Berita Sarolangun
Soal Pengembangan Delapan Pokdarwis di Sarolangun, Ini Kata Kepala Disparporada
Pariwisata adalah jenis usaha yang memiliki kemampuan meningkatkan potensi ekonomi desa dengan lingkup yang sangat luas.
Penulis: Wahyu Herliyanto | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Pokdarwis atau kelompok sadar wisata di sebagian besar desa terbukti memiliki peran signifikan dalam mengembangkan potensi kepariwisataan di desa. Hal ini sekaligus menjadi alat pemberdaya penguasaan kemampuan kepariwisataan desa.
Pariwisata adalah jenis usaha yang memiliki kemampuan meningkatkan potensi ekonomi desa dengan lingkup yang sangat luas.
Pariwisata membuka banyak peluang kerja, peluang ekonomi dan akhirnya menjadi sebuah pilihan yang menarik, mengentaskan kemiskinan di desa-desa, terutama yang memiliki potensi mengembangkan wisatanya.
• Kurang saat Bayar Teman Kencan, Dua Pria Hidung Belang Dikeroyok di Warung Remang-remang
• Dirjen Perikanan Tangkap KKP Diberhentikan Edhy Prabowo, Pejabat Pengganti Segera Diusulkan
• Surat Yasin 83 Ayat dan Tahlil Huruf Arab dan Latin Lengkap untuk Malam Jumat (VIDEO)
Untuk Kabupaten Sarolangun, baru ada delapan pokdarwis yang aktif mengelola wisata di desanya.
Terdiri dari pokdarwis di Kecamatan Batang Asai ada di Desa Lubuk Bangkar yang memiliki wisata panorama bukit tempurung.
Desa Sungai Keradak, memiliki wisata air garam gunung inum, dan Desa Muara Air Dua memiliki wisata panorama bukit papan.
Kecamatan Limun ada di Desa Meribung dan Lubuk Napal melintang karena desa itu dihibungkan oleh Goa Colou petak yang panjangnya 1.700 meter.
Kecamatan Ait Hitam ada di Desa Jernih memiliki wisata Bendungan Air Muap. Desa Pematang Kabau masih di kawasan TNBD memiliki ekowisata tanaman anggrek, dan Desa Bukit Suban memiliki wisata panorama Puncak Bukit Suban.
Kepala Disparporada Sarolangun, Idrus mengatakan dari delapan pokdarwis ini, memang yang ada kemajuannya baru tiga pokdarwis, yaitu Bukit Suban, Pematang Kabau dan Lubuk Bangkar.
Meski demikian, masih banyak hal yang akan dilakukan untuk mengembangkan pokdarwis di suatu desa.
Katanya, tujuan dibentuk pokdarwis adalah agar pengelolaan wisata jauh lebih baik, tertata rapi, dan memiliki management keuangan yang baik. Hingga berdampak pada perekonomian masyarakat setempat.
Tetapi, maju atau tidaknya wisata atau potensi desa itu tergantung pokdarwis dan peran serta masyarakat setempat.
"Dari pemerintah desa, pemkab sifatnya membina dan mengarahkan," katanya.
Pada tahun lalu, melalui DAK pihaknya sudah melakukan pengembangan pada pokdarwis di Sarolangun.
Pengembangan itu dilakukan melalui tiga jenis pelatihan, yaitu pelatihan tata kelola destinasi wisata, pelatihan manajemen home stay dan pelatihan pemandu wisata alam.