laeliya Almuhsin

Laeliya Almuhsin mengaku menjadi korban Dosen Swinger.

Awalnya, menulis anonim tentang pelaku pelecehan tersebut.

Setelah Laeliya Almuhsin buka suara, Illian Deta Arta Sari juga ikut menuliskan kisahnya. 

Pada postingan terakhir, Illian Deta Arta Sari bahkan secara terang-terangan menyebut nama si Dosen Swinger.

Berikut postingan Laeliya Almuhsin:

#1

"Sedang viral berita fetish bungkus kain jarik. Seorang mahasiswa PTN yang mengaku sedang riset bungkus membungkus yang kemudian terindikasi fetish. Dia mendapatkan kepuasan seksual menyaksikan orang dibungkus jarik menyerupai pocong. Dan, banyak korbannya. Duh.

Ini mengingatkan saya pada seorang kenalan di Facebook yang mengaku sedang riset sensitif. Dia alumni sebuah PTN dan dosen di sebuah universitas swasta Islam. Saya tidak pernah jumpa langsung, tetapi karena mutual friends cukup banyak, saya terima pertemanan di Facebook.

Fakta Baru Obat Covid-19 Milik Hadi Pranoto, Ditanggapi Jubir Achmad Yurianto, Dianggap Pembodohan!

Mahasiswi Target Dosen Swinger, Ini Kelainan Seksual, Ungkap Modus Japri Ujung-ujungnya Ajak. . .

Dia hubungi saya dengan alasan katanya saya dianggap berpikiran terbuka dan tidak akan kaget soal penelitiannya. Dia awalnya hubungi via message FB untuk minta nomer HP saya dan akan menjelaskan soal risetnya. Saya berkhusnudhon, jadi saya kasih nomor HP saya. Saya pikir awalnya yang dimaksud riset sensitif itu terkait perkara intoleransi atau radikalisme gitu. Soalnya dia ngajar di institusi Islam gitu. Ternyata tralala...

Dia bilang pernah baca status saya terkait riset PSK anak. Dia ingin tahu. Memang betul saya pernah riset tentang para korban PSK anak atas kerjasama dengan sebuah lembaga internasional. Saya jelaskan bahwa riset itu banyak sekali etika yang harus dipenuhi. Ambil data tidak boleh sendiri, ada pendamping aktivis yang ditunjuk. Dilarang menghubungi langsung korban meskipun korban punya HP. Harus atas izin orangtua atau wali korban saat wawancara. Tidak boleh memeluk atau menyentuh fisik jika korban menangis atau bersedih saat wawancara. Dan, banyak aturan lainnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved