Kisah Pilu Pontianak, Menikah dengan Warga Tiongkok Tapi Malah Disiksa Jika Menolak Bersetubuh
Kisah pilu gadis berparas cantik asal Pontianak, Kalimantan Barat, yang kemudian dibawa ke negeri asing ini menjadi sorotan media internasional.
TRIBUNJAMBI.COM - Monika (23), disebutkan namanya, yang memiliki pengalaman pahit yang mungkin tak akan pernah bisa dilupakan olehnya.
Kisah pilu gadis berparas cantik asal Pontianak, Kalimantan Barat, yang kemudian dibawa ke negeri asing ini menjadi sorotan media internasional.
Pengalaman pahit pernikahan gadis pontianak ini di mulai setahun lalu.
Mengutip South China Morning Post, gadis Pontianak itu ditawari agar mau menikahi seorang pria asal Tiongkok.
• CEK Rincian Besaran Gaji ke-13 PNS, TNI dan Polri yang Disebut Akan Cair Pada Bulan Agustus 2020 Ini
• Tim Gabungan TNI-Polri Razia Lokasi Illegal Drilling di Sarolangun, Puluhan Sumur Ditertibkan
• Gadis Pontianak Dibawa ke Tiongkok, Bila Monika Tolak Hubungan Badan Dihukum Posisi Begini
Monika dijanjikan hidup enak, bisa mengirim uang untuk keluarganya di kampung halamannya, dan diperbolehkan pulang ke Indonesia kapan pun jika dia mau.
Namun, Monika tak menyangka jika tawaran itu merupakan tipuan hingga berujung ke penderitaan.
Walau baru satu kali bertemu dengan pria tersebut, Monika langsung menerima tawaran itu karena dijanjikan uang Rp 17 juta sebagai mas kawin.

Ilustrasi seorang wanita sedang membersihkan perabotan di rumah mertuanya. (Tangkapan Layar Video)
Awal penderitaan
Dari situ, berangkatlah Monika ke Kota Singkawang, yang berjarak 150 Km dari Pontianak.
Kota Singkawang jadi tempat pertemuan pertamanya dengan pria Tiongkok berusia 28 tahun yang akan dinikahirnya.
Setuju dinikahi, gadis bertubuh mungil dan berambut lurus ini langsung didandani untuk menjalani upacara pernikahan.
• Anjlok Lagi! Harga Mobil Bekas New Avanza Bekas, Hanya Dibanderol Rp 80 Juta
Tanda tangani dokumen pernikahan
Usai menjalani upacara pernikahan, Monika dan sang pria Tiongkok itu langsung menandatangani dokumen pernikahan yang ditulis dalam bahasa Tiongkok dan Indonesia.
Usai resmi menikah, Monika menerima mas kawin Rp 18 juta, yang kemudian dipotong Rp 1 juta sebagai upah sang mak comblang.

Seorang wanita menjadi korban perbudakan di rumah mertuanya. (Tangkapan Layar Video)
• Bisa Dilihat dari 6 Bentuk Fisik Ini, Ciri-ciri Wanita Tidak Perawan, Payudara Satu Diantaranya
Sirnanya mimpi bahagia
Mimpi hidup bahagia Monika seakan sirna setelah ia menginjakkan kaki di Tiongkok.
Di sana, Monika baru menyadari jika ia menjadi korban penipuan.
Apa yang dijanjikan kepadanya, ternyata hanya kebohongan belaka.
Sang suami, ternyata hanyalah seorang pekerja serabutan dengan gaji kecil di Tiongkok.
• VIDEO Kemendikbud Jajaki Pembukaan Sekolah di Luar Zona Hijau
Diperbudak mertua
Bukannya hidup nikmat seperti yang dijanjikan, Monika justru dipaksa bekerja dengan mertuanya selama 12 jam setiap harinya.
Meski sudah membantu, Monika tetap sering mendapat cercaan, ejekan, hingga hukuman dari sang mertua.
Hukumannya mulai dari tidak diberi jatah makan hingga dilarang mengakses internet.
Sehingga dia tidak dapat menghubungi keluarganya di Pontianak.
Bahkan, kadang perlakuan tidak senonoh dari sang mertua laki-laki. Namun tidak bisa berbuat apa-apa.
"Ibu mertuaku sangat menyeramkan. Aku masih trauma setiap kali mengingatnya. Melihatnya dari jauh saja sudah cukup untuk membuatku takut," ucap Monika, dikutip Grid.ID dari South China Morning Post.
Tak cuma ditindas oleh kedua sang mertua, Monika juga kerap disiksa oleh suaminya sendiri.
Setiap kali Monika menolak berhubungan badan dengannya, sang suami langsung memukulinya.
Selama 10 bulan, Monika terpaksa hidup penuh penderitaan.

Seorang wanita sedang menderita di rumah mertuanya di China (Tangkapan Layar Video)
Kabur ke kantor polisi
Tak tahan lagi, gadis Pontianak ini akhirnya melarikan diri ke kantor polisi setempat.
Bermodalkan beberapa kosakata saja yang sudah mulai dimengerti olehnya, Monika berusaha menceritakan semua masalahnya ke kepolisian.
Tak menyia-nyiakan kesempatan, Monika juga langsung menghubungi kedutaan besar Indonesia di Beijing.
Upaya nekatnya itu pun berhasil.
Pada Kamis, (20/6/2019) lalu, Monika akhirnya bisa kembali menginjakkan kakinya di Tanah Air.
"Lega rasanya aku tidak memiliki anak darinya. Apa yang bakal terjadi kepada anakku jika ayah mereka suka memukul ibunya dan punya nenek dan kakek yang kejam?," ucapnya.
Nyaris gila
Bahkan, Monika mengaku nyaris gila lantaran harus hidup penuh siksaan di Tiongkok selama 10 bulan.
"Saya amat tertekan selama hidup di China sehingga nyaris gila. Saya menangis tiap malam. Kini saya hanya ingin bekerja agar adik-adik saya bisa sekolah," tutupnya.
Penggerebekan mak comblang
Akhirnya, pada bulan Juni 2019 lalu, kepolisian Indonesia langsung melakukan penyelidikan dan menggerebek rumah yang diduga milik sang mak comblang di Pontianak.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, terungkap ada 60 wanita Indonesia lain yang telah diterbangkan ke Tiongkok untuk dinikahi pria yang sudah memberi bayaran Rp 40 juta per orang.
Sementara itu, kepolisian Tiongkok juga baru saja membebaskan 1.147 wanita asing yang menjadi korban perdagangan manusia.
Di antara ribuan wanita itu, ada 17 gadis malang yang masih dibawah umur, yang berasal dari Myanmar, Kamboja, Laos, Vietnam dan Thailand.
Hingga kini, setidaknya ada sekitar 1.332 orang ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka atas kasus jaringan perdagangan manusia (trafficking). (*)
Artikel telah tayang di TribunJambi.com dengan judul:Monika Gadis Pontianak (23) Dibawa Suami ke Tiongkok, 'DIgarap' Mertua Tiap Hari Lemas
Kisah lainnya, dari cerita Surani TKW di Arab Saudi yang tak diberi makan berhari-hari oleh majikannya.
Surani (45), TKW di Arab Saudi tiba di rumahnya di Dukuh Ngembat, RT 21, Desa Wonorejo, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Surani tiba di Sragen pada Rabu (15/7/2020) sekitar pukul 05.30 WIB dengan menaiki mobil travel dari Jakarta.
Dari Sragen, dirinya dijemput keluarga untuk pulang ke kampung halamannya.
Ketika ditemui di rumah sang kakak Wardiyanto, Surani tidak menyangka akan menjadi korban kesadisan majikannya bernama Nafisa (58), seorang ibu dari empat orang anak.
"Dua bulan terakhir saya disekap majikan saya dengan alasan saya pernah nguping pembicaraan mereka, padahal saya tidak pernah."
"Kesalahan lainnya, saya pernah bilang ke anak majikan kalo ibu kurang rapi ya itu memang salah saya dan itu saya sudah minta maaf tapi tetap di sekap," terang Surani.
Tonton videonya:
Selama hampir dua bulan disekap, kehidupan Surani sangatlah memprihatinkan.
Surani hanya makan apabila sang majikan ingin memberinya makan.
Dirinya sering diberi setengah porsi roti untuk makan selama dua sampai tiga hari.
Bahkan, ketika dirinya meminta air untuk minum, Surani hanya diperbolehkan minum dari air mentah di kamar mandi.
"Dia sering mengurung saya, jarang dikasih makan, sedangkan minta air saja tidak dikasih, disuruh ambil di kamar mandi. Waktu saya lapar saya minta garam untuk mengganjal lapar itu saja tidak dikasih," kata Surani meneteskan air mata.
Surani menyampaikan, dirinya disekap dalam kamar dengan diameter 5x4, dimana tidak ada kamar mandi hanya ada tempat tidur.
Pergi ke kamar mandi saja Surani tidak diizinkan.
Dirinya bisa ke kamar mandi apabila sang majikan ingin membukakan pintu.
Tak jarang Surani untuk buang air kecil dirinya menggunakan botol yang sudah ia ambil ketika dirinya keluar kamar.
Sementara untuk membuang air besar dirinya harus bisa menahan selama dua hingga tiga sehari.
"Karena makan juga jarang, jadi perut kan nggak ada isinya jadi bisa menahan," lanjut Surani.
Surani menyampaikan, majikannya tidak pernah melakukan kekerasan, hanya saja sang majikan sering melempar-lempar barang seperti botol, gelas ke dirinya.
"Majikan saya pernah bilang: "Saya sengaja mengurung, pengen kamu mati saja kalau saya jengkel nanti kamu saya tusuk pisau" sudah sampai mengancam membunuh juga," katanya.
Dirinya menyampaikan perlakuan majikannya memang mulai berubah dua bulan terakhir.
Sebelum itu dirinya tidak disiksa, tetap melakukan pekerjaan rumah, hanya saja gajinya selama lima bulan ditahan.
Dalam sebulan, Surani menerima gaji sebesar 1000 real atau Rp 3 juta.
Sang majikan juga pernah meminta perhiasan dan uang yang dimiliki Surani.
Namun, ketika Surani pulang, gaji yang nunggak dan perhiasan dikembalikan.
Disekap, Tapi Telfon tidak disita
Sedikit keberuntungan nampaknya menyertai Surani.
Ketika disekap, sang majikan tidak mengambil handphone miliknya, sehingga Surani bisa berhubungan dengan siapapun.
Awalnya Surani hanya menghubungi keluarga di Sragen.
Sehingga keluarga mencarikan bantuan agar Surani bisa bebas dan selamat.
Saat itu, Surani juga berusaha menghubungi pengurus Buruh Migran Indonesia (BMI) Jeddah dan menceritakan semua yang terjadi.
BMI akhirnya menghubungi Konsult Jendral Republik Indonesia (KJRI).
"Saya hubungi BMI Jeddah, BMI akhirnya menghubungi KJRI, KJRI menelepon polisi Saudi Arabia.
Dari kepolisian akhirnya menelepon majikan dan anak majikan mengantarkan saya ke kantor polisi," terang Surani.
Surani pernah ditanyai KJRI akan menuntut apa kepada majikan? Namun dirinya tidak menuntut apapun dan hanya meminta dirinya dipulangkan ke Indonesia.
Selama Surani di KJRI, sang majikan sempat beberapa kali datang untuk meminta maaf dan meminta Surani kembali bekerja bersamanya, namun Surani menolak dan tetap ingin pulang.
18 Tahun Tidak Pulang ke Indonesia
Memiliki latar belakang lulusan SD kala itu membuat Surani tetap bertekad pergi ke Arab Saudi menjadi TKW.
Dirinya pernah tujuh tahun menjadi TKW di Mekkah dan mendapatkan majikan yang baik, kemudian pulang.
Tujuh tahun menjadi TKW membuat Surani saat itu memiliki cukup uang untuk membeli sawah di kampung halaman.
Kemudian, dirinya kembali memutuskan menjadi TKW.
Sejak 2002 berangkat ke Arab Saudi, dirinya juga menemui majikan yang baik, yaitu ibu dari Nafisa majikannya yang terakhir.
"Dulu saya ngurus ibunya Nafisa, ibunya sangat baik. Ibu ini tidak ada yang nengurus. Jadi saya kasihan dan akhirnya saya tidak pernah pulang ke Sragen," katanya.
Selama 14 tahun dirinya merawat ibu Nafisa hingga meninggal dunia.
Setelah ibunya meninggal, akhirnya Surani diminta Nafisa menjadi asisten rumah tangganya. Di sinilah muncul malapetaka itu hingga terjadi penyiksaan.
Singkatnya, proses kepulangan Surani ke Indonesia kurang lebih selama 20 hari.
Surani mengaku trauma dengan kejadian yang menimpanya dan tidak ingin kembali lagi menjadi TKW. (Uti/TribunJateng.com)
Artikel telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul:Video Cerita Surani TKW di Arab yang Tak Diberi Makan Berhari-Hari
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Kisah Pilu Monika (23), Gadis Cantik Imut Asal Pontianak, Disiksa saat Menolak Bersetubuh di China, https://medan.tribunnews.com/2020/07/28/kisah-pilu-monika-23-gadis-cantik-imut-asal-pontianak-disiksa-saat-menolak-bersetubuh-di-china?page=all.
Editor: Abdi Tumanggor