unik

Dari Tulang Binatang, Busur dan Panah Tertua Ditemukan di Srilanka, Begini Fungsi dan Bentuknya

Manusia purba membuat alat tersebut dari tulang binatang dan digunakan untuk berburu monyet serta tupai.

Editor: Jaka Hendra Baittri
Kompas.com
Busur dan panah yang digunakan manusia purba untuk berburu monyet dan tupai. (cnn) 

Benda-benda hasil inovasi manusia purba di wilayah Asia selama ini kurang tereskpos dunia luar.

Namun melalui studi baru, peneliti berhasil menguak bukti paling awal penggunaan busur dan panah di wilayah hutan hujan tropis Asia.

Temuan itu pun sekaligus menjadi bukti paling awal teknologi busur dan anak panah yang ditemukan di luar Afrika hingga saat ini.

Jual Rp100 Ribu Perlembar Foto Tanpa Busana Korbannya, Ini Kronologi Oknum Guru Potret 25 Gadis Muda

Viralnya Lathi Challenge Ternyata Juga Diikuti 5 Selebritis, Mulai Kriss Hatta hingga Sarwendah

Busur dan panah yang berusia 48.000 tahun yang lalu itu ditemukan di gua Fa-Hien Lena, Sri Lanka.

Manusia purba membuat alat tersebut dari tulang binatang dan digunakan untuk berburu monyet serta tupai.

Seperti dikutip dari CNN, Sabtu (13/6/2020) saat peneliti melakukan analisis tulang monyet dan tupai yang ditemukan di gua, mereka turut menemukan beberapa tulang yang dibuat sebagai alat.

Setelah di teliti, peneliti pun berhasil menyimpulkan jika alat-alat tersebut memang digunakan untuk memburu hewan-hewan kecil yang bergerak cepat di hutan hujan.

"Patahan pada titik-titik tersebut menunjukkan kerusakan yang terjadi karena tumbukan bertenaga tinggi, sesuatu yang biasa disebabkan oleh penggunaan panah," kata Michelle Langley, penulis utama studi yang juga dosen senior forensik dan arkeologi di Griffith Univeristy.

Menakjubkan, NASA Rilis Foto Pulau Sulawesi dari Luar Angkasa, dengan Awan dan Matahari Terbit

Selain menemukan bukti awal penggunaan busur dan anak panah, peneliti juga menemukan manik-manik yang terbuat dari cangkang, gigi hiu.

Mereka memperkirakan bahwa manik-manik kemungkinan berusia 45.000 tahun. Manik-manik yang berwarna merah terang, kuning, dan perak tersebut digunakan sebagai asesoris pribadi.

Namun peneliti juga percaya, manusia purba melakukan perdagangan barang dengan populasi lain yang tinggal di sepanjang pantai Sri Lanka.

Ini artinya, mereka telah mengembangkan jejaring sosial di daerah tropis Asia Selatan.

Jutaan Tahun Lalu Ternyata Buaya Purba Berjalan dengan Dua Kaki, Ini Penjelasan Peneliti

Mengapa dan Sejak Kapan Kangguru Melompat? Ini Penjelasan Ahli, Ternyata Sudah Jutaan Tahun

"Jejaring ini akan menjadi kunci untuk bertahan hidup. Mereka bisa saling mendukung satu sama lain jika terjadi masalah, memungkinkan mereka bertahan dan berkembang," tambah Patrick Roberts, peneliti lain yang tergabung dalam studi.

Tak hanya itu juga, peneliti turut menemukan semacam jarum yang terbuat dari tulang. Alat ini bisa digunakan untuk membuat pakaian dari kulit binatang atau jaring ikan dari tanaman.

"Dalam kasus Sri Lanka, pakaian menawarkan perlindungan terhadap nyamuk serta bahaya tropis lainnya," papar Roberts.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved