Aksi Gila Korea Utara Ledakan Kantor Penghubung Antar Korea, 3 Hari Usai Kim Yo Jung Ancam Korsel

Diketahui, aksi korut ini terjadi tiga hari setelah adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong, memberikan ancaman pada Korea Selatan.

Editor: Tommy Kurniawan
ist
Kim Jong Un 

TRIBUNJAMBI.COM - Hubungan antara Korea Utara dengan Korea Selatan nampaknya makin memanas.

Baru-baru ini Korea Utara dikabarkan meledakkan kantor penghubung antar Korsel dan Korut, Selasa (16/6).

Aksi Korea Utara ini pun sontak jadi perbincangan publik.

Menurut informasi yang ada Korea Utara meledakan kantor tersebut yang berada di perbatasan di wilayah Kaesong.

Diketahui, aksi korut ini terjadi tiga hari setelah adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong, memberikan ancaman pada Korea Selatan.

17 Peti Mati Disiapkan saat Misi Kopassus di Thailand, yang Terisi 5 Peti

Viral, Pria Ini Tuntut Perusahaan Kondom Gara-gara Istrinya Hamil Lagi, Berikut Faktanya

Kisah Aulia Tega Bunuh Suami dan Anaknya Demi Uang Rp 10 Miliar, Kini Divonis Hukuman Mati

Terjawab Sudah Penyebab Mulutnya Berbusa, Begini Kondisi Terkini 2 PNS Mesum yang Pingsan di Mobil

Hal tersebut disampaikan Kementerian Unifikasi Korea Selatan.

"Korea Utara meledakkan Kantor Penghubung Kaesong pukul 14.49," terang kementerian yang menangani hubungan antar-Korea ini.

Dikutip Tribunnews dari AFP, pernyataan tersebut dirilis beberapa menit setelah ledakan terdengar dan asap tampak naik dari zona industri bersama di Kaesong, di mana kantor penghubung didirikan kurang dari dua tahun lalu.

Insiden ini terjadi setelah adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong, mengancam Korea Selatan tiga hari sebelumnya.

Bahkan, ledakan itu terjadi setelah militer Korea Utara memberikan peringatan akan membenahi daerah-daerah yang dilucuti sesuai perjanjian antar-Korea.

"Tak lama, sebuah adegan tragis dari kantor penghubung bersama Utara-Selatan tak berguna yang benar-benar runtuh akan terlihat," kata Kim Yo Jong pada akhir pekan.

Peta Semenanjung Korea

Mengutip Korea Herald, ahli mengatakan tindakan tersebut diambil Korea Utara sebagai taktik putus asa untuk menekan Seoul.

Juga sebagai langkah pertama untuk membatalkan semua perjanjian yang dibuat dengan pemerintahan Moon Jae In.

"Ada dua arti. Satu diantaranya adalah dengan menghancurkan kantor penghubung, secara simbolis menunjukkan kerja sama ekonomi sudah berakhir," terang Shin Jong Woo, analis senior di Forum Pertahanan dan Keamanan Korea.

"Langkah selanjutnya adalah mengakhiri perjanjian militer," imbuh dia.

Lebih lanjut, Shin menyebutkan Pyongyang punya sejumlah opsi untuk meningkatkan ketegangan militer.

Seperti latihan militer di Laut Barat dan peningkatan manuver dalam Zona Demiliterisasi sebagai kemungkinan jangka pendek.

"Ini berarti kebijakan Korea Utara kita perlu diubah sekarang. (Korea Utara) akan terus menekan, tindakan semacam ini akan terus berlanjut," tutur dia.

Hal serupa juga disampaikan mantan kepala Institut Unifikasi Nasional Korea, Kim Tae Woo.

Ia mengatakan tindakan penghancuran kantor penghubung antar-Korea adalah kelanjutan strategi Korea Utara.

"Pesan mereka (Korea Utara ke Korea Selatan) sudah jelas, agar tidak mendengarkan Amerika Serikat dan mengabaikan sanksi internasional," ujarnya.

Kepulan asap dari ledakan kantor penghubung antar-Korea di Kaesong (kiri) dan <a href='https://jambi.tribunnews.com/tag/kim-yo-jong' title='Kim Yo Jong'>Kim Yo Jong</a> (kanan) - Adik <a href='https://jambi.tribunnews.com/tag/kim-jong-un' title='Kim Jong Un'>Kim Jong Un</a>, <a href='https://jambi.tribunnews.com/tag/kim-yo-jong' title='Kim Yo Jong'>Kim Yo Jong</a>, mengancam <a href='https://jambi.tribunnews.com/tag/korea-selatan' title='Korea Selatan'>Korea Selatan</a>. Pada Selasa (16/6/2020), <a href='https://jambi.tribunnews.com/tag/korea-utara' title='Korea Utara'>Korea Utara</a> meledakkan kantor penghubung antar-Korea di Kaesong.

Kim Tae Woo menambahkan, dihancurkannya kantor penghubung antar-Korea adalah balasan atas ketidakpatuhan Seoul.

Ia pun mengatakan pemerintahan Moon Jae In harus mengambil sikap tegas.

"(Korea Selatan) harus bertindak tegas, provokasi akan dihukum, sambil membiarkan pintu terbuka untuk dialog."

"Tidak ada hal lain yang bisa kita lakukan," ungkap dia.

Diketahui, kantor penghubung antar-Korea didirikan pada September 2018 berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak selama pertemuan puncak pertama antara Moon Jae In dan Kim Jong Un, 27 April.

Dilansir AFP, sejak awal Juni Korea Utara telah mengeluarkan serangkaian kecaman pedas dan ancaman untuk Korea Selatan atas para aktivis yang mengirim selebaran anti-Pyongyang ke perbatasan.

Mengirim selebaran ke perbatasan merupakan hal yang dilakukan pembelot secara rutin.

Minggu lalu, Korea Utara mengumumkan pihaknya memutuskan semua hubungan komunikasi resmi dengan Korea Selatan.

Selebaran yang dikirim para pembelot - biasanya melekat pada balon udara atau mengapung dalam botol - mengkritik Kim Jong Un karena pelanggaran hak asasi manusia dan ambisinya pada nuklir.

"Korea Utara frustrasi karena Korea Selatan gagal menawarkan rencana alternatif untuk menghidupkan kembali perundingan AS-Korea Utara, apalagi menciptakan suasana yang tepat untuk kebangkitan kembali," terang Cheong Seong Chang, direktur Pusat Sejong Institut untuk Korea Utara.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 3 Hari Setelah Kim Yo Jong Ancam Korsel, Korut Ledakkan Kantor Penghubung antar-Korea di Perbatasan, https://www.tribunnews.com/internasional/2020/06/17/3-hari-setelah-kim-yo-jong-ancam-korsel-korut-ledakkan-kantor-penghubung-antar-korea-di-perbatasan?

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved