Tak Ada yang Tahu Ada Taji di Kaki Donald Trump, Istri Ketiga Umurnya Ternyata Selisih 24 Tahun
Sosok pria berambut unik lebih dikenal dengan sebutan Donal Trump. Karier dan bisnisnya pun semakin menggurita sejak muda
Penulis: Suci Rahayu PK | Editor: Duanto AS
Trump memulai kariernya di perusahaan ayahnya, The Trump Organization yang berkonsentrasi di bidang penyewaan rumah kelas menengah.
Salah satu proyek pertamanya adalah merenovasi komplek apartemen Swifton Village di Cincinnati, Ohio.
Trump mengubah kompleks apartemen 1200 unit dan menaikkan tarif 66% menjadi 100%.
Ketika menjual kembali Swifton Village seharga US$ 12 juta, Trump Organization meraup keuntungan sebesar US$ 6 juta.
Pada 1970-an, Trump mendapat keuntungan dari Pemerintah kota New York atas pembayaran pajak sebagai ganti krisis keuangan yang dihadapi Hotel Commodore.
Trump juga sukses mengembangkan bidang properti untuk Javits Convention Center.
Berkembangnya Javits Convention Center membuat Trump berurusan dengan pemerintah kota New York.
Salah satu proyeknya yang bernilai US$ 110 juta ternyata membuat New York membayar antara US$ 750 juta hingga US$ 1 miliar.
Trump menawarkan untuk mengganti rugi proyek itu tetapi tawarannya ditolak.
Resesi dan kebangkrutan
Pada 1990, sebagai dampak dari resesi, Trump kesulitan membayar utangnya.
Ia dihadapkan pada masalah pembayar pinjaman atas kasino ketiganya yaitu Taj Mahal yang setara dengan 1 miliar dollar dengan bunga sangat tinggi.
Meski ia harus mempertahankan bisnisnya dengan tambahan pinjaman dan menunda pembayaran bunga pinjaman, pada tahun 1991 melonjaknya utang membuat bisnisnya mengalami kemunduran yang besar. Bank-bank telah kehilangan ratusan juta dolar.
Pada 2 November 1992, Trump Plaza Hotel terpaksa merencanakan paket perlindungan dari kebangkrutan setelah tidak mampu membayar tunggakan pinjaman.
Dalam rencananya, Trump bersedia untuk memberikan 49 persen saham dari Hotel mewah tersebut. Kepada Citibank dan 5 penyandang dana lainnya.
Namun sebaliknya, Trump menerima keadaan yang lebih baik yaitu menjabat posisi sebagai Chief Executive, meski tanpa bayaran.