Keluarga Sultan Hamengkubuwono II Tuntut Inggris Kembalikan 57.000 Ton Emas Jarahan
Ini berawal dari Perang Sapehi d Yogyakarta pada Juni 1812. Keluarga Sultan Hamengkubuwono II mengklaim pemerintah Inggris telah melakukan penjarahan
Setelah Belanda takluk dan meninggalkan wilayah Hindia Belanda di bawah kekuasaan Inggris (1811), Sultan Hamengkubuwana II kembali menduduki tahta Kesultanan Yogyakarta.
Sementara itu, Hamengkubuwana III kembali menjadi putera mahkota serta membuat perdamaian dengan ayahnya pada tanggal 5 November 1811.
Namun, kedatangan Inggris ditentang oleh keraton-keraton di Jawa (Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta) yang mengadakan perjanjian rahasia untuk melawan Inggris.
Ketegangan yang memuncak membuat John Crawfurd (residen Inggris di Yogyakarta) mengontak putera mahkota melalui perantaraan Pangeran Diponegoro.
Pihak Inggris bermaksud untuk mengangkat putera mahkota kembali menjadi sultan karena memiliki sikap lebih ramah dan penurut dibandingkan ayahnya yang kaku.
Di lain pihak, Sultan Hamengkubuwana II bermaksud membujuk Inggris untuk mengganti kedudukan putera mahkota kepada Mangkudinigrat.
Putera mahkota sendiri dikisahkan dalam Babad Bedhahing Ngayogyakarta atau Babad Ngengreng karya Bendara Pangeran Harya Panular dan tinjauan Residen Valck tidak berniat merebut kekuasaan meskipun keselamatan dirinya terancam oleh ayahnya.
Itulah sebabnya dirinya masih berada di keraton pada saat Inggris menyerang.
Pada tanggal 19 Juni 1812, pasukan Inggris mulai membombardir keraton sebagai peringatan, tetapi sultan mengabaikannya.
Terjadi insiden pada bastion timur laut, di mana meriam Kyai Nagarunting meledak ketika ditembakkan, mengakibatkan beberapa pengawaknya (anggota brigade Setabel, pasukan artileri keraton) mengalami luka bakar.
Sebuah gudang munisi yang dijaga anggota brigade Bugis juga dilaporkan meledak terkena peluru meriam Inggris.
Pertempuran utama terjadi pada tanggal 20 Juni 1812 yang dimenangkan oleh Inggris.
• Kisah Asmara Ajip Rosidi dangan Pesinetron Nani Wijaya, Sempat Tak Direstui Pihak Ini
Pasukan Inggris menjarah keraton dan mengambil naskah-naskah yang tersimpan untuk dibawa ke Inggris.
Jumlah naskah-naskah yang dibawa diperkirakan lebih dari 7000 buah.
Selain itu, perhiasan, keris, perangkat alat musik di dalam keraton diangkut ke kediaman residen menggunakan pedati dan kuli-kuli panggul.
Namun, saat pengangkatan Sultan Hamengkubuwana III, pusaka keris dikembalikan lagi kepada keraton.
(Wisang Seto Pangaribowo)
• Penjelasan Buya Yahya Terkait Hadis Salat Jumat Jika Bertepatan Hari Raya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Keluarga HB II Tuntut Pemerintah Inggris Minta Maaf dan Kembalikan Emas Jarahan