Virus Corona

Akhirnya Risma Menjawab Mengapa Kasus Corona di Surabaya Meroket Tajam bahkan Tertinggi di Jatim

Kasus Virus Corona di Jawa Timur berada di bawah DKI Jakarta yang masih menjadi provinsi dengan jumlah terbanyak Covid-19.

Editor: Tommy Kurniawan
Kolase
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini 

"Jadi memang bisa bahwa data itu menunjukkan bahwa masih tingginya kasus di Jawa Timur dan Surabaya," ujar Prof Nidom.

Selain itu, bisa jadi kasus Virus Corona di Jawa Timur ini tinggi karena memang jumlah pengecekan lebih tinggi dari daerah lain.

Apalagi selama ini belum ada perbandingan jumlah orang yang dites antara daerah satu dengan lainnya.

"Tapi bisa juga karena aktifnya pengujian sehingga jumlah diuji itu besar, otomatis prosentase akan meningkat jumlah yang positif itu akan meningkat."

"Itu juga akan selama ini belum ada perbandingan dari sekian itu berapa jumlah yang disampling," jelas Nidom.

Sehingga, hal itu tidak menutup kemungkinan bahwa daerah lain bisa jadi juga sama banyaknya dengan Jatim.

"Apakah sama yang disampling dengan daerah-daerah lain sehingga Surabaya tampak sebagai episentrum."

"Mungkin saja daerah-daerah lain melakukan hal yang sama dengan Surabaya dan Jawa Timur mungkin memberikan kasus yang sama, memberikan fonemenan gambaran yang sama," katanya.

Lalu, Prof Nidom mengaku khawatir nantinya akan terjadi fenomena gunung es.

"Seperti yang Pak Wagub bilang bahwa sebetulnya Covid-19 ini kan masih kita khawatirkan terjadi gunung es."

"Sehingga semakin besar kita pengujiannya, kemudian semakin nampak berapa banyak jumlah yang positif di lapangan," ungkap Nidom.

Gunung es bisa terjadi karena ada penumpukan pengujian.

"Yang ketiga validitas pengujian jadi dikatakan oleh Pak Wagub terjadi penumpukan pengujian, sementara itu membutuhkan kecepatan di dalam hasil diagnosis," ujar dia.

Selain itu, adanya kemungkinan tenaga lab terkena Virus Corona sehingga mempengaruhi hasil data.

"Apalagi lab ini di suspend karena diduga ada tenaga lab yang terinfeksi nah ini kan juga mempengaruhi hasil apakah terjadi kontaminasi polos positif dalam pengujian-pengujiannya, karena yang menguji terjadi infeksi yang positif, nah ini kan komprehensif melihat data," ujar dia.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved