Pria Ini Alami Sesak Nafas, Pergi Kerumah Sakit Malah Ditolak, Takut Tertular, Akhirnya Meninggal
Meski pada akhirnya pria malang tersebut diterima di rumah sakit yang ke 19, nyawanya tidak tertolong.
TRIBUNJAMBI.COM - Sebuah kisah pilu berkaitan dengan Virus Corona atau Covid-19 tersaji di Bengaluru, India.
Diduga takut tertular Covid-19, setidaknya ada 18 rumah sakit yang tidak mau merawat seorang pria yang memperlihatkan kondisi sesak nafas.
Meski pada akhirnya pria malang tersebut diterima di rumah sakit yang ke 19, nyawanya tidak tertolong.
Hingga akhir hayatnya, belum diketahui apakah ia terjangkit Virus Corona atau tidak.
Pada 28 Juni, dia meninggal dengan kalimat terakhirnya sebagai berikut: "Saya tak kuat lagi. Tolong bawa saya ke rumah sakit. Saya tak bisa bernapas".
• Kata Rocky Gerung Soal Jokowi Singgung Reshuffle Kabinet:Pada Akhirnya Akan Ditentukan Oleh Oligarki
• Tetap Produktif di Masa Pandemi, Begini Cara Popi Anggraini Manjakan Diri di Rumah
Berdasarkan laporan media di India, pada Minggu (28/6/2020) keluarga pria itu sudah menghubungi 32 rumah sakit, dan mengunjungi 18 di antaranya.
Bahkan seperti dilansir Gulf News Rabu (1/7/2020), beberapa dari rumah sakit itu merupakan lokasi rujukan bagi pasien Covid-19.
Sayangnya, tidak ada satu pun fasilitas medis di Bengaluru yang bersedia menerima dan merawat pria berusia 52 tahun tersebut.
Insiden itu pun viral, dengan netizen mengecam sikap apatis tim medis dan kurangnya sisi kemanusiaan yang ditunjukkan dalam kasus itu.
"Situasi yang menyedihkan. Sepertinya kemanusiaan sudah mati di sini. Ditolak oleh 18 rumah sakit," jelas akun Twitter @shrikantbhure.
Dilaporkan Times of India, pria yang merupakan pengusaha garmen di Austin, mengeluh demam tinggi dan susah bernapas, yang merupakan gejala Virus Corona, pada Sabtu (27/6/2020).
Keponakan pria yang tak disebutkan identitasnya itu mengungkapkan, dia segera membawa pamannya ke RS Bowring dan Lady Curzon. Namun, dua fasilitas itu menolak.
Mereka terpaksa pulang dengan si keponakan mengatakan untuk melewati malam, pamannya mendapat bantuan oksigen.
Paginya, mereka membawa korban ke laboratorium di Rajajinagar untuk dites, dan mencoba mencari lagi RS dengan bantuan "tokoh berpengaruh".
• Cuma 3 Hari, Promo JSM dari Indomaret, Barang Apa Saja yang Dapat Potongan Harga, Cek Katalognya
"Kami memohon di depan rumah sakit. Kemanusiaan sepertinya sudah mati. Mereka bahkan tidak bersedia membuka pintu ambulans," jelas keponakannya.