VIDEO Heboh Kalung Antivirus Corona, Menkes Terawan, Ikatan Dokter, hingga DPR Beri Tanggapan

Belakangan polemik terkait kalung dengan klaim antivirus Corona menuai berbagai respon.

Editor: Teguh Suprayitno

TRIBUNMATARAM.COM - Belakangan polemik terkait kalung dengan klaim antivirus Corona menuai berbagai respon.

Mulai dari Menteri Kesehatan RI, Terawan Agus Putranto kemudian ada Ikatan Dokter Indonesia atau IDI.

Hingga dua anggota DPR RI turut memberikan tanggapan mereka.

Diketahui, Kementerian Pertanian (Kementan) berencana untuk mengeluarkan produk berbahan dasar tanaman herbal Eucalyptus.

Satu di antaranya adalah produk kalung dengan klaim sebagai antivirus Corona.

Pihak Kementan menyebutkan sudah melakukan penelitian terkait Eucalyptus sebagai antivirus.

Berikut sejumlah tanggapan dari berbagai tokoh terkait kalung antivirus Corona yang dirangkum oleh Tribunnews.com:

1. Menteri Kesehatan

Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto mengaku belum mempelajari terkait rencana dari Kementan itu.

Hal tersebut disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube Kompas TV, Senin (6/7/2020).

BREAKING NEWS 30 Remaja di Jambi Tertangkap Ramai-ramai Ngamar di Hotel, Camat Temukan Obat Kuat

VIDEO Gaya Satpol PP Makassar Berfoto dengan Sepeda Brompton Rp 90 Juta Ini Viral

Ia menegaskan belum melihat secara detail terkait khasiat dari kalung yang diklaim sebagai antivirus Corona.

"Kalung dan sebagainya saya malah belum terlalu mempelajari isinya apa," tutur Terawan.

Namun Terawan menyampaikan, kalung itu mungkin bisa bermanfaat di tengah pandemi Covid-19.

Yakni apabila kalung dari tanaman herbal eukaliptus tersebut dapat meningkatkan imun tubuh seseorang.

Di mana secara psikologis maupun mental, orang yang memakai kalung akan tersugesti dengan hal-hal baik.

"Yang penting adalah kalau itu membuat secara psikologis dan mentality percaya dan yakin ya imunnya naik," terang Terawan.

Menurut Terawan, untuk menghadapi Covid-19 tidak hanya dibutuhkan badan yang sehat.

Namun juga harus ditambah dengan mental yang baik dan positif.

Karena dengan demikian imun seseorang juga akan ikut naik dan bisa melawan virus.

Terawan mengatakan imunitas akan turun apabila merasakan sedih dan khawatir yang berlebihan.

"Menghadapi situasi Covid ini 'kan bukan sekedar badan sehat saja tapi mental harus sehat," jelas Terawan.

"Sehingga imunnya naik, kalau imunitas turun karena kesedihan meskipun makan banyak, khawatir banyak," tambahnya.

2. Ikatan Dokter Indonesia (IDI)

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih juga memberikan tanggapan.

Diberitakan Kompas.com, Daeng menilai dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan klaim dari Kementan.

Sehingga klaim kalung sebagai antivirus Corona memang teruji dan terbukti secara klinis.

Kemudian nantinya para pengguna dapat secara yakin dengan khasiat dari kalung Eucalyptus.

"Semestinya ada hasil penelitian yang dapat membuktikan atau meyakinkan bahwa kalung tersebut berkhasiat sebagai antivirus," ungkap Daeng dikutip dari Kompas.com.

Ini Penyebab Orangtua di Muarojambi Enggan Laporkan Kasus Kekerasan Seksual Pada Anak

Provinsi Jambi Kini Bisa Lakukan Uji Swab Mandiri

3. Guru Besar Farmakologi Fakultas Farmasi UGM

Sementara itu, Guru Besar Farmasi UGM, Zullies Ikawati merasa kalung dari Eucalyptus cukup didaftarkan sebagai jamu saja tanpa klaim antivirus Corona.

Hal tersebut disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube Kompas TV, Senin (6/7/2020).

Menurut Zullies, produk tersebut didaftarkan sebagai jamu dirasa sudah cukup tanpa ada penyebutan antivirus dari Corona.

Zullies menyampaikan, membutuhkan tahapan yang sangat panjang untuk menjadikan Eucalyptus sebagai obat hingga antivirus.

"Menurut saya pribadi, ini didaftarkan sebagai jamu sudah cukup asal tidak mengklaim antivirus tadi," terang Zullies.

Apabila kalung Eucalyptus ingin digunakan pada manusia, Zullies menjelaskan Kementan harus melalui uji praklinis maupun uji klinis terlebih dahulu.

Sehingga nantinya produk tersebut bisa masuk dalam kategori fitofarmaka yang efektivitas dan keamanan sudah teruji.

4. Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK)

Muhadjir menuturkan terkait kalung antivirus dari Eucalyptus masih harus dilakukan kajian yang mendalam.

Hal tersebut disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube Kompas TV, Minggu (5/7/2020).

Agar hasil penelitian itu bisa dipertanggungjawabkan baik secara akademis maupun ilmiah.

Jadi tidak bisa seenaknya membuat klaim karena harus melalui masa uji coba terlebih dahulu.

Baru setelah itu dilakukan evaluasi terkait uji coba tersebut.

Muhadjir juga meminta agar penelitian dapat dilakukan secara baik dan benar.

"Perlu ada kajian yang lebih mendalam bisa dipertanggungjawabkan secara akademis, secara ilmiah," terang Muhadjir.

Puluhan Petugas Penyelengara Pemilu di Merangin Dikabarkan Reaktif Rapid Test

Dirreskrimsus Polda Jambi Bersama Tiga Kapolres Bersinergi Cegah Karhutla

"Dan itu 'kan tidak bisa serta merta, harus ada masa uji coba, evaluasi bagaimana respon dan itu harus diteliti secara cermat," tambahnya.

Meski demikian, Muhadjir menyampaikan sangat mendukung berbagai inovasi yang dikeluarkan untuk menangani pandemi Covid-19.

5. Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PAN

Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay juga menyampaikan kritik rencana Kementan memproduksi massal kalung antivirus Corona.

Disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube Kompas TV, Minggu (5/7/2020), Salah meminta agar pihak Kementan bisa kembali melakukan pengkajian.

Yakni dengan melibatkan lembaga penelitian yang lain hingga ahli virologi di Indonesia yang kompeten dalam bidang tersebut.

Sehingga diharapkan hasil dari penelitian itu bisa lebih pasti dan siap diminta pertanggungjawabannya.

Pengkajian ulang dapat dilakukan untuk memastikan khasiat dari kalung antivirus Corona itu.

"Menurut saya kalung antivirus Corona itu masih perlu kajian yang cukup mendalam," jelas Saleh.

"Dan bisa melibatkan lembaga-lembaga penelitian lain, ahli virologi yang lain sehingga dengan demikian hasil penelitian bisa lebih dipertanggungjawabkan," imbuhnya.

6. Anggota Komisi II DPR RI Sekaligus Ketua DPP PKS

Anggota Komisi II DPR RI, Mardani Ali turut memberikan tanggapan terkait produk yang akan dikeluarkan Kementan.

Dilansir Tribunnews.com, Anggota Komisi II DPR RI justru khawatir apabila produk itu ditertawakan oleh dunia.

Karena sampai saat ini produk antivirus Corona belum teruji klinis namun sudah akan diproduksi secara massal.

Meski demikian, Mardani Ali tetap memberikan apresiasi kepada Kementan terkait usaha mereka.

"Jika uji klinis dan uji publik oleh para pakar belum dilakukan dan ada klaim sepihak, saya khawatir kita jadi bahan tertawaan publik dunia," ungkap Mardani Ali dikutip dari Tribunnews.com.

Namun Mardani Ali merasa kalung antivirus Corona bisa menjadi komoditi ekspor Indonesia.

Apabila memang benar kalung dari tanaman herbal eukaliptus itu bisa mengurangi paparan virus.

"Jika ini proven atau terbukti secara ilmiah menurunkan kasus Covid-19, tentu bisa jadi produk andalan kita di pasar ekspor," pungkas Mardani Ali dikutip dari Tribunnews.com.

(Tribunnews.com/Febia Rosada/Vincentius Jyestha Candraditya/ Daryono, Kompas.com/Dani Prabowo)

Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul Polemik Kalung Antivirus Corona, Deretan Tanggapan Menkes Terawan, Ikatan Dokter, hingga DPR.

Sumber: Tribun Mataram
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved