Sejarah Indonesia
Soeharto Tak Tahu Barang Penting Ini Dibawa Bung Karno Saat Presiden RI Pertama Terusir dari Istana
Soeharto Tak Tahu Barang Penting Ini Dibawa Bung Karno Saat Presiden RI Pertama Terusir dari Istana
Wajar saja petugas istana negara saat itu gempar karena tak menemukan Bendera Pusaka tersebut.
• Ricuh Saat Organ Tunggal, Warga Pasir Putih Diduga Ditikam Oknum Ormas
• Viral Mahar Pernikahan Wanita Cantik Ini Berupa Air Putih dan Sendal Jepit, Terkuak Alasan Mulianya
• Maraknya Pasar Liar tak Berizin yang Beroperasi di Kota Jambi, Pemkot Bakal Lakukan Penertiban
Padahal rencananya Bendera merah putih itu akan dikibarkan pada upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1967.
Istana negara kemudian membentuk delegasi untuk menemui Soekarno di Istana Bogor.
"Kenyataan bahwa Bendera Pusaka itu dijahit oleh Ibu Fatmawati dan merupakan milik pribadi Bung Karno, membuat kepemilikan benda bersejarah ini sempat menjadi masalah kecil," tulis Bondan Winarno.
Soekarno awalnya ragu dan menolak memberi tahu keberadaan Bendera merah putih itu.
• Melihat Peringkat UNJA yang Masuk 50 Universitas Terbaik Indonesia 2020 Versi 4ICU
• Dua Negara yang Diganggunya Latihan Militer Bareng, China Terdesak Tahu India & Jepang Bersekongkol?
Namun, Soekarno kemudian menyadari bahwa Bendera Pusaka merah putih yang dijahit oleh Fatmawati itu bukanlah milik pribadi melainkan sudah menjadi milik bangsa Indonesia.
Soekarno lantas meminta delegasi untuk kembali menemuinya pada 16 Agustus 1967.
Namun saat kembali menemui Soekarno pada 16 Agustus 1967, delegasi itu justru diajak Soekarno kembali ke Jakarta dan mendatangi Monumen Nasional (Monas).
"Ternyata Bung Karno menyimpan Bendera Pustaka di sebuah ruangan bawah tanah di kaki Monumen Nasional," tulis Bondan.
• Ricuh Saat Organ Tunggal, Warga Pasir Putih Diduga Ditikam Oknum Ormas
• Viral Mahar Pernikahan Wanita Cantik Ini Berupa Air Putih dan Sendal Jepit, Terkuak Alasan Mulianya
Setelah Bendera Pusaka diserahkan ke Istana, Presiden Soeharto tak langsung percaya bendera tersebut merupakan Bendera Pusaka.
Soeharto lantas memanggil mantan ajudan Presiden Soekarno Husain Mutahar untuk mengecek keaslian bendera tersebut.
Husain Mutahar adalah ajudan Presiden Soekarno yang mengamankan Bendera Pusaka saat Bung Karno dan Bung Hatta ditawan Belanda pada Agresi Militer Belanda ke dua.
Saat itu, Mutahar diperintah oleh Soekarno menjaga Bendera Pusaka.
• Minibus dari Padang Tujuan Bungo Hantam Tiang Listrik, Sopir dan Satu Penumpang Luka Ringan
Agar tak disita Belanda, Mutahar sampai membuka jahitan bendara tersebut dan memisahkan warna merah dan putihnya.
Setelah Agresi Militer II Belanda selesai, Bendera Pusaka dijahit kembali dan diserahkan kepada Soekarno
Karena tahu betul Bendera Pusaka, Mutahar mengatakan bahwa bendera yang disimpan Soekarno di Monas adalah Bendera Pusaka.
Tanda-tanda berakhirnya kekuasaan Soekarno terlihat saat Soeharto memberikan tiga opsi kepada salah satu istri Bung Karno, Ratna Sari Dewi.
• BREAKING NEWS, Kasus Corona di Jambi Jadi 120 Pasien Positif Covid-19 & 81 Pasien Sembuh dari Corona
Hal ini berawal saat Soekarno selaku presiden RI memerintahkan Mayjen Soeharto mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk mengatasi situasi keamanan setelah peristiwa G30S/PKI
Dilansir dari buku 'Jenderal Yoga : Loyalis di Balik Layar', Soeharto kemudian memerintahkan Brigjen TNI Yoga Sugomo dan Martono untuk merancang sebuah pertemuan rahasia dengan Ratna Sari Dewi.
Tujuan pertemuan itu untuk mengorek informasi, kebijakan, serta kegiatan Soekarno sebelum detik-detik G30S/PKI terjadi.