Berita Internasional

AS Bujuk Seluruh Negara Tak Tinggal Diam Lihat China Main Klaim Sepihak di Laut China Selatan

AS Bujuk Seluruh Negara Tak Tinggal Diam Lihat China Main Klaim Sepihak di Laut China Selatan

Editor: Andreas Eko Prasetyo
AFP
Kapal-kapal Amerika Serikat di perairan Laut China Selatan, berdekatan dengan teluk Filipina. 

TRIBUNJAMBI.COM - Nampaknya tidak ada kata perdamaian dari konflik antara Amerika Serikat dan China gegara Laut China Selatan.

Amerika Serikat pada hari Senin (13/7/2020) menolak klaim Tiongkok untuk sumber daya lepas pantai yang disengketakan di sebagian besar Laut China Selatan.

Langkah ini dinilai dapat memperburuk hubungan yang erat antara dua ekonomi terbesar dunia.

Disuruh Lihat Tik Tok Agnez Mo, Gisella Anastasia Takut Lihat Akun Eks Wijin: Aku Jiper!

Syafboni : Rekomendasi Bapilu Itu Ada Penugasan Partai

Bioskop Online Indonesia Merilis Beberapa Judul Film Indonesia, Berikut Cara Mengaksesnya

Melansir Reuters, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, China tidak menunjukkan dasar hukum yang komprehensif untuk ambisinya di Laut China Selatan dan selama bertahun-tahun telah menggunakan intimidasi terhadap negara-negara pantai Asia Selatan lainnya.

"Kami memperjelas: Klaim Beijing atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut China Selatan sepenuhnya melanggar hukum,"

UPDATE Hari Ini 1.591 Kasus Baru Positif Covid-19, Total Yang Sudah Terinfeksi 78.572 Orang

SPOILER Komik One Piece Chapter 985, Menguak Misteri Bayangan yang Dikejar Marco yang Muncul di Wano

Abdullah Syam, Ketua Umum DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Meninggal Dunia

"seperti kampanye penindasan untuk mengendalikan mereka," kata Pompeo seperti yang dikutip Reuters.

Amerika Serikat telah lama menentang klaim teritorial China yang luas di Laut China Selatan, mengirimkan kapal perang secara teratur melalui jalur air strategis untuk menunjukkan kebebasan navigasi di sana.

Pernyataan Senin kemarin mencerminkan nada yang lebih keras.

"Dunia tidak akan membiarkan Beijing memperlakukan Laut China Selatan sebagai kerajaan maritimnya," kata Pompeo.

Kabar Buruk dari Militer AS, Kapal Perang USS Bonhomme Richard Malah Meledak Misterius di Pangkalan

Kerinci Ditetapkan Masuk Kategori Zona Risiko Rendah Covid-19

Manfaat Air Beras Selain untuk Mencerahkan Juga untuk Mengecilkan Pori-Pori, Ketahui Manfaat Lainnya

Salah satu pulau di Kepulauan Spartly di Laut China Selatan
Salah satu pulau di Kepulauan Spartly di Laut China Selatan

Analis regional mengatakan akan sangat penting untuk melihat apakah negara-negara lain akan mengadopsi sikap AS.

Apa yang mungkin dilakukan Washington untuk memperkuat posisinya dan mencegah Beijing menciptakan "fakta di atas air" untuk mendukung klaimnya.

KONI Muarojambi Optimis Jadi Tuan Rumah untuk Porprov 2022

Menhan Prabowo Tak Ada Saat Presiden Jokowi Menolak Para Menteri Berikan Laporan saat Rapat Covid-19

Sinopsis Drama Korea Love in the Moonlight Episode 14, Istana Bersiaga Mencari Hong Ra-On

Cengkeraman China yang semakin ketat di Hong Kong dan penumpasannya terhadap komunitas Muslim Uighur di Tiongkok menjadi beberapa alasan penyebabnya.

Data Reuters menunjukkan, China mengklaim 90% dari Laut China Selatan yang berpotensi kaya energi.

Akan tetapi Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga mengklaim bagian-bagiannya, di mana sekitar US$ 3 triliun perdagangan melalui wilayah ini setiap tahunnya.

KABAR Terkini Artis Hana Hanifah yang Terjerat Prostitusi, Sang Pengacara Tiba di Polrestabes Medan

Viral Ceramah Gus Muwafiq: Masa Karena Kalah Ganteng dari Aktor Korea, Nonton Drakor Dibilang Kafir

Momen Lucu Muncul Kala Proses Persalinan Vanessa Angel, Bibi Ardiansyah Ditanya Sudah Bisa Adzan

Beijing telah membangun pangkalan-pangkalan di atas militer di wilayah itu, meskipun mengatakan niatnya untuk perdamaian.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved