Virus Corona

Profesor Jepang Buka-bukaan Kenapa Orang Asia Lebih Kebal Covid-19 daripada Amerika dan Eropa

Profesor Jepang Buka-bukaan Kenapa Orang Asia Lebih Kebal Covid-19 daripada Amerika dan Eropa

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Xinhua / Shen Bohan
Pekerja medis Zhan Min (kanan) merawat seorang pasien dengan terapi pengobatan Tiongkok tradisional (TCM) di rumah sakit sementara di Distrik Jiangxia di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok tengah, 25 Februari 2020. 

AS mencatat 300 kasus fatalitas per sejuta warga dan Jerman 100 per sejuta.

Pasien Corona (Covid-19) Italia
Pasien Corona (Covid-19) Italia (picture-alliance/abaca/Ipa/C. Carlo)

Jika perbedaaan besar kasus fatalitas Covid-19 ini merujuk pada jumlah uji virus corona di kalangan warga, hal itu juga tidak punya basis kuat.

Korea Selatan misalnya, menjadi negara dengan jumlah uji virus corona paling tinggi sedunia.

Jepang juga melakukan tes secara terarah sejak awal pecahnya pandemi virus corona.

Karena itu para ilmuwan mencari penyebab rendahnya kasus infeksi dan kematian Covid-19 dari sisi lainnya.

Mutasi memicu virus makin ganas?

Para peneliti di institut penyakit infeksi Jepang menemukan fakta, bahwa virus SARS-CoV-2 mengalami mutasi saat menyebar.

Infeksi pertama di Jepang yang berasal dari kapal pesiar "Diamond Princess" di pelabuhan Yokohama ditegaskan, masih berasal dari virus corona Wuhan.

Sementara gelombang infeksi kedua yang terjadi setelah bulan April, dipicu oleh virus yang berasal dari pendatang dari Eropa yang masuk ke Jepang.

Pemeriksaan medis oleh Universitas Cambridge mengonfirmasi hasil penelitian di Jepang.

Bukan Cuma Dory Harsa Saja, Nella Kharisma Pernah Diisukan Dekat Pria Ini, Bahkan Dirumorkan Menikah

1 Pasien Positif Berasal Dari Sungai Penuh, Total Positif Covid-19 di Jambi Ada 106 Orang

Beda dengan Gerindra, PA 212 dan PKS Kompak Menolak Prabowo Subianto Maju Lagi di Pilpres 2024

Para peneliti dari Los Alamos National Laboratory di AS menyebutkan, ada kemungkinan virus corona mengalami mutasi di Eropa dan di Amerika, menjadi lebih cepat menular dan lebih ganas.

Profesor emeritus Tatsuhiko Kodama, pakar medis dari Universitas Tokyo, memperkirakan, warga di Asia Timur memiliki antibodi yang lebih ampuh melawan SARS-CoV-2. Sebagai argumennnya ia mengutip riset terkait hal itu dari Institut Imunologi La Jolla di University of California

“Banyak virus flu dan virus corona yang memicu gejala seperti influenza di masa lalu berasal dari kawasan China Selatan, dan menginfeksi warga di negara tetangganya. Karena itu dalam darah mereka sudah terdapat sel darah putih yang mampu memerangi virus yang sekeluarga seperti SARS-CoV-2,“ papar Kodama lebih lanjut.

Penyebaran Virus Corona
Tasuku Honjo, pemenang hadiah Nobel kedokteran asal Jepang juga menarik asumsi pada arah tersebut.

“Orang Asia secara genetis punya perbedaan besar dengan orang di barat, terkait sistem pertahanan tubuhnya terhadap virus“, papar pakar imunologi Jepang itu.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved