Kewalahan Tampung Pengungsi Rohingnya, Malaysia Minta ASEAN Turun Tangan
Permasalahan pengungsi etnis Rohingnya jadi persoalan pelik yang masih terjadi hingga saat ini!
TRIBUNJAMBI.COM - Permasalahan pengungsi etnis Rohingnya jadi persoalan pelik yang masih terjadi hingga saat ini!
Persoalan pengungsi Rohingnya harus dicarikan jalan ke luar terutama bagi negara di kawasan ASEAN.
Baru-baru ini, Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin meminta ASEAN untuk menanggulangi krisis tersebut.
• Ancaman Bagi Militer China, India Semakin Berang hingga Pesan Sistem Pertahanan Udara S-400 Rusia
Dia juga meminta Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) untuk bekerja sama dengan ASEAN untuk mempercepat proses pemukiman bagi pengungsi Negara Bagian Rakhine ini.

Muhyiddin menjelaskan bahwa sumber daya dan kapasitas sudah mulai berkurang, terlebih di tengah wabah corona ini.
Dia merasa Malaysia diperlakukan tidak adil karena semuanya berharap Negeri Jiran mau berbuat lebih untuk pengungsi.
"Meskipun Malaysia tidak menjadi Pihak pada Konvensi Pengungsi 1951 dan Protokol 1967 Terkait Status Pengungsi, kami telah memberikan bantuan kemanusiaan kepada para pengungsi Rohingya, dan para pengungsi lain dari Myanmar."
"Tapi situasi ini tidak bisa berlanjut selamanya," jelas Muhyiddin.
Menurutnya Malaysia secara konsisten telah mengadvokasi krisis warga Rohingnya di Negara Bagian Rakhine.
• Berusia 134 Tahun, Manusia Tertua di Dunia Ini Ternyata Jago Bermain Alat Musik Tradisional

Para warga ini sangat rentan dengan kejahatan lintas batas seperti perbudakan, penyelundupan, serta perdagangan manusia.
Kendati demikian, Muhyiddin juga khawatir karena pengungsi rentan dengan paham militan.
"Perampasan dan frustrasi mereka juga dapat menyebabkan perekrutan potensial oleh teroris dan ekstremis yang tetap diam selama pandemi."
"Keheningan mereka tidak boleh disalahartikan sebagai tidak aktif karena mereka masih menimbulkan ancaman keamanan serius bagi kami sebagai suatu wilayah," katanya.
Untuk itu, Muhyiddin mendesak ASEAN agar melakukan pendekatan komprehensif untuk menahan pergerakan para pengungsi.
Selain itu juga memperhatikan potensi kejahatan lintas batas yang rentan dialami para pengungsi.
• Kakek Cabul! Leluasa Tiduri Anak Tirinya Sejak Usai 13 Tahun Karena Sang Istrinya Sakit Stroke