Berita Internasional
Kim Yo Jung, Adik Penguasa Korea Utara Ini Gulirkan Ancaman ke Korea Selatan
Kim Yo Jong, yang merupakan adik dari pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, menggulirkan ancaman terhadap negara tetangga Korea Selatan (Korsel).
TRIBUNJAMBI.COM - Kim Yo Jong, yang merupakan adik dari pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, menggulirkan ancaman terhadap negara tetangga Korea Selatan (Korsel).
Dalam ancamannya, Kim Yo Jong menyatakan mereka akan "mengambil tindakan" kepada Korsel, dan memercayakan militer untuk mengeksekusinya.
"Saya kira ini waktu yang tepat untuk memutuskan hubungan dengan otoritas Korea Selatan. Kami akan segera bersikap," kata Kim Yo Jong.
Sejak pekan lalu, Korea Utara melontarkan serangkaian kecaman kepada Korea Selatan, buntut kampanye anti-Pyongyang dari para pembelot.
• Temuan Dokter Korea Selatan, Virus Covid Lebih Parah Menyerang Pasien dengan Kondisi Tertentu
• Korea Utara Kirim Ancaman ke Negara Tetangga, Mulai Rencanakan agar Korea Selatan Menderita
Kim Yo Jung mengatakan, dia akan menggunakan kekuasaan sesuai yang diamanatkan dari sang kakak, Kim Jong Un selaku pemimpin tertinggi, Partai Buruh, dan negara.
"Saya memberi instruksi kepada departemen militer yang bertanggung jawab menangani musuh untuk mengambil tindakan," kata Kim Yo Jung.
Ia menuturkan dikutip KCNA, hak untuk bersikap melawan "musuh" nantinya akan diserahkan kepada Staf Jenderal Korea Utara.
Dilansir AFP Sabtu (13/6/2020), Kim adik tidak menjabarkan seperti apa tindakna yang bakal dilaksanakan oleh militer Korut.
• 7 Cara yang Mudah dan Alami Ini Bisa Mencerahkan Bibir Gelap
• Waspada! Penularan Virus Corona dari Rumah ke Rumah Seperti Kasus yang Terjadi di Bekasi
Namun, diyakini ancamannya mengarah penghancuran Kantor Perwakilan Bersama yang terletak di kota perbatasan Korut, Kaesong.
"Tak lama kemudian, pemandangan tragis dari kantor penghubung bersama Utara-Selatan yang tak berguna ini akan terjadi," ancamnya.
Pekan lalu, perempuan yang merupakan penasihat bagi Kim Jong Un itu mengecam Seoul karena tak menindak pembelot yang menyebarkan propaganda anti-Pyongyang di perbatasan.
• Begini Kabar Terbarui Purie Andriani Eks Dewi Dewi Setelah tak Lagi Aktif di Layar Kaca
• Mahathir Mohamad Sebut Bencana Apabila Donal Trump Kembali Terpilih jadi Presiden Amerika Serikat
Sejak saat itu, Pyongyang kemudian merilis serangkaian serangan, dengan warganya berdemo, dan KCNA menyebut pamflet itu sebagai "serangan preemptif yang bisa memicu perang".
"Sangat penting untuk memastikan mereka sudah merasakan hasil dari perbuatan mereka," kata Kim adik, merujuk kegagalan Seoul menghentikan propaganda tersebut.
Ini merupakan pernyataan marah kedua yang dilontarkan Korut. Sebelumnya, mereka menyebut Korsel sudah "mengucapkan hal omong kosong".
Hubungan dua Korea merenggang sejak pertemua kedua Kim dan Presiden AS Donald Trump di Hanoi, Vietnam, Februari 2019 lalu kolaps.
Pernyataan Kim Yo Jong terjadi sehari setelah Korut juga mengecam AS, dan terjadi pada peringatan dua tahun pertemuan perdana Kim dan Trump.
Dalam kecamannya, Pyongyang menyuarakan keraguan akan masa depan perundingan denuklirisasi yang sudah runtuh sejak pertemua Hanoi.
Sumber : Kompas.com