Berita Nasional
IPW Sebut 'Geng' Solo Naik Daun di Bursa Pengganti Kapolri, 'Geng' Tito, BG dan Syafurddin Meredup
IPW Sebut 'Geng' Solo Naik Daun di Bursa Pengganti Kapolri, 'Geng' Tito, BG dan Syafurddin Meredup
Ketiga, Geng Netral yang dekat dengan semua pihak.
Siapa yang mulai terkikis?
Menurut Neta, tiga kelompok yang sebelumnya sempat mendominasi putaran elite di Polri, saat ini sudah terkikis.
"Yakni Geng Syafruddin, Geng Tito, dan Geng Budi Gunawan (BG).
Dalam sejumlah mutasi di era Kapolri Idham Azis kelompok Syafruddin dan Tito perlahan tapi pasti tersingkir dari putaran elite kekuasaan di kepolisian," katanya.
• Cek Endra Perintahkan Timnya Untuk Ambil Formulir ke DPW PAN Jambi
• 35 Buruh Pabrik Tangerang Dikabarkan Disekap karena Alasan Covid-19, Begini Faktanya
• Akad Nikah di Kabupaten Sarolangun Dibolehkan, Kamenag: Dianjurkan Menikah di KUA
Sementara itu, Geng BG tersisih di luar lembaga kepolisian, meski mendapat pangkat menjadi jenderal bintang tiga.
"Lalu, apakah jenderal-jenderal bintang tiga Geng BG yang berada di luar Polri ini bisa kembali ke internal kepolisian dan masuk dalam bursa calon Kapolri? Kita tunggu saja," ujarnya lagi.
Siapa saja Geng Solo dimaksud?
1. Irjen Nana Sudjana (Kapolda Metro Jaya)

Irjen Nana Sudjana sempat jadi perbincangan Desember 2019 lalu.
Indonesian Police Watch (IPW) perna menyebut Irjen Pol Nana Sudjana tidak punya prestasi mencolok, sehingga tidak layak jadi Kapolda Metro Jaya.
Kelebihan Irjen Nana Sudjana saat itu hanya karena pernah jadi Kapolresta di Solo, kampung Presiden Jokowi.
Namun, Wakil Ketua Komisi III dari Fraksi NasDem Ahamad Sahroni tidak sependapat dengan Indonesia Police Watch (IPW) yang menyebut penunjukkan Irjen Pol Nana Sudjana sebagai Kapolda Metro Jaya untuk menonjolkan adanya ‘Geng Solo di Polri’.
Sebutan ‘Geng Solo’ itu, yakni mereka yang pernah menjabat sebagai Kapolresta Solo pada saat Joko Widodo menjabat Wali Kota Solo.
Untuk diketahui, Nana pernah menjabat sebagai Kapolresta Solo pada 2010, saat Jokowi menjabat wali kota.