20 Petani di Sudan Ditembak Mati Pria Bersenjata, Korban Termasuk Wanita dan Anak-anak

Sebanyak 20 petani tewas ditembak mati oleh sekelompok pria bersenjata di Darfur, Sudan, Jumat (25/7/2020).

Editor: Heri Prihartono
pixabay.com
Ilustrasi 

TRIBUNJAMBI.COM, SUDAN - Sebanyak 20 petani tewas ditembak mati oleh sekelompok pria bersenjata di Darfur, Sudan, Jumat (25/7/2020).

Tak hanya petani, korban tewas juga termasuk anak-anak dan para wanita.

"Kesepakatan telah dicapai di mana pemilik tanah akan kembali ke ladang mereka, namun pria bersenjata datang pada hari Jumat dan melepaskan tembakan yang menewaskan 20 orang termasuk 2 wanita dan anak-anak," kata kepala adat di Darfur, Ibrahim Ahmad dikutip AFP.

Viral Curhatan Mahasiswi Hamil Ditinggal Pacar, Anaknya Kembar Bikin Warganet Ramai Beri Dukungan

Berdasarkan keterangan Ibrahim Ahmad, pembunuhan itu tepatnya terjadi di Aboudos, 90 kilometer bagian selatan Nyala, sebuah ibu kota Provinsi Darfur Selatan.

Seorang korban selamat berkenan diwawancarai AFP dengan syarat anonim menceritakan bahwa para petani telah kembali ke ladang mereka untuk mengambil kesempatan di musim hujan dengan mulai menanam.

China Perintahkan Penutupan Konsulat AS di Chengdu, Balasan Penutupan Kedutaan di Houston

"Karena kekerasan sudah tidak terjadi selama 16 tahun, dan kami pikir itu sudah berakhir," katanya.

"Kelompok pria bersenjata datang dengan sebuah truk. Salah satunya punya senapan mesin. Mereka mengelilingi kami dari berbagai penjuru mata angin dan mulai menembak."

Korban selamat itu mengatakan 14 orang tewas di tempat, sementara 6 lainnya tewas di rumah sakit.

Andra Ungkap Nama Dewa Bukan Pilihan Ahmad Dhani, Suami Mulan Jameela: Aku Ngaku-ngaku Dong

Konflik di Darfur pecah setelah pemberontak etnis minoritas Afrika, yang mengeluhkan marjinalisasi mengangkat senjata terhadap pemerintah Sudan.

Negara itu membalas dengan kekerasan yang dipimpin oleh Janjaweed, milisi yang ditakuti dan direkrut dari suku-suku nomaden Arab terutama di wilayah Sudan Barat menurut Peace Insight.

Janjaweed merupakan milisi yang didukung penuh oleh pemerintah Sudan untuk memberantas gerakan separatis dan anti-pemerintahan.

Presiden Sudan saat itu, Omar Al Bashir (kini sudah dikudeta dan dalam proses diadili) diincar oleh Pengadilan Kriminal Internasional atas tuduhan genosida dan kejahatan kemanusiaan dalam Konflik Darfur.

Tiga Kali Menjanda, Kalina Disarankan Balikan dengan Deddy Corbuzier, Jawaban Ibu Azka Menohok

Kepemilikan Tanah

Beberapa tahun terakhir, kekerasan memang telah mereda di Darfur meski kelompok-kelompok bersenjata masih terus melakukan serangan seperti yang terjadi pada Jumat (24/7/2020) kemarin dan menewaskan 20 petani.

"Orang-orang Badui Arab ingin mengusir kami dari tanah tempat kakek-nenek kami bertani," kata korban yang selamat.

Adam Mohammed, seorang pakar konflik Darfur, mengatakan kepemilikan tanah adalah pendorong utama konflik antara petani asal suku Afrika dan Badui Arab.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved