Tunggakan Capai Puluhan Juta, Karena Ini Pelanggan Tak Mau Bayar Tagihan Air PAM di Tanjabtim
Tunggakan tagihan pelanggan air bersih UPTD SPAM Tanjabtim jumlahnya mencapai puluhan juta.
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA SABAK - Tunggakan tagihan pelanggan air bersih UPTD SPAM Tanjabtim jumlahnya mencapai puluhan juta. Tunggakan pelanggan di Kecamatan Dendang tercatat paling tinggi.
Tunggakan pelanggan tersebut tidak hanya terjadi karena pandemi virus corona, melainkan tunggakan sudah terjadi sejak awal pengoperasian SPAM di kecamatan tersebut.
Kepala UPTD SPAM Tanjabtim, Fauzan mengatakan, tunggakan tersebut sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu dan terus berlanjut bukan hanya di masa pandemi saat ini.
"Justru kalau dikaitkan dengan pandemi tidak terlalu berpengaruh, karena beban pelanggan yang harus dibayarkan jumlah tidak terlalu tinggi (masih terjangkau)," ujarnya, Rabu (3/6).
• Enam Hari Menghilang Diculik, Narmi Andriani Akhirnya Bertemu Sang Ayah di Jakarta
• Nenek 70 Tahun Dianiaya Ketua RT, Diduga Ribut Gara-gara Bansos
• Siap Gelar Pilkada Desember, KPU Tanjabbar Tunggu Regulasi untuk Covid-19
"Tunggakan ini justru tunggakan yang bertumpuk sejak lama, sehingga jumlahnya semakin bertambah," jelasnya.
Jika ditotalkan jumlah tunggakan pelanggan mencapai puluhan juta. Jumlah tersebut merupakan pelanggan dari Kecamatan Rasau, Nipah dan Dendang.
"Tapi kalo Dendang tunggakannya sudah terjadi sejak awal sudah nunggak," sebutnya.
Pihaknya sudah berencana akan melakukan penagihan secara jemput bola, dengan melibatkan pihak keamanan. Namun tindakan tersebut dinilainya kurang efektif dan kasihan bagi masyarakat, mengingat penghasilan masyarakat saat ini yang terbilang anjlok.
Sementara itu, salah satu warga Kecamatan Dendang yang merupakan pelanggan air bersih yang tidak ingin disebutkan namanya menuturkan, banyaknya warga yang menunggak tersebut bukan tanpa alasan.
Menurutnya, banyak pasokan air dari pipa SPAM tersebut tidak mengalir dengan maksimal. Tidak jarang air tersebut mati.
"Contoh saja aliran air di Desa Sidomukti, airnya hanya netes saja kadang dak keluar. Sebulan belum tentu lancar, makonyo banyak ynag nunggak," tuturnya.
Lanjutnya, berbeda dengan daerah yang dekat dengan mesin penyedot alirannya akan lebih lancar dan terpenuhi. Warga berharap minta pemerintah perbaiki fasilitas yang ada. (usn)