Virus Corona
Lakukan Rapid Tes, Pria Asal NTT Bukannya Positif atau Negatif Corona, Tapi Malah Reaktif Hamil!
Namun, seorang pria bernama Ariyanto Boik asal Kabupaten Rote Ndao Nusa Tenggara Timur ini justru alami pengalaman mengejutkan ketika melakukan rapid
TRIBUNJAMBI.COM - Wabah virus corona kini masih menjadi masalah serius di berbagai negara termasuk Indonesia.
Kini Pemerintah terus melakukan upaya pencegahan agara pandemi virus corona bisa di tekan.
Salah satunya adalah melakukan rapid tes bagi mereka yang dianggap mencurikan memiliki virus corona.
Namun, seorang pria bernama Ariyanto Boik asal Kabupaten Rote Ndao Nusa Tenggara Timur ini justru alami pengalaman mengejutkan ketika melakukan rapid tes.
• Berawal Dipergoki Keduanya Mesum, Pacar Wanitanya Malah Disetubuhi Ketua RT Gadungan Berkali-kali
• Reaksi Hotman Paris Saat Disinggung Ustaz Abdul Somad Alasan Cuci Obat: Enggak Mungkin Meninggal
• Cerita Sandiaga Uno Ternyata Pernah Satu Kos Bareng Ayah Atta Halilintar Semasa Muda
• VIDEO Tetap Tampan dan Bugar, David Beckham Buat Prediksi Majalah Inggris Ini Meleset Jauh
Mengutip Kompas.com Sabtu (13/6) sebelumnya Ariyanto merupakan pelaku perjalanan dari area berisiko, jadi dia diminta melakukan rapid tes.
Tetapi hasil rapid tes yang dilakukan pada Ariyanto, justru menunjukkan reaktif hamil.
Tak Disangka, hal itu membuat keluarganya geram, sehingga mendatangi lokasi karantina di Rusun Ne'e, Desa Sanggaeon, Kecamatan Lobalain, Rote Ndao.
Keluarganya marah mengetahui hasil rapid tes tersebut, karena bukannya tes Covid-19 tetapi malah tes kehamilan.
"Kami protes, dengan hasil ini dan langsung mendatangai tempat karantina dan bertemu penanggung jawabnya," kata kakak Kandung Ariyanto, Ferdinan Boik.

Ferdinan menyebut hasil tersebut sangatlah aneh dan membuat keluarga bingung.
Ferdinan mengaku, masih berada di lokasi pada Sabtu (13/6) saat dihubungi Kompas.com, namun dia belum menerima jawaban dari pengelola.
"Petugas hanya pasrah, katanya silahkan lapor saja di manapun," ujarnya.
Sama dengan Ferdinan, Naomi Toulasik, anggota keluarga lainnya juga meragukan hasil rapid tes tersebut.
Menurut Naomi, dia menduga petugas yang melayani pelaku perjalanan dari area risiko tidak melakukan tugasnya dengan benar.
Dia meminta petugas medis untuk tidak main-main dengan virus yang berbahaya itu.