Daftar Jenis Pesawat Tempur TNI AU Sejak 1946 hingga Kini, Ada Hayabusha Su-27 hingga F-16
Pada perjalanan sejarahnya, keberadaan TNI AU belum memiliki banyak pesawat tempur seperti sekarang ini.
Penulis: Suci Rahayu PK | Editor: Duanto AS
Guna memperkuat armada udara yang saat itu berkekurangan pesawat terbang dan fasilitas-fasilitas lain, pada 5 Oktober 1945 berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Jawatan Penerbangan di bawah Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma.
Pada 23 Januari 1946 TKR ditingkatkan lagi menjadi TRI, sebagai kelanjutan dari perkembangan tunas Angkatan Udara.
Pada 9 April 1946, TRI jawatan penerbangan dihapuskan dan diganti menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia, yang kini diperingati sebagai hari lahirnya TNI AU.
Pada 29 Juli 1947, tiga kadet penerbang TNI AU masing-masing Kadet Muljono, Kadet Suharnoko Harbani dan Kadet Sutarjo Sigit dengan menggunakan dua pesawat Cureng dan satu Guntei berhasil melakukan pengeboman terhadap kubu-kubu pertahanan Belanda di tiga tempat, masing-masing di kota Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.
Modal awal TNI AU adalah pesawat-pesawat hasil rampasan dari tentara Jepang seperti jenis Cureng, Nishikoren, serta Hayabusha.
Pesawat-pesawat inilah yang merupakan cikal bakal berdirinya TNI AU.
Setelah keputusan Konferensi Meja Bundar tahun 1949, TNI AU menerima beberapa aset Angkatan Udara Belanda meliputi pesawat terbang, hanggar, depo pemeliharaan, serta depot logistik lainnya.
Beberapa jenis pesawat Belanda yang diambil alih antara lain: C-47 Dakota, B-25 Mitchell, P-51 Mustang, AT-6 Harvard, PBY-5 Catalina, dan Lockheed L-12.

Pada 1950, TNI AU mengirimkan 60 orang calon penerbang ke California Amerika Serikat, mengikuti pendidikan terbang pada Trans Ocean Airlines Oakland Airport (TALOA).
TNI AU mengalami popularitas nasional tinggi saat dipimpin KSAU kedua Marsekal Madya TNI Omar Dhani pada awal 1960-an.
• Saat Kondom Jadi Penyelamat Senjata Kopaska TNI AL Pada Misi Penting Negara Melawan Pasukan Belanda
Beberapa pesawat buatan Soviet mulai berdatangan pada awal 1960-an, termasuk MiG-15UTI dari Cekoslowakia, MiG-17F / PF, MiG-19S dan MiG-21F-13.
Selain itu ditambah dengan datangnya Ilyushin Il-28, Mil Mi-4, Mil Mi-6, Antonov An-12 dan Avia 14 juga dari Cekoslowakia.
Indonesia juga mendatangkan Lavochkin La-11.

Beberapa Tupolev Tu-2 dari Tiongkok juga didatangkan dengan maksud untuk menggantikan B-25, namun pesawat ini tidak pernah mencapai status operasional.
• Nasib Preman Terminal yang Daftar Kopassus, Tak Ada yang Duga Berakhir Begini
Pesawat-pesawat ini dioperasikan secara bersamaan dengan sisa pesawat Amerika seperti North American B-25 Mitchell, Douglas A-26 Invader, Douglas C-47 Dakota, dan North American P-51 Mustang.