Berita Kesehatan
Studi Temukan Remaja yang Sering Begadang hingga Larut Malam Berisiko Tinggi Terserang Asma
Studi Temukan Remaja yang Sering Begadang hingga Larut Malam Berisiko Tinggi Terserang Asma
TRIBUNJAMBI.COM - Para remaja baik membaca artikel ini yang bakal mengulas kesehatan yang memburuk diakibatkan oleh begadang.
Waspada bagi remaja yang sering begadang atau tidur larut malam.
Sebuah studi baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal ERJ Open Research pada bulan Juni 2020 ini telah mengungkapkan sebuah temuan bahwa remaja yang sering bergadang lebih berisiko tinggi terkena asma dan alergi.
Studi ini dilakukan oleh oleh para peneliti dari Institut Barcelona untuk Kesehatan Global, Spanyol, yang sebagian besar biayanya didanai Pusat Penelitian Alergi dan Asma di Kolkata, India.
Fokus pengamatan dilakukan terhadap preferensi individu tidur dan aktivitas (chronotype) yang mungkin memainkan peran penting pada asma dan penyakit alergi pada remaja.
Chronotype disebut juga waktu tidur dan aktivitas yang disukai seseorang.
Ada tiga variasi utama chronotype di antara manusia.
• Klasemen Sementara PBSI Home Tournament Tunggal Putra, Jadwal Live Streaming Kamis 9 Juli 2020
• Kunci Gitar (Chord) dan Lirik Lagu Penak Jamanku - Via Vallen, Enak Dimainkan Sambil Bernyanyi
• Ramalan 12 Zodiak Asmara Besok, Kamis 9 Juli 2020, Leo Akan Bertemu Orang yang Menarik
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
Yakni orang yang bangun lebih awal dan tidur lebih awal (tipe pagi atau larks), orang yang lebih suka tidur larut malam dan bangun di pagi hari (tipe malam atau burung hantu) dan orang yang tetap berada di antara (tipe perantara).
Penelitian ini melibatkan 1.684 remaja India berusia 13 dan 14 tahun untuk ambil bagian dalam Faktor Prevalensi dan Risiko Asma dan Penyakit Terkait Alergi di antara Studi Remaja (PERFORMANCE).
Para remaja diminta untuk melaporkan apakah mereka pernah mengalami atau saat ini mengalami gejala pernapasan, seperti asma atau gejala alergi rinitis, seperti pilek dan bersin.
Setiap peserta ditanya tentang mengi, asma, atau gejala alergi rinitis, seperti pilek dan bersin.
Mereka ditanyai serangkaian pertanyaan untuk menilai apakah mereka tipe malam, tipe pagi atau di antaranya.
Seperti jam saat mereka tidur di malam hari, kecenderungan merasa lelah, jam bangun, waktu favorit individu untuk tidur dan aktif, serta seberapa lelah mereka merasakan hal pertama di pagi hari.
• Empat Bank Ini Ditunjuk Pemerintah untuk Mendapatkan Modal Pinjaman Rp 10 Triliun
• Begini Permintaan Presiden Jokowi ke Prabowo Subianto Soal Alutsista, Utamakan Dari Produksi Ini
• Bacaan Niat dan Tata Cara Sholat Idul Adha dalam Bahasa Arab, Latin dan Terjemahan Bahasa Indonesia
Para peneliti membandingkan gejala remaja dengan preferensi tidur mereka, dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang diketahui mempengaruhi asma dan alergi.
Seperti di mana para peserta tinggal dan apakah anggota keluarga mereka merokok.
Hasilnya, para peneliti menemukan remaja tipe malam memiliki risiko tiga kali lebih tinggi menderita asma dibanding remaja tipe malam atau perantara.