Kerusuhan di Amerika
Demonstrasi dan Kerusuhan di Amerika Semakin Menjadi-jadi, Ada yang Ditembak Mati di Kentucky
Wali Kota Kentucky Greg Fischer mengatakan pada konferensi pers pada hari Senin, kepala polisi di Louisville dipecat dan dua petugas diberi cuti
TRIBUNJAMBI.COM, LOUISVILLE - Demonstrasi dan kerusuhan di Amerika semakin menjadi-jadi.
Kondisi itu bisa memicu kondisi keamanan di AS semakin rapuh.
Terbaru, seorang pemilik restoran kulit hitam di Kentucky ditembak mati pada Senin pagi (1/6/2020).
Peristiwa itu terjadi ketika polisi dan pasukan Garda Nasional menembakkan senjata saat membubarkan kerumunan yang memrotes pembunuhan warga Amerika keturunan Afrika, George Floyd, oleh seorang polisi.
"Kami mengalami tragedi mengerikan semalam di 26th dan Broadway.
• Kata Psikolog Soal Aksi Viral Pengguna TikTok yang Oleskan Pasta Gigi ke Muka agar Glowing
• Kota Surabaya Dijuluki Wuhan Kedua, Apa Penyebab Covid-19 Meningkat Tajam Disana?
• BERITA POPULER Penangkapan Buaya 4 Meter di Tangkit Pakai Alat Setrum
"Kami kehilangan seorang warga negara yang luar biasa bernama David McAtee," kata Fischer," seperti dikutip Reuters, Senin (2/6/2020).

Kematian McAtee, yang memiliki resto Yaya's BBQ, menandai kedua kalinya polisi Louisville tidak menggunakan kamera tubuh selama insiden penembakan di mana seorang warga kulit hitam yang tidak bersenjata terbunuh. McAtee terbunuh tak jauh dari lokasi restonya.
Seperti para pengunjuk rasa di seluruh negeri, para pengunjuk rasa di Louisville marah dengan perlakuan terhadap George Floyd, seorang pria kulit hitam berusia 46 tahun yang meninggal di tahanan polisi Minneapolis setelah dijepit di bawah lutut petugas kulit putih selama hampir sembilan menit.
Tetapi mereka juga memprotes para perwira Louisville yang menembak wanita kulit hitam berusia 26 tahun bernama Breonna Taylor pada 13 Maret 2020 lalu ketika menjalankan perintah "no knock" search warrant di apartemennya.
Sekadar tahu, di AS, no knock search warrant adalah surat perintah yang dikeluarkan pengadilan yang memungkinkan petugas penegak hukum memasuki properti tanpa pemberitahuan terlebih kepada penghuni.
Ini untuk menghindari penghuni menghilangkan barang bukti atau untuk meminimalisir ancaman terhadap keselamatan petugas dalam menjalankan tugasnya.
Protes atas ketidaksetaraan rasial telah melanda kota-kota besar AS selama seminggu, ketika para pejabat memperpanjang jam malam dengan harapan mencegah penjarahan dan perusakan yang telah berlangsung berhari-hari.
Fischer menambahkan, bagaimanapun, bahwa pihak berwenang tahu dua polisi Louisville dan dua tentara Garda Nasional telah menembakkan senjata mereka.
"Para petugas mengatakan mereka membalas tembakan setelah seseorang menembak mereka, kata Fischer.
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Protes sulit teratasi, polisi tembak mati pemilik resto kulit hitam di Kentucky
• Sudah Menunggu 9 Tahun, Pemerintah Batalkan Keberangkatan Haji Tahun 2020, Ilyas: Semoga Ada Hikmah
• Bawang Merah Ikut Andil Inflasi di Kota Jambi dan Muara Bungo
• Jangan Remehkan Protokol Pencegahan Virus Corona,97 Pasien Positif Corona Di Batam Tertular dari OTG