Sarah Disekap Bandit Kongo 16 Hari, Pasukan TNI Akhirnya Berhasil Membebaskan

Sebelumnya, Sarah disekap selama 16 hari di Ake Village,10 kilometer dari Lulimba, Kongo. Para prajurit TNI melakukan misi pembebasan.

Editor: Duanto AS
Dokumentasi Puspen TNI
Pasukan Garuda TNI saat melakukan proses negosiasi dengan kelompok bandit yang menyandera Sarah, warga negara AS di Kongo, Afrika. 

TRIBUNJAMBI.COM - Sarah yang disekap bandit Kongo akhirnya bisa dibebaskan Pasukan Garuda Indonesia.

Pasukan Garuda Indonesia yang tergabung dalam Satgas TNI Konga XXXIX-B Rapid Deployable Battalion (RDB) MONUSCO berhasil membebaskan seorang wanita bernama  Sarah, warga Amerika Serikat yang disandera kelompok bandit di Kongo.

Sebelumnya, Sarah disekap selama 16 hari di Ake Village,10 kilometer dari Lulimba, Kongo. Para prajurit TNI berusaha melakukan misi pembebasan.

Kekuatan Militer Indonesia No 1 di Asia Tenggara dan No 16 di Dunia, Prabowo Belanja 500 Rantis

Sejarah Mencatat, Kopaska, Kopassus & Denjaka Pernah Bersatu Buru Perompak Somalia yang Sandera WNI

"Keberhasilan dalam penyelamatan diawali dengan diterimanya informasi dari chief dan MSF team kepada Komandan Static Combat Deployment (SCD) Lulimba Mayor Inf Yoni," ujar Komandan Satgas TNI RDB Kolonel Inf Daniel Lumban Raja dalam keterangan tertulis, Senin (20/7/2020).

PASUKAN TNI yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di Kongo Afrika
TNI yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di Kongo (Dokumentasi Puspen TNI)

Kemudian, SCD Lulimba Satgas Indo RDB XXXIX-B Monusco bersama Regiment Commander FARDC, Commander Local Police dan Team MSF melaksanakan briefing untuk negosiasi akhir dalam rangka membebaskan sandera.

Pasukan Garuda TNI melakukan proses negosiasi dengan pihak bandit di Kongo untuk melepaskan warga AS yang disandera.
Pasukan Garuda TNI melakukan breafing untuk menuju proses negosiasi dengan kelompok bandit di Kongo agar melepaskan Sarah, warga AS yang disandera. (Dokumentasi Puspen TNI)

Dalam briefing tersebut sekaligus ditentukan langkah untuk menindaklanjuti informasi yang telah didapat serta mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi.

Usai menemukan titik terang dalam proses negosiasi, akhirnya kelompok bandit tersebut bersedia untuk membebaskan sandera.

Kabar Buruk, Marc Marquez Diprediksi Bakal Tak Ikut Balapan Hingga Pertengahan Musim MotoGP 2020

Pebalap Indonesia di Ajang Moto2 Spanyol 2020, Berhasil Finis di Posisi Ini, Start Urutan ke 28

Sarah, warga negara Amerika dibebaskan dari penyanderaan kelompok bandit di Kongo Afrika.
Sarah, warga negara Amerika dibebaskan dari penyanderaan kelompok bandit di Kongo Afrika. (Dokumentasi Puspen TNI)

"Satgas Indo RDB berperan penting dalam memastikan situasi keamanan terkendali dengan melaksanakan pengamanan ring luar guna mem-backup dan mengambil tindakan apabila terjadi situasi genting dalam proses terjadinya negosiasi sandera yang terjadi di desa Ake tersebut," kata dia.

Pelaksanaan negosiasi pun berjalan lancar meski harus berhadapan dengan tiga orang bandit yang bersenjatakan tiga pucuk AK-47.

Kondisi Sarah pun dilaporkan stabil dan langsung dilakukan pemeriksaan kesehatan secara intensif. 

Pasukan TNI yang tergabung dalam misi PBB di Kongo, Afrika.
Pasukan TNI yang tergabung dalam misi PBB di Kongo, Afrika. (Dokumentasi Puspen TNI)

Foto Viral Kontrakan Ditinggal 4 Bulan karena Covid-19, Begitu Kembali Bikin Tercengang Kondisinya

Kisah Kopassus Vs Green Berrets, Pasukan Elite AS Angkat Tangan saat Disuruh Makan Durian

Koopssusgab ini didirikan pada 9 Juni 2015 atas inisiasi Jenderal TNI Purnawirawan Moeldoko yang kala itu segera pensiun sebagai Panglima TNI pada 1 Agustus 2015.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan  Presiden Joko Widodo sebagai Warga Kehormatan Pasukan Khusus dan Mabes TNI, ditandai pemakaian Jaket dan Baret Mabes TNI dan Angkatan, bertempat di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (16/4/2015). Pengangkatan Presiden Joko Widodo sebagai Warga Kehormatan Pasukan Khusus TNI ini selaras dengan UUD 1945 Pasal 10 yang menyatakan bahwa Presiden memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. TRIBUNNEWS/PUSPEN TNI
Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Presiden Joko Widodo sebagai Warga Kehormatan Pasukan Khusus dan Mabes TNI, ditandai pemakaian Jaket dan Baret Mabes TNI dan Angkatan, bertempat di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (16/4/2015) lalu. Pengangkatan Presiden Joko Widodo sebagai Warga Kehormatan Pasukan Khusus TNI ini selaras dengan UUD 1945 Pasal 10 yang menyatakan bahwa Presiden memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. TRIBUNNEWS/PUSPEN TNI (PUSPEN TNI/-)

Pasukan tempur militer Indonesia memang bukanlah pasukan sembarangan.

Pelatihan yang luar biasa keras hingga tugas yang berat membuat mereka jadi personil yang tangguh demi mempertahankan negara.

Kepolisian RI punya Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88).

Sementara Tentara Nasional Indonesia punya Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab).

Koopssusgab merupakan tim antiteror gabungan dari tiga matra TNI.

Mereka berasal dari Sat-81 Gultor Komando Pasukan Khusus milik TNI AD, Detasemen Jalamangkara punya TNI AL, dan Satbravo 90 Komando Pasukan Khas dari TNI AU.

Koopssusgab ini didirikan pada 9 Juni 2015 atas inisiasi Jenderal TNI Purnawirawan Moeldoko yang kala itu segera pensiun sebagai Panglima TNI pada 1 Agustus 2015.

Namanya juga terbaik dari yang terbaik, maka jumlah personel Koopssusgab pun tak banyak.

Pasukan diambil dari personel-personel terbaik di setiap matra.

Intinya 60 orang. Tapi setiap elemen punya bagian pendukung sehingga total kekuatannya 90 personel.

Namun setelah Moeldoko pensiun kiprah pasukan ini seolah dibekukan.

Sekarang, atas instruksi Presiden Joko Widodo, pasukan mungil tapi sangat mematikan ini dihidupkan kembali.

Meski begitu, dalam pelaksanaan pemberantasan teroris, Koopssusgab tetap berkerja sama dengan Polri.

Tugas utama mereka adalah membantu Densus 88.

Hendra Kho Warga Tionghoa Asal Jambi Jadi Pasukan Elite TNI AU, Dulu Sat Bravo 90

"Justru yang tetap yang di depan adalah kepolisian, TNI memberi perkuatan.

Dikolaborasikan dalam menangani sebuah persoalan yang sama.

Intinya di situ," jelas Moeldoko seperti dilansir dari Tribunnews.com

Berikut adalah tiga matra yang menjadi tulang punggung di Koopssusgab.

1. Denjaka

Ilustrasi aksi denjaka
Ilustrasi aksi denjaka (Tribun Jambi)
Detasemen Jala Mangkara (Denjaka).

Kesatuan mematikan dari TNI Angkatan Laut yang pernah bikin Navy SEAL AS gentar.

Para personel Denjaka berasal dari personel terbaik di satuan pasukan khusus TNI AL, yakni Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Intai Amfibi Marinir (Taifib).

Pada dasarnya, materi pendidikan antiteror dan antisabotase yang diterima calon anggota Denjaka tak banyak beda dengan yang disuguhkan pada unit-unit antiteror lainnya di jajaran TNI. Hanya saja ruang lingkup operasi lebih banyak berkutat di laut.

Selain metode pencapaian sasaran lewat teknik lintas udara (combat free fall) juga ditekankan penguasaan metode bawah air (combat diving) dan lintas atas air senyap.

Baik dengan berenang (combat swimming) maupun memakai perahu karet.

Profil Satuan Elitnya Kopassus, Sat 81 Kopassus, Dulu Pernah Diisukan Sebagai Pemburu KKB Papua

Selain penguasaan ilmu bertempur, Denjaka juga dibekali ilmu kejiwaan dan analisa situasi khusus.

Sebelum melancarkan serangan, biasanya diajukan tim pendahulu yang bertindak sebagai negosiator dengan teroris.

2. Sat-81 Gultor

Sat-81 Gultor Kopassus
Sat-81 Gultor Kopassus (tribunnews)
Sat-81 Penanggulangan Teror (Gultor) merupakan salah satu bagian dari Kopassus TNI AD.

Sat-81/Gultor berdiri pada dekade 1980-an atas prakarsa dari L.B. Moerdani yang saat itu menjadi salah satu dedengkot pasukan khusus dan TNI.

Pasukan ini dibentuk dengan latar belakang kasus pembajakan pesawat Garuda Indonesia 206 di Woyla, Thailand tahun 1981.

Luhut Binsar Pandjaitan dan Prabowo Soebianto didapuk menjadi Komandan dan Wakil Komandan pertama Sat-81 Gultor.

Mereka dikirim ke Grenzschutzgruppe-9 (GSG-9) di Jerman untuk menjalani spesialisasi teror.

Kemampuan Sat-81 Gultor diakui dunia. Dari daftar yang dirilis oleh Thetoptens, Sat-81 Gultor keluar sebagai pasukan antiteror terbaik dunia.

Berikut daftar lima besarnya. (1) Gultor 81 – Komando Pasukan Khusus, Indonesia, (2) Special Air Service, Inggris, (3) DEVGRU (SEAL Team Six), Amerika Serikat, (4) Isreali Matkal / Shayetet 13, Israel, (5) United States 1st SFOD-D – Delta Force, Amerika Serikat.

Saking menyeramkan prosesi latihan dan kemampuan yang dimiliki personel Sat-81 Gultor, ada orang yang menjulukinya sekumpulan orang dari neraka yang berjalan di muka Bumi.

3. Satbravo-90

Satbravo 90
Satbravo 90 (Tribunnews)

Pasukan elit termuda jika dibandingkan Sat 81-Gultor maupun Denjaka. Namun jangan sekali-kali remehkan kemampuannya.

Satbravo berinduk ke Paskhas yang merupakan pasukan khusus TNI AU.

Artinya, mereka adalah pasukan elitnya pasukan khusus.

Selain menguasai penanganan antiteror laiknya pasukan elit lain, Satbravo-90 punya kemampuan terbaik dalam misi-misi udara.

Resmi, Ballon Dor Tahun 2020 Ditiadakan, Semua Persyaratan Disebut Tak Terpenuhi, Efek Covid-19?

Update Kasus Kematian Editor Metro TV, Kekasih Yodi Prabowo Sempat Tertawa Lepas Sebelum Lakukan Ini

Hak spesial lainnya dari Satbravo adalah bisa menggunakan semua pesawat milik TNI AU untuk misi mereka.

Mulai dari pesawat pengangkut sampai jet-jet tercanggih TNI.

Prosesi latihan Satbravo-90 juga tak kalah menyeramkan dibanding "seniornya'.

Mereka selalu memakai peluru sungguhan. Sebab arena latihan selalu dikondisikan seperti perang sungguhan. (*)

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Jumlahnya Terbatas Hanya 90 Kepala, Inilah Pasukan Elit Sekaligus Mematikan Milik Indonesia, Teroris Bisa Dibabat Habis Jika Beraksi dan Tribun Medan

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved