Berita Nasional
Inilah Sosok Serma Rama Wahyudi, Prajurit TNI-AD yang Gugur di Kongo Karena Serangan Separatis
Inilah Sosok Serma Rama Wahyudi, Prajurit TNI-AD yang Gugur di Kongo Karena Serangan Separatis
TRIBUNJAMBI.COM, SIMALUNGUN - Kabar mengenai gugurnya prajurit TNI yang bertugas menjadi pasukan perdamaian di Republik Demoktik Kongo jadi sorotan di tanah air.
Prajurit TNI itu merupakan putra bangsa yang asal Kodam I/BB bernama Serma Rama Wahyudi.
Serma Rama Wahyudi gugur dalam misi perdamaian di Republik Demoktik Kongo, usai konvoi kendaraan serpas dan resupply Kontingen Indonesia ditembaki separatis, Senin (22/6/2020) malam.
• Pilkada Bungo, Golkar Beri Sinyal Dukungan untuk Petahana
• Menguak Harta Kekayaan Megawati Soekarnoputri di LHKPN KPK Selepas Tak Lagi Jadi Presiden Indonesia
• Polresta Jambi Buru Pembobol ATM di Kota Baru, Uang Rp 195 Juta Raib
Sosok Serma Rama Wahyudi ternyata merupakan putra asli Kabupaten Simalungun, tepatnya Jalan Air Bersih, Desa Kerasaan, Kecamatan Pematang Bandar. Beliau merupakan lulusan Secaba Tahun 2004.
Abang kandung beliau, Aris saat dihubungi wartawan, Rabu (24/6/2020) siang, menyampaikan sosok adiknya adalah orang yang tak neko-neko dan lurus dalam hal bekerja.
• Cerita John Kei Saat Ingin Tes Masuk TNI AL Tahun 1987, Gaya Preman Dibawa ke Seleksi Masuk Militer
• Kehadiran Militer AS Dalam Jumlah Besar di Laut China Selatan Mendapat Reaksi Keras Pejabat Beijing
• Miliki 6 Kursi di Dewan, DPD I Gokar Ingin Ambil Peran di Pilkada Tanjab Barat
"Ya, beliau lahir di sini dan lulus Secaba tahun 2004-2005 melalui penerimaan prajurit TNI-AD dari Kodam Jaya di Jakarta. Sejak berdinas, beliau orang yang lulus dalam hal apapun. Saya jamin," kata Aris mengenang sosok adiknya ini.
Serma Rama Wahyudi adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Saat ini ia berdinas di Paldam Korem 031/Wira Bima, yang merupakan satuan di bawah komando Kodam I/Bukit Barisan.
"Di Pekanbaru, dia meninggalkan istri dan ketiga anaknya yang masih kecil-kecil. Anaknya yang paling besar naik kelas 2 SD, anak kedua usia 4 tahun dan anak ketiga baru berusia 2 tahun," cerita Aris.
Serma Rama Wahyudi sudah terjun ke misi perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo sejak Februari 2020 (5 bulan).
Terakhir, jelang Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah, Serma Rama Wahyudi sempat menghubungi keluarga di Simalungun, dan bercerita bahwa kondisi dirinya selama bertugas baik-baik saja.
"Terakhir pas malam takbiran (Waktu Indonesia Barat), dia ada nelpon kami di sini. Dia bilang kondisi di Congo, aman-aman saja. Tiba-tiba ada kabar seperti ini, kami terpukul lah," katanya.
Rencananya seluruh keluarga besar di Simalungun akan berangkat ke Pekanbaru menerima jenazah Serma Rama Wahyudi yang mungkin akan mendapatkan gelar penghormatan sebagai anumerta.
Meninggalnya Sersan Mayor (Serma) Rama Wahyudi dikonfirmasi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melalui unggahan di akun Twitternya, Selasa (23/6/2020).
“Penghargaan setinggi-tingginya kepada Alm. Serma Rama Wahyudi atas pengabdiannya dalam menjaga perdamaian dunia. Semoga keluarga yang ditinggalkan selalu diberi ketabahan,” tulis Menlu Retno.
• Satu Warga Bungo Reaktif Rapid Test, Baru Pulang dari Sumedang Menggunakan Travel
• Harga Emas Antam Hari Ini Melonjak Tajam, Rp 8.000 ke Rp 916.000 per gram, Niat Jual?
• Selesai Dibahas dengan Eksekutif, DPRD Sarolangun Sahkan 4 Ranperda Ini
Melansir laporan AFP dari sumber PBB yang dikutip kantor berita Antara, anggota pasukan perdamaian dari Indonesia terbunuh dan seorang lainnya terluka dalam serangan oleh milisi pada Senin malam (22/6/2020) di bagian timur Republik Demokratik Kongo.
Patroli mereka diserang sekitar 20 kilometer dari Kota Beni di Provinsi Kivu Utara. Menlu Retno menyampaikan bahwa Dewan Keamanan PBB telah mengutuk keras serangan kepada MONUSCO dan meminta otoritas Kongo untuk melakukan investigasi dan membawa pelakunya ke meja pengadilan.