Di Balik Pembunuhan Istri di Tanjabbar
BREAKING NEWS Fakta Sebelum Tewas di Tangan Suaminya, Arbaiyah Sempat Teriak Minta Tolong
Minggu pagi (2/8/2020) menjadi hari terakhir bagi Arbaiyah untuk menafkahi kedua anaknya yang masih kecil.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, KUALATUNGKAL - Arbaiyah, wanita berusia 35 tahun warga RT 24, Kelurahan Tungkal Harapan, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjabbar kini hanya tinggal dikenang oleh warga sekitar.
Minggu pagi (2/8/2020) menjadi hari terakhir bagi Arbaiyah untuk menafkahi kedua anaknya yang masih kecil.
Arbaiyah meninggal dunia di tangan seorang pria berusia 59 tahun bernama Samlan.
• Hutan Mangrove di Provinsi Jambi Banyak Rusak, Ini Faktornya Menurut BKSDA
• Rusia dan AS Rebutan Tawarkan Indonesia Alutsista, Tangguh Mana Siluman F-35 Lightning II dan Su-35?
• Spoiler One Piece Chapter 987, Ada Kejutan Baru? Jurus Baru Luffy Bisa Melukai Kaido?
Pria tersebut tidak lain adalah suami yang ia cintai dan diyakini sebagai kepala keluarga yang baik untuk dirinya dan anak-anaknya.
Samlan tega menghabisi nyawa istrinya dengan cara di pukul menggunakan balok kayu berukuran kurang lebih 90 cm.
Permasalahannya sepele. Karena uang. Hanya karena tidak diberi uang Rp 20 ribu, Samlan gelap mata dan tega menghabisi nyawa istrinya tersebut.
Rumah kontrakan di Jalan Diponegoro lorong kenangan lama RT 24 Kelurahan Tungkal Harapan, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjabbar menjadi saksi sadisnya seorang suami melakukan pemukulan terhadap seorang istri.
Luka robek di kepala sepanjang lebih kurang 20 cm hingga tembus di kepala sampai ke leher belakang Arbaiyah menjadi penyebab meninggalnya Arbaiyah.
Karena luka robek tersebut mengakibatkan terjadinya pendarahan di bagian kepala, meski sempat di bawa ke rumah sakit, namun nyawa Arbaiyah tidak tertolong.
Tidak menyangka, hal itulah yang dilontarkan oleh sejumlah warga di sekitar rumahnya yang sempat mendengar keributan sebelum peristiwa nahas itu terjadi. Suara minta tolong menjadi tanda-tanda kesakitan yang dialami Arbaiyah.
"Iya ada dengar suara orang berkelahi, itu sekitar jam 5 lewat lah. Kalo suara berkelahi itu sering lah, cuma ini dia ada teriak minta tolong. Sudah tu ada nenek dekat sini juga teriak minta tolong, langsung lah kita bangun keluar rumah," ujar Ahmadi tetangga yang bersampingan dengan rumah korban.
Ahmadi melanjutkan ceritanya bahwa dirinya langsung ke rumah korban, dirinya melihat korban sudah terbujur berlumuran darah di dalam rumah nya yang terbilang kecil sekira berukuran 3x2 meter.
Ahmadi kemudian melapor ke ketua RT dan mengajak tetangga lainnya untuk membantu menolong Arbaiyah yang pada saat itu masih bernyawa, terdeteksi dari dirinya yang masih mengeluarkan suara meskipun terdengar kecil karena menahan rasa sakit.
"Suaminya sudah tidak ada, ternyata di rumah ketua RT. Ramai-ramai bantu dia bawa ke rumah sakit pakai ambulan. Sudah dibawa ke Rumah Sakit, barulah suaminya datang. Kemudian masuk rumah, itu bersihkan darah-darah yang ada di lantai," ungkapnya.