Penyiram Air Keras ke Novel Baswedan Dituntut 1 Tahun, Rocky Gerung Sebut Ketidakadilan
Dua di antara tokoh yang datang ke rumah Novel Baswedan yakni pengamat politik Rocky Gerung, dan pakar Hukum Tata Negara Refly Harun.
Pasalnya, menurut dia penyiraman air keras kepada penyidik KPK bukanlah tindakan kriminal biasa.
"Jadi seolah-olah case closed, padahal yang datang tadi meyakini bahwa bukan itu pelakunya dan ada soal yang jauh lebih besar," ucap Refly.
"Soal-soal yang mungkin terkait dengan dimensi kekuasaan, dengan dimensi-dimensi lain yang tidak hanya sekedar ordinary criminal."
"Bukan hanya sekedar kriminal biasa," imbuhnya.
• Link Live Streaming Belajar dari Rumah TVRI Selasa (16/6), Dokumenter: Jalan-jalan ke New York
• Lokasi Sebaran Aset Nikita Willy Miliaran Rupiah, Putus dari Anak Pengusaha Masih Santai-santai
Hal serupa disampaikan oleh Rocky Gerung.
Ia mengaku datang ke rumah Novel untuk memberikan dukungan.
"Untuk melihat apa sebetulnya di belakang butanya mata Pak Novel Baswedan ini," ucap Rocky.
"Dan kita tahu Pak Novel aja udah enggak peduli matanya buta karena udah bertahun-tahun."
Rocky mengatakan, tuntutan satu tahun yang diberikan jaksa justru menunjukkan ketidakadilan.
Bahkan, menurutnya tuntutan jaksa itu tak masuk akal.
"Jadi yang bahaya hari ini, tuntutan jaksa itu adalah air keras baru buat mata publik, buat mata keadilan," tutur Rocky.
"Itu yang kita mau halangi supaya jangan (sampai) mata publik jadi buta karena tuntutan jaksa yang irasional itu."
"Jadi itu sebetulnya, karena itu teman-teman undang saya ke sini," imbuhnya.
Di akhir pernyataannya, Rocky lantas mengaku ingin membuat gerakan untuk melindungi publik dari ketidakadilan kekuasaan.
"Kita saling sepakat buat memulai satu gerakan untuk melindungi mata publik dari air keras kekuasaan."