Konflik Nduga Papua Kembaki Makan Korban, Bentrok Hampir 2 Tahun Tak Usai, Warga Sipil Jadi Korban

Konflik yang telah bergulir selama hampir dua tahun ini menyisakan sejumlah masalah dan pemerintah dituntut untuk mengubah kebijakan. Gelombang aksi d

Editor: Suci Rahayu PK
.(Warga Nduga Sumber gambar, Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua
Gelombang aksi demonstrasi terjadi di Nduga, di pegunungan tengah Papua, menuntut keadilan tewasnya dua warga diduga oleh pasukan TNI) 

TRIBUNJAMBI.COM - Warga sipil tewas di tengah konflik bersenjata di Kabupaten Nduga, Papua, untuk kesekian kalinya. 
Konflik yang telah bergulir selama hampir dua tahun ini menyisakan sejumlah masalah dan pemerintah dituntut untuk mengubah kebijakan.
Gelombang aksi demonstrasi terjadi di Nduga, di pegunungan tengah Papua, yang terjadi pada 27 Juli 2020 lalu, menuntut keadilan tewasnya dua warga diduga oleh pasukan TNI, baru-baru ini.

Yang menjadi korban adalah Elias Karunggu, 40 tahun, dan putranya Selu Karunggu, 20 tahun. Mereka ditembak pasukan TNI di distrik Kenyam, ibukota Nduga pada 18 Juli silam.

TNI menyebut mereka sebagai anggota kelompok pro-kemerdekaan .

Namun klaim itu dibantah berbagai pihak, termasuk Tentara Pembebasan Nasional

 Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) yang menyebut mereka sebagai warga sipil.

Tips Mengolah Daging Agar Cepat Empuk dan Tidqk Berbau, Perhatikan Cara Memotonga

Terkuak Sosok Gilang Fetish Kain Jarik, Pernah Diarak Warga Karena Asusila, Dikenal Suka Incar Maru

Sementara pemerintah daerah Nduga menyebut keduanya merupakan pengungsi Nduga yang menyelamatkan diri dari konflik berkepanjangan yang berkecamuk di daerah itu dan menuntut pemerintah pusat menarik pasukan TNI/Polri dari Nduga.

Pada Desember 2018, ribuan warga sipil di Nduga  Nduga mengungsi setelah pembunuhan belasan karyawan PT. Istaka Karya di Gunung Kabo, oleh anggota Organisasi Papua Merdeka.

Setelah peristiwa pembantaian ini, pemerintah menambah pasukan militer di Kabupaten Nduga untuk mengejar kelompok OPM pimpinan Eginaus Kogoya. Di tengah operasi militer inilah ribuan warga sipil mengungsi.

Akan tetapi, Menkopohulkam Mahfud MD mengatakan "tidak mungkin" pasukan TNI/Polri ditarik.

Reaksi Tukul Arwana saat Maia Estianty Tanya Soal Sosok Wanita ini yang 8 Tahun Tak Beri Kepastian

Warga sipil atau anggota kelompok pro-kemerdekaan?
Pada Sabtu (18/7/2020) sore, waktu setempat, Elias Karunggu dan putranya, Selu Karunggu, beserta sejumlah warga Nduga lain sedang menanti perahu di pinggir sungai Kenyam di kampung Masanggorak. Mereka hendak menuju ibu kota Kenyam, yang berjarak 500 meter. 

Namun, ayah dan anak ini tak pernah sampai ke pusat kota. Mereka tewas ditembak anggota Tim Satgas Pamtas Yonif PR 330/TD.

Kepala penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III (Kapen Kogabwilhan) Kolonel Czi Gusti Nyoman Suriastawa mengklaim keduanya merupakan anggota kelompok pro-kemerdekaan TPNB-OPM pimpinan Egianus Kogoya yang sedang melakukan penyerahan senjata.

Sejumlah personel Brimob dikerahkan untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku penembakan para pekerja proyek pembangunan jembatan Trans Papua di Kabupaten Nduga.

Komando Gabungan Wilayah Pertahanan merupakan komando utama operasi, satuan baru yang dibentuk pada akhir 2019 silam dan langsung berada di bawah komando Panglima TNI. Adapun Kogabwilhan III meliputi Maluku dan Papua.

Nyoman menjelaskan, sebulan sebelum insiden penembakan terjadi perampasan perlengkapan yang dia sebut dilakukan oleh TPNB-OPM.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved