Siap-siap Lonjakan Kasus Covid-19 di AS, Buntut Demonstrasi Pembunuhan George Floyd
Kasus Covid-19 di Amerika Serikat terancam kembali melonjak. Hal ini buntut dari aksri protes besar-besaran yang terjadi di seluruh Amerika Serikat ka
TRIBUNJAMBI.COM - Kasus Covid-19 di Amerika Serikat terancam kembali melonjak. Hal ini buntut dari aksri protes besar-besaran yang terjadi di seluruh Amerika Serikat karena pembunuhan terhadap pria kulit hitam, George Floyd yang dilakukan polisi kulit putih.
Beberapa pemimpin tampak meminta ketenangan di tempat-tempat di mana kerumunan orang tampak menghancurkan toko dan mobil polisi.
• Kelamaan Libur Sekolah, Angka Kehamilan Remaja di Jepang Meroket
• Mulai Hari Ini Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Kembali Dibuka
• Ternyata Niat Baik Syahrini Ditolak Mentah-mentah Luna Maya, Tawaran Mediasi Diungkap Aisyahrani
Pada beberapa malam terakhir, mereka bahkan membagikan masker dan memperingatkan para demonstran bahwa mereka berada dalam risiko penularan besar Covid-19.
Dilansir The Associated Press, wali kota Atlanta, Keisha Lance Bottoms pada Sabtu sore (30/5/2020) mengatakan, "Jika Anda ikut dalam demo protes semalam, Anda kemungkinan harus mengikuti tes Covid-19."
Dia juga menambahkan, "Masih ada wabah di Amerika yang membunuh orang kulit hitam dan cokelat dalam jumlah yang lebih tinggi."
Gubernur Minnesota mengatakan terlalu banyak pengunjuk rasa yang tidak melakukan social distancing atau memakai masker wajah.
• Sensus Penduduk Online 2020 Telah Berakhir, Bagaimana Nasib Masyarakat yang Belum Mendaftar?
• Update Virus Corona di Seluruh Dunia Minggu 31 Mei 2020, Kasus Covid-19 Tembus 6,1 Juta
• Canggih, Kafe Korea Selatan Ini Gunakan Robot Barista, Tujuannya Jaga Physical Distancing
Mereka tidak memedulikan peringatan di awal pekan soal kewajiban memakai masker dan social distancing itu. Kebanyakan tidak mengacuhkan dan tidak terpengaruh.
"Tidak apa-apa bahwa di tengah pandemi kita harus berada di sini mempertaruhkan hidup kita," kata Spence Ingram pada Jumat setelah berbaris dengan pengunjuk rasa lain ke negara bagian Capitol di Atlanta.
"Tapi aku harus memprotes untuk hidupku dan berjuang untuk hidupku sepanjang waktu."
• Detik-detik Suami Istri Tewas Dalam Kecelakaan Maut Motor VS Honda Mobilio Ketika Hendak Lebaranan
• Nikita Mirzani Marah-marah di Instagram, Sebut Musuhnya yang Tak Penuhi Panggilan Polisi: Iblis Lo!
• Lonjakan Kasus Covid-19 Kembali Terjadi di Korea Selatan Pasca Terapkan New Normal
• Minum dan Mandi Air Panas Ternyata Mampu Matikan Virus Corona? Begini Penjelasan Dokter
Ingram (25) yang mengenakan masker wajah, mengatakan dia menderita asma dan khawatir tertular virus.
Tapi dia berkata sebagai wanita kulit hitam, dia selalu merasa bahwa hidupnya berada di bawah ancaman dari polisi dan dia perlu memprotes hal itu.
Demonstrasi atas pembunuhan George Floyd, seorang pria kulit hitam yang meninggal setelah seorang petugas polisi kulit putih Minneapolis menekan lutut di lehernya, datang pada saat banyak kota mulai bersantai dengan perintah tetap di rumah.
Para ahli kesehatan khawatir dan mulai takut bahwa pembawa virus yang asimptomatik alias tidak memiliki gejala tanpa disadari dapat menginfeksi orang lain pada demo protes.
"Apakah mereka bersemangat atau tidak itu tidak mencegah mereka terkena virus," kata Bradley Pollock, ketua Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat di University of California, Davis.
Bahkan untuk banyak pengunjuk rasa yang telah memakai masker, mereka tidak dijamin terlindung dari virus corona.