Virus Corona
Pandemi Covid-19 Gelombang Kedua Terjadi, Otoritas Beijing Tetapkan PSBB dan Tutup Sekolah
Otoritas pemerintah China kembali menetapkan status baru pasca kembali terjadi kasus baru Covid-19 di kawasan tersebut.
"Alasan utamanya adalah bahwa kami membayar hutang kami, dan itu untuk kepentingan ekonomi dan pembayar pajak di AS ".
"Jika Amerika Serikat secara proaktif berupaya melepaskan syarat-syarat yang mengikat itu, maka keuntungan ini akan hilang."
"Itu berarti investor akan waspada terhadap risiko bahwa pemerintah AS akan marah kepada mereka untuk alasan apa pun."
"Mereka akan meminta suku bunga yang lebih tinggi sebelum risiko tinggi. "
"Tidak ada yang puas dengan cara Cina berperilaku dalam perdagangan dan hubungan internasional, tetapi strategi yang diupayakan AS tidak akan berhasil.
Selain itu, pada kenyataannya, penghapusan obligasi karena Memegang China tidak mungkin, " kata Zandi.
Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan dia tidak mengharapkan China untuk menjual utang AS karena hal itu akan membuat pemerintahan China bangkrut.
Namun China telah memangkas sejumlah obligasi jangka panjang senilai $ 36 miliar dalam 3 bulan pertama 2020.
"Saya pikir China menjadi lebih berhati-hati ketika membeli lebih banyak obligasi," kata Kudlow. (*)
Artikel ini sudah tayang di Intisari.Grid.ID dengan judul Dituduh Sebagai Biang Keladi Pandemi Covid-19, China Dituntut Membayar Rp 14.000 Triliun pada Amerika, Jika Tidak Membayar Inilah Konsekuensinya
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Corona Jilid Dua Mewabah di Beijing, Pemerintah China Terapkan PSBB, https://surabaya.tribunnews.com/2020/06/15/corona-jilidi-dua-mewabah-di-beijing-pemerintah-china-terapkan-psbb.