New Normal

Sektor Usaha F&B Mampu Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak minggu ketiga Mei hingga awal Juni menunjukkan tren kenaikan.

Penulis: Fitri Amalia | Editor: Fifi Suryani
tribunjambi/nurlailis
Pizza, salah satu usaha food & beverage. 

Tidak hanya itu, bisnis di sektor makanan dan minuman juga dianggap membutuhkan modal yang relatif kecil, tenaga kerja yang tidak terlalu banyak, namun dengan margin laba yang besar dan perputaran arus kas yang cepat. Karakteristik sektor usaha tersebut membuat bisnis F&B sulit menjadi ‘korban’ dari krisis besar.

"Ketika krisis ekonomi melanda suatu wilayah, bisnis kuliner bisa saja mengalami penurunan omzet, namun perputaran uang yang besar dalam waktu cepat membuat sektor ini bisa selamat dari kebangkrutan," jelas Fasha.

Terpuruknya Hotel dan Pariwisata

Dibanding sektor usaha F&B yang mampu bertahan kondisi sebaliknya dialami hotel dan pariwisata. Dua sektor ini paling pertama merasakan keterpurukan ketika pandemi seperti Covid-19 ini menyerang. Sinergi antara hotel (sektor properti) dan pariwisata membuat keduanya tidak dapat dipisahkan.

Akibatnya kedua sektor ini mengalami penurunan yang paling besar, seperti yang tercermin pada koreksi indeks harga saham.

Dengan adanya kebijakan pelarangan orang bepergian dan keluar rumah, hospitality dan tourism merupakan sektor yang paling terdampak oleh pandemi Covid-19.

Okupansi hotel mendekati zero selama pemberlakuan PSBB. Hotel-hotel memasuki situasi ‘survival mode’. Situasi yang sama juga dialami oleh maskapai penerbangan dan transportasi antar kota, serta moda transportasi umum lainnya.

Jika situasi kembali normal, tentunya semua sektor akan bangkit kembali, dengan penyesuaian-penyesuaian baru mengikuti protokol new normal.

Meskipun sektor usahanya terkena dampak besar dari pandemi Covid-19, perusahaan-perusahaan tertentu yang mampu membuat terobosan dan beradaptasi dengan situasi akan lebih cepat bangkit, sehingga investor tetap perlu mengamati perkembangan individu kinerja saham, selain mengamati sektor usahanya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved